Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Ngabumi di Situs Budaya Pulomajeti, Lingkungan Siluman, Kelurahan/Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, berlangsung Rabu (26/08/2020). Acara ini bertujuan untuk memuliakan bulan Muharram.
Situs budaya yang terkenal mistis itu menjadi lokasi kegiatan rutin tadisi hajat bumi atau Ngabumi. Dalam acara tersebut, puluhan warga serta sesepuh adat setempat terlihat khidmat mengkuti serangkaian kegiatan.
Tampak hadir pula Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana, beserta sejumlah pelaku seni dan budaya dari Kota Banjar dan luar daerah.
Lurah Purwaharja, Erik Kiswanto, mengatakan, tradisi Ngabumi di Situs Budaya Pulomajeti bukan sekedar upaya melestarikan budaya warisan para leluhur semata. Tapi juga upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Untuk itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah Kota Banjar, serta semua pihak untuk ikut berkontribusi menjaga tradisi Ngabumi ini agar bisa terus lestari.
“Tradisi Ngabumi ini harus terus terjaga bersama. Syukur-syukur nantinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” kata Erik.
Ia juga mengatakan, sebetulnya banyak para pecinta seni budaya dari berbagai daerah siap datang memeriahkan agenda tradisi tahunan Situs Budaya Pulomajeti. Namun, karena situasi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, maka peserta yang hadir menjadi terbatas.
“Banyak tamu dari luar daerah yang sudah konfirmasi untuk hadir. Tapi kami cegah agar pelaksanaan ngabumi bisa berjalan sesuai protokol kesehatan,” terang Erik.
Tingkatkan Ekonomi Melalui Pelestarian Budaya
Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjar, H Nana Suryana, mengatakan, harapan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui pelestarian budaya itu bisa saja terwujud. Dengan catatan, masyarakat bisa membaca peluang pengembangan ekonomi.
Terlebih keberadaan akses infrastruktur yang ada sekitar Situs Budaya Pulomajeti sekarang ini cukup mendukung. Hal itu karena lokasinya berada pada kawasan hutan dan pegunungan, sehingga berpotensi sebagai rest area dengan memunculkan konsep keindahan alam terbuka.
“Potensinya sudah ada, tinggal pemanfaatan dan mengolahnya dengan baik. Ketika masyarakatnya melakukan hal itu, kami yakin harapan tersebut bisa menjadi kenyataan,” kata Nana. (Muhlisin/R3/HR-Online)