Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan untuk Gugus Tugas Covid-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Bandung, Selasa (11/8/2020). Dalam kesempatan itu, Presiden apresiasi penanganan Covid-19 Jabar terkendali. Dari level kewaspadaan untuk periode 3 ini, dilaporkan tidak ada wilayah zona merah (risiko tinggi) di Jabar.
Di periode 3 ini sampai 9 Agustus 2020, 14 Kota/Kabupaten masuk zona oranye atau risiko sedang. 13 Kota/Kabupaten zona kuning (risiko rendah). Sedangkan untuk level kecamatan, ada 228 kecamatan masuk zona hijau. Meski ada kenaikan kasus dibeberapa dearah, tapi anga reproduksi efektif Jabar berada di angka 0,86.
“Terimakasih kepada gubernur, Forkopimda, Wali Kota, Bupati dan jajaran gugus tugas, dan semuanya yang telah kerja keras untuk mengendalikan Covid-19 di Jabar. Sehingga kondisi yang ada terkendali,” ujar Presiden.
Presiden menilai penanganan Covid-19 Jabar tekendali. Rata-rata daereah masuk zona kuning dan hijau. Presiden berharap kondisi itu bisa dikendalikan dan dipertahankan. Bahkan lebih bagus ditingkatkan dari zona kuning ke hijau.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengingatkan kepada seluruh warga negara untuk mentaati protokol kesehatan. Sebelum vaksin Covid-19 selesai diuji dan bisa digunakan kepada seluruh rakyat.
Presiden mengingatkan penanganan dengan skala kecil bisa efektif dalam memutus penularan Covid-19. Intervensi tingkat desa atau kampung penting dilakukan. Pemprov Jabar dinilai telah melakukan hal tersebut dan diharapkan agar diteruskan.
Penanganan Covid-19 Jabar Terkendali, Presiden Minta Masyarakat Disiplin
Masyarakat diminta disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, terutama pakai masker saat beraktivitas. Karena pemakaian masker ini merupakan kunci keberhasilan dalam mencegah penyebaran Covid-19.
“Benar yang diucapkan Bapak Gubernur yang memilih masker daripada PSBB. Diharapkan di Jabar dua minggu ini, dibantu TNI/Polri serta Gugus tugas di daerah untuk masker ini bisa dikerjakan secara masif,” kata Presiden.
Presiden menyebut kesehatan dan ekonomi sama-sama penting. Untuk itu kepala daerah harus mampu mengatur dua hal tersebut dimasa Pandemi. Penanganan Covid-19 Jabar terkendali, tapi urusan ekonomi juga harus diurus.
“Tak hanya mengurus Covid-19. Tapi soal ekonomi tidak diurus. Yang akibatkan menimbulkan persoalan sosial ekonomi di masyarakat. Gubernur, Bupati dan Wali Kota managemennya harus dikendalikan dengan langkah yang baik,” terangnya.
Ketua Gugus Tugas COVID-19 Jabar Ridwan Kamil menyebut Jabar merupakan daerah paling rawan penularan COVID-19 dimana jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa.saat ini Jabar berada di urutan 5 dari 34 Provinsi. Hal itu berkat kekompakan semua pihak.
“Jumlah kasus aktif sekarang tinggal 2.927 orang. Dan yang sembuh sebanyak 4.444 orang,” jelasnya. (R9/HR Online)