Penyebab ledakan di Beirut Lebanon pada Selasa (4/8/2020), diduga akibat amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan Beirut.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Daib menduga, ledakan tersebut dipicu oleh 2.750 amonium nitrat, yang tersimpan di gudang dekat pelabuhan Beirut selama 6 tahun lamanya.
Amonium nitrat tersebut merupakan hasil sitaan dari kapal kargo pada tahun 2014 lalu disimpan digudang.
Meski demikian, pihak pemerintah setempat belum bisa memastikan penyebab ledakan di Beirut Lebanon tersebut.
Hassan Daib pun dalam twiternya menyebut akan segera mencari orang yang bertanggungjawa atas ledakan di Beirut.
Ia akan memberikan hukuman sebeat-beratnya bagi pelaku yang dianggap bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan 70 orang lebih meninggal dunia.
Penyebab Ledakan di Beirut Versi Donald Trump
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donal Trump menduga, penyebab ledakan di BeirutLebanon adalah serangan bom.
Pernyataannya tersebut berdasarkan hasil analisis petinggi militer AS. Pihaknya pun siap membantu Lebanon dalam upaya penanggulangan insiden ledakan ini.
Trump pun mengaku ikut berduka atas insiden yang terjadi di Beirut. Hal tersebut ia sampaikan dihadapan wartawan di Amerika Serikat.
Berbeda dengan Trump, Presiden Michel Aoun berpendapat, penyebab ledakan di Beirut Lebanon adalah kecelakaan industri, bukan merupakan serangan bom seperti yang dikatakan Trump.
Seperti diketahui, banyak warga yang menduga ledakan di Beirut diakibatkan karena insiden di sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.
Amonium nitrat sendiri merupakan bahan utama pembuatan pupuk dan bahan peledak.
Baca Juga: Ledakan di Lebanon, 78 Orang Meninggal 4.000 Luka, 1 WNI Jadi Korban
Ledakan di Beirut Tewaskan 70 Orang, 4000 Luka-luka
Insiden ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) kemarin dilaporkan telah menewaskan 70 orang lebih. Meski belum diketahui penyebab ledakan di Beirut, namun insiden tersebut menjadi kabar duka bagi warga dunia.
Selain mengakibatkan korban meninggal, ledakan tersebut juga membuat 4000 orang luka-luka. Seorang petugas medis disana menyebutkan, 200 sampai 300 orang mengalami luka berat dan dilarikan ke Rumah Sakit di Beirut.
Ia menceritakan kondisi di lokasi kejadian begitu mengerikan. Banyak warga yang berdarah dan terluka hingga harus dibawa ke rumah sakit.
Warga sekitar lokasi ledakan mengaku dirinya tidak tau secara pasti penyebab ledakan di Beirut. Hanya saja ia mengaku merasa seperti akan mati saat ledakan terjadi. Telinganya hampir pecah mendengar kerasnya suara ledakan.
Hari Berkabung Nasional Lebanon
Ledakan di Beirut yang maha dasyat, hingga menelan puluhan korban jiwa dan ribuan korban luka, akan diperingati sebagai hari berkabung nasional negara Lebanon.
Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengumumkan bahwa tanggal 5 Agustus ini sebagai hari berkabung nasional.
Pemerintah Lebanon juga menyatakan kondisi darurat selama dua minggu kedepan untuk memulihkan situasi dan kondisi. Pihaknya pun akan segera mencari penyebab ledakan di Beirut.
Kepala Rumah Sakit Universitas Beirut, Dr Firass Abiad, menyebut, pihak rumah sakit kewalahan karena banyaknya korban luka yang dibawa ke rumah sakit.
Kata dia, ruang IGD mendadak kacau karena banyaknya korban yang terluka. “Kebanyakan dari mereka terluka karena terkena pecahan kaca,” katanya.
Baca Juga: Ledakan di Beirut, Mohamed Salah Patah Hati, Trump Sebut Itu Bom
1 WNI Jadi Korban Ledakan di Beirut
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri RI, Tengku Faizasyah, mengatakan, ada satu orang WNI yang menjadi korban ledakan di Beirut.
WNI tersebut merupakan pekerja migran. Beruntung saat ini kondisinya sudah stabil, bisa bicara dan berjalan, setelah diobati dokter ia pun kembali ke apartemennya. Pihaknya pun mengaku sampai saat ini tidak tahu penyebab ledakan di Beirut.
Hanya saja, ia meminta WNI yang ada di sana agar sellau waspada. Saat ini di Lebanon ada sekitar 1.447 WNI, 213 orang merupakan warga dan keluarga KBRI, sementara 1,234 lainya adalah anggota TNI kontingen Garuda.
Sementara itu, seorang mahasiswa di Lebanon bernama Fitrah Alif, mengabarkan, jika ledakan yang terjadi di Beirut tidak berdampak pada dirinya dan 60 temannya.
Itu karena lokasi tempat mereka tinggal berada sekitar 80 kilometer dari pusat ledakan. Namun ada salah satu temannya yang tinggal hanya 8 kilometer dari pusat ledakan. Temannya tersebut merasakan adanya goncangan seperti gempa saat ledakan terjadi.
Fitrah Alif membagikan kabar tersebut lewat akun twiternya. Namun ia sendiri tidak tahu penyebab ledakan di Beirut itu karena apa. (R8/HR Online)