Minggu, Maret 23, 2025
BerandaBerita TerbaruBahaya Masker Scuba dan Buff, Kenapa Dilarang?

Bahaya Masker Scuba dan Buff, Kenapa Dilarang?

Bahaya masker scuba dan buff, akibatnya ada larangan untuk memakai jenis masker ini. Padahal, kedua masker tersebut jadi pilihan banyak orang. Sebab, pemakaiannya sangatlah mudah daripada jenis masker lainnya.

Namun ternyata, para ahli meragukan efektivitas dari masker scuba maupun buff. Polemik ini mencuat ketika PT KCI melarang calon penumpang KRL menggunakan masker scuba dan buff.

Alasan yang membuat PT KCI melarang penggunaan masker tersebut karena tidak efektif menahan droplet. Padahal masker menjadi alat penting dalam mencegah penularan dari virus Corona.

Baca Juga: Gubernur Jabar : Masker Scuba dan Buff Tidak Boleh Dipakai Lagi

Sehingga, kualitas dari masker perlu perhatian lebih, agar fungsinya bisa berjalan dengan baik. Ada banyak alasan yang membuat masker scuba dan buff berbahaya. Berikut beberapa alasannya.

Bahaya Masker Scuba dan Buff

Ramainya perbincangan tentang masker Scuba dan Buff tentunya tentunya ada alasan-alasan logis. Sejumlah penelitian dari para ahli menguatkan alasan tersebut. Adapun beberapa alasan tersebut adalah sebagai berikut.

Hanya Terdiri dari Satu Lapis Saja

Seperti  Anda ketahui, baik masker scuba ataupun buff hanya memiliki satu lapisan saja. Mirisnya, satu lapis kain tersebut sangatlah tipis. Sehingga, tidak bisa membantu mencegah penularan dari virus Corona.

Kemungkinan besar, virus tidak tersaring. Sementara itu, masker yang baik digunakan terdiri dari tiga lapis.

Mudah Melar

Bahaya masker scuba dan buff juga karena memiliki bahan yang mudah melar. Ketika para pengguna memakai masker akan terjadi peregangan bahan, sehingga kerapatan porinya menjadi besar.

Selain itu, bisa membuat permebilitas udara menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, peluang partikular virus menembus kain masker bisa bertambah besar.

Mirisnya lagi, penggunaan masker scuba sering salah. Beberapa orang justru menarik maskernya sampai ke dagu.

Hal ini tentu bisa membuat masker menjadi lebih mudah melar dan akan membuatnya longgar ketika kembali digunakan. Sehingga, masker tidak menutup hidung dengan lebih rapat lagi.

Tidak Bisa Mencegah Droplet yang Keluar

Menurut penelitian Duke University, California Utara, buff tidak efektif untuk mencegah droplet. Droplet sendiri merupakan tetesan pernapasan yang keluar dari mulut dan menjadi salah satu media penularan virus corona.

Baca Juga: Cara Mencuci Masker Kain Corona yang Benar Menurut CDC Amerika

Sehingga, ketika seseorang berbicara dan dropletnya keluar, maka risiko penularannya semakin tinggi. Hal ini menjadi dasar mencuatnya bahaya masker scuba dan buff di tengah masyarakat.

Bahkan, dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa pemakai buff memiliki risiko lebih tinggi daripada seseorang yang tidak memakai masker sama sekali.

Hal ini bisa terjadi karena buff bisa membuat droplet menjadi semakin berkembangbiak melalui udara. Bahan untuk pembuatan buff pun bisa memecah droplet menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.

Berbahan Elastis dan Porinya Besar

Adanya berbagai penelitian yang menyebutkan bahaya masker scuba dan buff karena alasan bahannya. Bahan dari masker scuba dan buff sangat elastis. Buff sendiri dianggap bukan sebuah masker.

Sebab memiliki jaringan pori yang jauh lebih besar. Selain itu, keduanya tidak memiliki ruang bagi bibir ketika ia akan berbicara.

Hal ini tentu membuat penggunanya merasa tidak nyaman. Jika seseorang memakai masker ini kemudian berbicara, maka mereka akan sibuk dengan memperbaiki letak dari masker tersebut yang terus turun.

Kemampuan Filtrasinya Rendah

Alasan yang mendasari bahaya masker scuba dan buff terakhir adalah kemampuan filtrasinya rendah. Menurut PT KCI, kedua masker tersebut hanya efektif mencegah penularan virus Corona sebesar 5% saja. Sebab, bahan yang hanya satu lapis. Buff sendiri memiliki fungsi lain yang ternyata bukan untuk mencegah penularan virus Corona.

Buff justru berfungsi untuk melindungi leher saja. Berbagai penelitian sebelumnya memang meragukan efektivitas dari kedua masker ini.

Ada baiknya jika memang tidak memiliki masker bedah, maka pakailah masker kain. Hanya saja, penggunaan masker kain juga harus dengan tisu yang sudah dilipat menjadi tiga bagian.

Itulah alasan yang mendasari bahaya masker scuba dan buff. Saat ini masker medis sudah banyak beredar kembali, sehingga tidak ada salahnya Anda memakai masker medis. Jika tidak ada, maka masker kain biasa sudah cukup. Tetapi jangan lupa lapisi dengan tissu atau bisa juga gunakan masker kain berlapis. (Ndu/R7/HR-Online)

Vivo V50 Lite 4G, HP dengan Baterai Besar dan Fitur Canggih

Vivo V50 Lite 4G, HP dengan Baterai Besar dan Fitur Canggih

Vivo, produsen smartphone asal China, baru-baru ini meluncurkan Vivo V50 Lite 4G di pasar Turkiye. Sebagai pelengkap dari Vivo V50 yang telah rilis di...
Cara Swipe Text di iPhone, Tingkatkan Kecepatan Mengetik

Cara Swipe Text di iPhone, Tingkatkan Kecepatan Mengetik

Pengguna bisa coba cara swipe text di iPhone. Istilah tersebut juga terkenal dengan swipe keyboard yang bernama QuickPath. Saat melakukan hal tersebut, pengguna iPhone...
Cara Setting Kamera Xiaomi Agar Jernih untuk Hasil Foto Maksimal

Cara Setting Kamera Xiaomi Agar Jernih untuk Hasil Foto Maksimal

Xiaomi terkenal dengan ponsel pintar yang menawarkan berbagai fitur kamera HP canggih. Namun, banyak pengguna yang tidak mengetahui cara setting kamera Xiaomi agar jernih...
Street Glide Ultra Akhirnya Akan Hadir di Pasar Otomotif Indonesia

Street Glide Ultra Akhirnya Akan Hadir di Pasar Otomotif Indonesia

Street Glide Ultra akan menghadirkan model terbaru, menambah jajaran motor touring dari Harley Davidson yang selalu mencuri perhatian. Siapa yang tidak mengenal motor legendaris...
Investasi Industri MRO di Batam, Peluang Besar bagi Sektor Kedirgantaraan

Investasi Industri MRO di Batam, Peluang Besar bagi Sektor Kedirgantaraan

BP Batam terus mengawal investasi industri MRO pesawat terbang. Ya, Badan Pengusahaan (BP) Batam terus mengawasi dan mendukung perkembangan investasi di sektor industri kedirgantaraan....
Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Diprediksi Capai 140 Juta Orang

Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Diprediksi Capai 140 Juta Orang, Ini Persiapan Kemenhub

harapanrakyat.com,- Survey Badan Kebijakan Transportasi (BKT) memprediksi, bahwa jumlah pemudik lebaran di tahun 2025 ini mencapai 146,48 juta orang. Sementara guna mengantisipasi lonjakan mudik...