Berita Banjar (harapanrakyat.com).- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Pertanian (DKP3) Kota Banjar membagikan bantuan benih ikan kepada 50 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan).
Bantuan yang berasal dari dana jaring pengaman ekonomi (JPE) tersebut berupa dalam bentuk benih ikan, pakan ikan dan sarana penunjang lainnya.
Kabid Perikanan DKP3 Kota Banjar, Yadi, Rabu (14/10/2020), menjelaskan, bantuan ini sudah dinanti-nanti oleh Pokdakan. Terlebih saat ini sudah memasuki musim penghujan.
Menurut Yadi, sudah ada 45 pokdakan yang menerima bantuan. Namun saat ini, pihaknya masih mengalami sedikit kendala, yakni terdapat beberapa kolam milik Pokdakan yang belum optimal dari sisi pengairan.
“Sasaran kegiatan ini adalah 50 Pokdakan yang usahanya terganggu atau terancam gulung tikar akibat pandemic Covid-19,” katanya.
Lebih lanjut, Yadi menjelaskan, bantuan hibah ini merupakan stimulan untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha.
Kemudian stimulan bagi masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Serta bagi kaum milenial yang mulai merespon dan berminat pada budidaya ikan air tawar.
“Mereka akan diarahkan bergabung dalam kelembagaan atau kelompok pembudidaya ikan sehingga bisa merasakan hasilnya,” katanya.
Embrio Pokdakan
Sisi positifnya, kata Yadi, jika milienial ikut Pokdakan, mereka bisa mempelajari bagaimana cara membudidayakan ikan yang baik dan benar. Dengan begitu, lahirlah embrio Pokdakan yang baru.
“Walaupun bantuan penguatan ekonomi ini tidak seberapa besar, tapi dampaknya sangatlah besar. PDRB sektor pertanian, perkebunan dan perikanan di masa pandemi covid-19, naik secara perlahan jika dibandingkan sektor industri, konveksi dan jasa lainnya,” katanya.
Yadi berharap, kegiatan budidaya ikan di Kota Banjar tidak dijadikan sebagai aji mumpung, atau hanya sebatas untuk menyerap bantuan semata. Menurutnya, peluang pengembangan budidaya ikan air tawar sangat besar.
“Ini kalau dilihat dari potensi wilayah, SDA, irigasi primer dan sekunder DAS Citanduy, rawa, situ dan kolam konvensional. Semua potensi tersebar di wilayah Banjar bagian tengah dan timur,” katanya.
Teknologi Tepat Guna, Sistem Bioflok
Tidak hanya itu, lanjut Yadi, potensi pengembangan budidaya ikan juga bisa dilakukan di wilayah perkotaan seperti di Banjar bagian barat yang didominasi lahan kering.
Soalnya, Yadi menambahkan, dengan sentuhan teknologi tepat guna, misalnya sistem bioflok, masyarakat bisa membudidayakan ikan. Pihaknya pun bersedia untuk membantu memfasilitasi kebutuhan tersebut.
Di sisi lain, Yadi mengungkapkan, kebutuhan ikan konsumsi di Pasar Kota Banjar rata-rata 1 ton perhari. Bahkan, untuk hari libur dan hari raya, bisa naik mencapai 1,5 ton perhari.
Konsumennya, antaralain ikan nila sampai 75 persen, dengan rata-rata pembelinya kalangan rumahan dan warung makan. Kemudian untuk ikan lele, peminatnya adalah pedagang lesehan, angkringan dan kaki lima.
“Sekarang masyarakat sudah mulai beralih mengkonsumsi sayuran segar, buah segar dan ikan lokal. Alasannya karena merupakan bahan yang menyehatkan ketimbang olahan ataupun ragam produk makanan kalengan yang diawetkan,” pungkasnya. (Aji/R4/HR-Online)