Berita Pangandaran (harapanrakyat.com).- Pedagang gorengan di Desa Ciganjeung, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mengeluhkan sulitnya mendapatkan tahu dan tempe di pasaran.
Tahu dan tempe sendiri merupakan salah satu bahan utama untuk membuat gorengan.
Seperti yang disampaikan Broto, seorang pedagang gorengan di Desa Ciganjeung.
Ia mengaku, saat ini kesulitan mendapatkan tahu dan tempe di pasar.
“Kalau tidak cepat-cepat ke pasar, pasti tidak akan kebagian tahu tempe,” ujar Broto, Kamis (7/1/2021).
Selain sulit didapat, saat ini ukuran tahu dan tempe di pasaran semakin kecil.
Kecilnya ukuran tahu dan tempe tersebut kemungkinan besar karena saat ini bahan baku kacang kedelai harganya naik.
Berkurangnya ukuran tahu dan tempe tersebut tentunya sedikit merugikan pedagang gorengan.
“Kita pedagang jadi kena imbasnya, bagaimana caranya jualan tetap berjalan namun tidak rugi,” katanya.
Baca Juga: Harga Kedelai Meroket, Pengrajin Tahu di Pangandaran Perkecil Ukuran
Broto pun berinisiatif untuk mempertipis ukuran gorengan. Awalnya banyak pertanyaan dari pembeli kenapa ukurang gorengan menjadi tipis.
Ia pun menjelaskan alasan bahwa saat ini tahu cukup langka di pasaran dan ukurannya pun jadi kecil.
“Setelah kita jelaskan, para pembeli pun mengerti dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.
Sampai saat ini, Broto menjual gorengan dengan harga seperti biasanya yakni Rp 500 per buah.
“Kita berharap harga kacang kedelai kembali turun, sehingga produsen atau pengrajin membuah tahu dan tempe normal lagi tidak diperkecil,” pungkasnya. (Entang/R8/HR Online)
Editor: Jujang