Senin, Oktober 2, 2023
BerandaBerita TerbaruBiografi Ibnu Sina, Bapak Pengobatan Modern dari Islam

Biografi Ibnu Sina, Bapak Pengobatan Modern dari Islam

Biografi Ibnu Sina dalam sejarah Islam, terutama dalam dunia pengobatan dan filsafat sangat terkenal. Kecerdasannya sangat luar biasa terbukti dengan karyanya yang begitu besar.

Bahkan, ia sudah mampu mempelajari berbagai jenis ilmu pengetahuan sejak usia muda.

Nama lain di dunia barat lebih dikenal sebagai Avicenna. Ia merupakan seorang ilmuwan, filsuf dan dokter pada abad ke 10.

Tidak hanya itu, ia juga terbiasa menulis secara produktif untuk mengembangkan pemikiran dan ilmu pengetahuannya.

Mayoritas karya yang ia hasilkan berupa pengobatan dan filsafat. Sebagian besar orang menjulukinya sebagai Bapak Pengobatan Modern dan juga mendapatkan julukan profesor ketua atau Faikhur Rais.

Julukan tersebut sangat sesuai dengannya yang mana ahli di bidang kedokteran. Karyanya yang paling banyak dikenal adalah Qanun Fi Thib atau The Canon of Medicine.

Karya inilah yang melatarbelakangi berbagai penemuan dan kemajuan dunia medis di dunia barat.

baca juga: Kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani yang Ispiratif

Biografi Singkat Ibnu Sina

Lahir di Afsyanah, kota kecil di Uzbekistan, pada tahun 370 hijriyah atau 980 masehi, Ibnu Sina terlahir dari keluarga pegawai tinggi pada Dinasti Samaniah 204-395 Hijriah/819-1005 Masehi.

Ayahnya berasal dari Balkh Khorasan, sebuah provinsi di Afganistan yang jaraknya 74 kilometer dari perbatasan Uzbekistan.

Pada usianya yang masih belia, ia sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa. Hal tersebut terbukti sejak berumur 5 tahun sudah belajar dan menghafal Al-Quran.

Tidak hanya itu, ia juga mempelajari berbagai jenis ilmu agama.

baca juga: Ibnu Al Haytsam, Ilmuwan Muslim Penemu Kamera yang Mengubah Dunia

Mempelajari Ilmu Kedokteran

Ketika, usianya sudah beranjak 16 tahun, ia sudah mempelajari ilmu kedokteran. Pembelajaran yang ia dapatkan tidak hanya sekedar teori saja, namun ia juga melayani orang sakit dengan caranya sendiri.

Dalam biografi singkat Ibnu Sina, ia sejak itu sudah menemukan metode tersendiri untuk melakukan perawatan dan pengobatan. Ibnu Sina mulai membuka praktik dan menerima pasien sejak berusia 17 tahun.

Pengobatan yang dilakukan menjadi terkenal setelah melakukan penyembuhan atas penyakit salah satu penguasa pada Dinasti Samaniah. Penguasa tersebut adalah Nuh bin Mansur yang memerintah selama 976-997 Hijriah.

Pada masa itu, banyak tabib untuk menyembuhkan raja tidak berhasil. Maka sebagai hadiahnya, Ibnu Sina menetap di istana selama raja dalam proses penyembuhan.

Namun, ia menolak dan meminta izin untuk masuk ke ruang perpustakaan kerajaan.

Pengetahuan Ibnu Sina semakin meluas karena banyaknya buku yang ia temukan di perpustakaan tersebut.

baca juga: Kisah Abu Nawas, Penyair Islam Termasyhur di Masa Kejayaan Islam

Menguasai Berbagai Ilmu Pengetahuan

Meskipun, dalam biografi Ibnu Sina ia terkenal ahli dalam bidang kesehatan, namun ia juga memiliki banyak karya untuk berbagai jenis ilmu pengetahuan.

Beberapa bidang keilmuan yang ia telurkan adalah logika, fisika, matematika, geologi, alkimia, teologi islam, sastra dan lain sebagainya.

Sebenarnya, karya yang ia tulis lebih banyak berkaitan dengan dunia filsafat, jika membandingkannya dengan ilmu kedokteran.

Karya yang sudah ia tuliskan untuk bidang kedokteran sekitar 40. Sedangkan, di bidang filsafat berkisar 150. Ia merupakan salah satu sosok jenius yang mampu menulis sekitar 50 halaman tiap harinya.

Selama hidupnya tidak pernah kurang 238 buku. Karya tulis tersebut tertulis sejak umur 21 tahun di Bukhara, Ray Hamadan dan Isfahan.

Ia menuliskan buku As-Syifa dan An-najat dan Al-Magest. Selain itu, ia juga menulis tentang Zoologi dan Botani saat perjalanan menuju Nishapur.

Mendapat Gelar di Bidang Filsafat

Masih soal biografi singkat Ibnu Sina, ia tidak hanya mendapatkan gelar di bidang pengobatan, namun juga mendapatkan pengakuan atas kecerdasan dan ikut andil di dalam dunia filsafat.

Gelar yang ia peroleh adalah asy-syaikh ar Rais atau Guru Para Raja.
Ia mendapatkan gelar tersebut karena cara berpikirnya sangat mendalam dan pemahamannya juga kuat terhadap pandangan agama.

Pemahaman tersebut dapat mempengaruhi cara pandangnya terhadap cara pandang filsafat.

Ia juga memberikan pendapat bahwa nabi merupakan manusia paling unggul atau manusia pilihan Tuhan.

Hal ini berbeda dengan seorang filsuf yang hanya menerima ilham, sedangkan Nabi menerima wahyu.

Maka dari itu, Nabi sebagai pembawa wahyu harus menjadi pedoman dan teladan untuk umat manusia.

Demikian biografi Ibnu Sina sebagai salah satu ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh di berbagai bidang pengetahuan. (Muhafid/R6/HR-Online)

Cek berita dan artikel HarapanRakyat.com yang lain di Google News