Riwayat Nabi Zakaria dan istri Nabi Zakaria, Isya binti Imran. Nabi Zakaria adalah salah satu rasul Allah yang taat dan soleh dari kaum Bani Israil. Nabi Zakaria adalah salah satu keturunan Harun.
Beliau merupakan nabi yang taat dan tawakal hanya kepada Allah. Selalu melaksanakan apa-apa yang telah Allah perintahkan kepadanya.
Istri nabi Zakaria adalah Isya binti Imran, seorang muslimah yang solehah dari kaum Bani Israil juga.
Al Quran menyebutkan bahwa nabi Zakaria adalah sosok yang mendapat petunjuk dari Allah.
Termasuk orang yang selalu berbuat baik dan soleh, khusyuk, mendapat anugerah dengan tingginya derajat dan selalu menyegerakan dalam berbuat kebajikan.
Riwayat Nabi Zakaria dan Istri
Nama nabi Zakaria ada dalam Al Quran sebanyak tujuh kali. Terdapat dalam surat Surah Ali ‘Imran (3): 37-41, Maryam (19): 1-15, dan Al-Anbiya’ (21): 89-90.
Beliau hidup di tanah Palestina pada jaman kekuasaan kerajaan Romawi Raja Herodes. Pada masa tersebut, nabi Zakaria banyak mengalami pertentangan dengan kaumnya.
Mereka kebanyakan menentang ajaran Islam yang nabi Zakaria ajarkan.
Sebagai nabi yang selalu menggantungkan semua persoalan hidupnya hanya kepada Allah semata, maka nabi Zakaria pun mengadukan perihal kaumnya yang selalu memusuhinya itu.
Dalam setiap doanya beliau selalu meminta pertolongan Allah.
Salah satu doa yang sering beliau panjatkan adalah saat beliau meminta keturunan yang soleh untuk menjadi penerus mengajarkan tauhid ke kaum Bani Israil.
Mohon Keturunan yang Soleh
Demikianlah hari demi hari nabi Zakaria memohon kepada Allah agar mendapatkan penerus yang taat dan selalu berada di jalan yang Allah ridhoi.
Salah satu doa nabi Zakaria adalah terdapat dalam Al Quran surat QS al-Anbiya: 89 yang berbunyi “Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang terbaik”
Jelas di sana nabi Zakaria memohon agar Allah senantiasa bersamanya dan memberikan ahli waris yang soleh dan menjadi penerus ajaran Allah.
Istri Nabi Zakaria, Isya Binti Imran
Isya binti Imran adalah seorang wanita keturunan Bani Israil yang solehah. Nabi Zakaria menikahi beliau karena melihat ketaatan dan kesolehannya tersebut.
Dengan pemikiran bahwa dengan mempersunting Isya binti Imran maka nabi Zakaria berharap akan mempermudah jalannya dakwahnya.
Namun setelah menikah, dakwah yang nabi Zakaria jalankan tidaklah secara otomatis menjadi mudah. Banyak sekali pertentangan dan perlawanan yang berasal dari kaum Bani Israil.
Kaum Bani Israil memang setelah wafatnya nabi Musa dan nabi Harun menjadi semakin jauh dari ajaran Allah.
Kemaksiatan dan kefasikkan menjadi hal yang lumrah bagi mereka. Perjuangan nabi Zakaria bersama istrinya begitu sulit dan melelahkan.
Namun sebagai seorang pendamping setia, Isya binti Imran bukanlah wanita lemah. Beliau selalu mendukung setiap langkah perjuangan dakwah nabi Zakaria.
Pun saat nabi Zakaria memohon keturunan kepada Allah, istri beliau pun selalu setia mendampingi.
Di tengah kondisi mereka yang sudah tua dan lemah, mereka tidak pernah berhenti berharap akan pertolongan Allah.
Isya binti Imram ini adalah istri yang solehah dan taat dalam mengamalkan ajaran Taurat sejak menikah dengan nabi Zakaria.
Istri Nabi Zakaria yang Berusia Lanjut dan Mandul
Walaupun istri nabi Zakaria telah mendapat vonis mandul dan tidak bisa memiliki keturunan, namun usaha dan ikhtiar yang merela lakukan tidaklah pernah berhenti.
Saat usia nabi Zakaria hampir 100 tahun dan istri beliau sekitar 80 tahun, Allah menjawab doa-doa keduanya.
Nabi Zakaria memohon agar Allah memberinya tanda-tanda kehamilan istri nabi Zakaria.
Allah pun memberikan tanda-tanda kehamilan Isya binti Imran dengan tidak bicaranya nabi Zakaria selama tiga hari tiga malam.
Seperti yang terdapat dalam Al Quran surat QS Maryam “Tanda bagimu adalah bahwa engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau dalam keadaan sehat”.
Walaupun demikian, beliau tetap menemui kaumnya, namun nabi Zakaria tidak berbicara sepatah kata pun kepada mereka, sehingga kaumnya pun bertanya ada apa.
Nabi Zakaria hanya menulis di atas tanah dengan memerintahkan mereka untuk selalu menegakkan sholat.
Allah Maha Berkehendak dan Maha Kuasa
Namun apa yang menjadi pemikiran manusia memanglah dangkal. Kuasa Allah-lah yang menjadi penentu kehidupan.
Dalam keadaan yang menurut manusia sangatlah tidak mungkin bagi Isya binti Imran untuk mengandung dan memiliki anak. Allah berkehendak memberi mereka keturunan.
Istri Nabi Zakaria, Ibunda Nabi Yahya
Kelahiran nabi Yahya merupakan anugerah yang tidak ada hingganya bagi nabi Zakaria dan Isya binti Imran.
Karomah yang Allah berikan kepada istri nabi Zakaria ini adalah dengan memiliki putra yang memiliki sifat-sifat dan kebajikan yang ada padanya.
Nabi Yahya memiliki sifat agung yang selalu menaati perintah kedua orang tuanya, selalu mengesakan Allah dan memiliki sifat hanan. Sifat hanan adalah memiliki rasa lembut, cinta dan sayang.
Istri nabi Zakaria selalu mengajarkan putranya untuk selalu menyegerakan kebajikan, taat dan berlomba untuk selalu berada di jalan ketakwaan hanya kepada Allah.
Demikianlah karomah yang Allah berikan kepada istri nabi Zakaria yang terdapat dalam Al Quran dengan kisah hidupnya sebagai wanita solehah dan mulia.
Walau dengan kondisi tua dan mandul, tidak berarti dia berputus asa dari doa kepada Allah. Keyakinan dan ketakwaannya berbuah manis dengan kehadiran nabi Yahya yang menjadi salah satu rasul dalam riwayat 25 nabi dan rasul yang wajib kita yakini.
Nabi Yahya, Putra Nabi Zakaria dan Isya Binti Imran
Demikianlah Allah tunjukkan kuasa Nya. Meskipun secara lahiriah baik nabi Zakaria maupun istri nabi Zakaria adalah sepasang suami istri yang telah lanjut usia dan lemah, namun Allah begitu menyayanginya dengan memberikan seorang putra.
Saat istri nabi Zakaria mengandung, hanya berjarak enam bulan pada saat Siti Maryam melahirkan nabi Isa.
Kelebihan yang Allah anugerahkan kepadanya adalah kebijaksanaan yang ada padanya sejak kecil. Selain sudah dapat membaca dan mengamalkan kitab Taurat sejak usia enam tahun.
Putra dari nabi Zakaria dan Isya binti Imran tersebut kemudian diberinama Yahya.
Seperti halnya ayahnya, nabi Yahya pun banyak mendapat perlawanan dalam mengajarkan agama Islam ke kaum Bani Israil yang memang sangat susah untuk patuh dan taat dalam ajaran Allah. (Deni/R4/HR-Online)