Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Pandemi Covid-19 memaksa sistem pendidikan di Indonesia untuk beradaptasi. Salah satunya mengganti sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar secara daring.
Sayangnya, jaringan internet minim menjadi kendala proses pembelajaran jarak jauh atau daring. Salah satunya seperti terjadi di Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Salah seorang orang tua murid, Eni Heryani, warga Desa Pangkalan, Kecamatan Langkaplancar mengatakan, sistem pembelajaran daring di wilayah Langkaplancar terkadang tidak bisa dilaksanakan dengan mulus. Terutama bagi para orang tua yang harus membimbing anaknya belajar. Salah satu kendalanya adalah jaringan internet yang masih minim.
“Masih banyak desa-desa di Langkaplancar yang jaringan internetnya buruk,” kata Eni sambil memperlihatkan indikator jaringan internet di smartphone-nya yang hanya menunjukkan huruf E (Edge), Kamis (18/03/2021).
Lebih lanjut Eni mengatakan, minimnya jaringan internet bukan hanya dikeluhkan oleh para siswa saja. Namun masyarakat lainnya juga merasakan hal yang sama.
“Di tengah majunya teknologi seperti sekarang ini, jaringan internet bukan hanya dibutuhkan oleh kalangan tertentu. Namun hampir semua orang membutuhkan internet,” paparnya.
Eni berharap jaringan internet di Langkaplancar tidak lagi susah sinyal. Karena meskipun saat ini proses pembelajaran tatap muka sudah mulai diberlakukan kembali, namun internet sudah menjadi kebutuhan setiap kalangan masyarakat, tidak hanya para pelajar.
“Kalau bisa sebaiknya pemerintah atau perusahaan secepatnya menambah tower Base Transceiver Station (BTS) agar semua desa sampai ke pelosok bisa menikmati lancarnya jaringan internet,” pungkasnya. (Enceng/R7/HR-Online)
Editor: Ndu