Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Sampah yang berasal dari laut dan sungai mengancam keberadaan tanaman mangrove di wilayah Karangtirta, Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
“Sampah seperti ranting pohon, batang pisang yang sudah busuk jadi penyebab rusaknya tanaman mangrove, padahal tanamannya baru saja ditanam. Apalagi kalau ada sampah plastik,” ujar Nana Suryana, Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran, Minggu (7/3/2021).
Menurut Nana, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat pernah menanam mangrove sampai 30.000 pohon di kawasan pantai Karangtirta. Namun lantaran tidak ada pemeliharaan, tanaman mangrove yang baru ditanam musnah karena pertumbuhannya terganggu sampah.
“Saat ini pertumbuhan mangrove di muara Karangtirta sudah bagus dan tingkat kematiannya juga rendah,” kata Nana.
Karena itu Nana mengaku optimis Karangtirta akan menjadi kawasan hutan mangrove yang indah dan menarik minat wisatawan. Apalagi saat ini Tagana Kabupaten Pangandaran ikut terjun langsung membersihkan sampah di muara Karangtirta.
“Penyisiran sampah dilakukan setiap hari oleh anggota Tagana bergantian sesuai jadwal petugas yang piket,” jelasnya.
Pemerintah, menurut Nana merintis Karangtirta menjadi kawasan hutan Mangrove. Saat ini setidaknya empat hektar lahan sudah ditanami mangrove di Karangtirta.
“Kelompok masyarakat, organisasi, dan pemerintahan secara berkala menanam mangrove di kawasan muara Karangtirta. Sehingga jumlah mangrove yang sudah ditanam mencapai 18 ribu pohon,” kata Nana.
Nana menambahkan, ke depan rencananya mangrove juga bakal ditanam di kawasan jembatan penghubung Cibenda-Karangtirta.
“Tanaman mangrove yang saat ini sudah ditanam di kawasan Karangtirta perlu pemeliharaan secara rutin. Caranya memantau tanaman agar tidak ada sampah dari laut maupun sungai yang bisa mengganggu pertumbuhan mangrove,” katanya. (Ceng2/R7/HR-Online)
Editor: Ndu