Mata uang Bitcoin akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat semua kalangan. Khususnya para penambang serta investor yang menanamkan uang mereka dalam salah satu asset kripto ini.
Bagaimana tidak, bitcoin belakangan mengalami nilai yang terus mengalami naik dan turun dengan signifikan. Belum lagi pemberitaan tentang bitcoin yang menjadi perhatian semua negara. Misalnya saja negara China yang memberlakukan pelarangan pada asset tersebut.
Sehingga berdampak pada penurunan nilai yang cukup drastis. Namun perhatian juga berasal dari El Salvador. Pasalnya El Salvador menjadi negara pertama yang menjadikan mata uang Bitcoin sebagai alat pembayaran resmi di negara mereka.
El Salvador Jadikan Mata Uang Bitcoin Alat Pembayaran Sah
Pada hari Rabu lalu, negara El Salvador secara resmi menjadikan mata uang Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. El Salvador menjadi negara pertama dari seluruh dunia yang menetapkan peraturan tersebut.
Ide ini berasal dari sang presiden yakni Nayib Bukele mengumumkan penggunaan salah satu asset kripto yang memiliki kapitalisasi terbesar itu. Pasalnya Bukele menilai jika Bitcoin memiliki potensi untuk membantu warga negaranya yang tinggal di luar negeri guna mengirim uang ke negara asalnya.
Hukum dari negara El Salvador mengartikan jika Bitcoin nantinya mempunyai nilai pijakan setara dengan dollar yang merupakan mata uang resmi sejak 20 tahun lalu. Keputusan menjadikan bitcoin alat pembayaran mereka putuskan setelah sebagian besar parlemen setuju dengan proposal yang presiden ajukan.
Undang-undang negara El Salvador menyatakan jika semua agen ekonomi harus menerima bitcoin menjadi bentuk pembayaran barang maupun jasa. Tak itu saja, saat ini juga bitcoin bisa langsung warga gunakan untuk sistem pembayaran.
Sebelumnya, presiden sendiri mengaskan akan bekerja sama dengan perusahaan di bidang keuangan digital yakni Strike. Mereka hendak membangun infrastruktur guna mendukung bitcoin sebagai salah satu mata uang resmi El Salvador.
Serta memberikan Bitcoin sebagai status mata yang sah dan bisa berguna untuk peminjaman maupun membayar hutang. Bahkan Bukele juga sempat mengatakan jika penggunaan Bitcoin menjadi alat pembayaran akan mempromosikan sejumlah bidang.
Misalnya saja pada inklusi keuangan, inovasi, pembangunan ekonomi hingga pariwisata. Bahkan bank sentral di sebagian negara sudah memberikan reaksi positif pada mata uang bitcoin.
Keuntungan Gunakan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran
Setelah presiden El Salvador menggunakan mata uang Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, muncul pro kontra dari sederet kalangan. Oscar Darmawan selaku CEO Indodax menyatakan jika keputusan dari sang presiden menjadi pencapaian paling besar untuk asset kripto tersebut.
Serta sebagai pencapaian tertinggi untuk secara kesuluruhan pada teknologi blockchain. Ia mengatakan jika kemungkinan besar akan banyak negara berkembang lain meniru langkah yang El Salvador ambil. Oscar juga mnejelaskan, lewat keputusan tersebut negara El Salvador akan menyimpan uang dalam bitcoin sampai nilainya 150 juta dollar AS. Serta dalam kepercayaan dengan jaminan konverensi nilai bitcoin menjadi dollar AS untuk warga negaranya.
Menurut sang CEO Indodax, langkah adopsi kripto dengan basis blockchain bisa menjadi solusi untuk negara berkembang. Sehignga mereka bisa merasakan kemudahan transaksi. Caranya ialah dengan memaksimalkan potensi dari keberadaan digitalisasi.
Teknologi yang ada dalam blockchain memang hadir sebagai penyelesaian masalah yang terjadi. Khusunya tentang finansial yang kerap bermasalah. Dengan sifat teknologi yang aman, transparan serta efisien akan semakin memudahkan langkah literasi dalam keuangan tersebut.
Tak hanya itu, Oscar juga menilai jika langkah tersebut bisa meningkatkan efisiensi di bidang investasi luar negeri. Sebab selama ini, investasi tersebut berlangsung menggunakan mata uang dollar AS. Dan kini dapat menggunakan mata uang bitcoin.
Perlemen Dari Negara As Beri Perhatian Pada Asset Bitcoin
Kabar baik untuk market kripto termasuk mata uang Bitcoin kali ini datang dari negara Amerika Serikat atau AS. Berita ini berupa sebagian besar dari anggota parlemen di negara tersebut mulai melunak pada mata uang asset kripto.
Anggota parlemen dari AS mungkin saja akan membahas mengenai kelanjutan dari prospek penciptaan mata uang digital resmi dalam bank sentral. Nama lainnya adalah central bank digital currency/CBDC. Proses ini dilakukan oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
Saat ini, proyek CBDC menjadi salah satu perhatian anggota yang hadir dalam sidang bernama Komite Perbankan Senat di haru Rabu 9 Juni. Pada mata uang kripto termasuk Bitcoin menjadi perhatian khusus dari sekelompok anggota parlemen. Pihak pimpinan kelompon ini adalah Senator Elizabeth Warren.
Subkomite di bidang Kebijakan Ekonomi dengan Warren sebagai ketua komite kemungkinan akan mengadakan pendengaran pendapat lebih lanjut mengenai mata uang kripto. Pada sidang tersebut menyajikan bentuk kritik paling tajam terhadap Bitcoin.
Kritik ini berasal dari anggota dalam parlemen AS sampai saat ini. Bahkan kala negara kecil seperti El Salvador tergerak dalam menjadikan kripto salah satu alat pembayaran sah. Pandangan Warren ini memungkinkan menjadi pratinjau dalam bagaimana masalah tersebut dapat mereka bahas di jajak pendapat berikutnya.
Adapun rekan-rekan dalam rapat tersebut akan mengadakan diskusi seperti itu di minggu depan yang membahas mata uang Bitcoin dan lainnya.
Kripto Kembali Terkoreksi, Bitcoin Lagi-Lagi Rontok
Setelah pernah menguat, sebagian asset kripto salah satunya mata uang Bitcoin kembali mengalami kelemahan. Berdasarkan salah satu situs ternama, harga dari bitcoin ini menyusut sampai 4,06 persen. Proses penurunan nilai ini menjadi US $36,22 ribu di hari Jumat tanggal 11 Juni pagi tadi.
Tak hanya bitcoin, mata uang kripto lainnya juga ikut melemah. Di antaranya adalah ethereum, binance, dogecoin serta ripple. Tercatat nilai Ethereum melemah sampai 5,58 persen dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Sementara itu, asset binance juga ikut melemah sampai 6,29 persen. Kemudian dogecoin menurun hingga 5,44 persen. Selanjutnya ripple anjlok di kisaran 4,69 persen serta cardano yang mencapai 5,48 persen.
Memang sejumlah mata uang kripto mengalami penurunan saat beberapa negara telah mengeluarkan pelarangan aktivitas asset tersebut. Negara tersebut salah satunya adalah China. Bitcoin sendiri masih sebagai uang kripto yang memiliki kapitalisasi dalam pasar terbesar.
Nilainya saja untuk saat ini mencapai US $ 676 miliar. Sedangkan di posisi kedua Ethereum tempati dengan nilai kapitalisasi di US $ 280 miliar. Sementara itu, di Indonesia sendiri asset kripto masih terdapat pelarangan sebagai alat pembayaran.
Asset kripto ini juga pemerintah anggap sebagai komiditi yang ada di bursa berjangka. Sehingga tak akan terjadi masalah jika penambang menggunakannya sebagai investasi. Selain itu, asset kripto sendiri juga berguna dalam bentuk komoditas yang para pelaku pasar perjual belikan.
Namun para investor maupun penambang harus mengetahui semua resiko yang hadir jika bertransaksi dengan asset kripto tersebut. Pasalnya nilai asset kripto termasuk mata uang Bitcoin mengalami fluktuasi yang cukup membahayakan terlebih investor minim pengetahuan.