Lapisan tubuh porifera terdiri dari beberapa bagian. Porifera merupakan sekelompok hewan yang mencakup hingga 10.000 spesies hidup. Kebanyakan porifera merupakan penghuni lingkungan laut, namun ada beberapa spesies hidup di habitat air tawar.
Struktur tubuh porifera ini terbilang menarik dan sederhana. Tidak seperti pada binatang lain, lapisannya tidak begitu rumit. Hanya tersusun dari beberapa bagian vital saja.
3 Lapisan Tubuh Porifera
Porifera merupakan hewan multiseluler primitif yang tidak mempunyai sistem pencernaan, sistem saraf, bahkan sistem peredaran darah. Mengutip laman thoughtco, lapisan tubuh porifera seperti kantung yang dilubangi. Kemudian bentuk lubang atau pori-pori tersebut sangat kecil dan terdiri dari tiga lapisan.Â
Baca Juga: Cara Reproduksi Bakteri dan Keterkaitan Faktor yang Mempengaruhinya
Pinakosit
Pinakosit merupakan lapisan tubuh paling luar dari porifera. Pada susunan sel luar ini terbilang cukup elastis. Pasalnya, sel dapat mengecil dan mengembang menyesuaikan kondisi.
Selain itu, terdapat rongga yang berperan sebagai keluar masuknya makanan. Sel paling luar ini membuat air laut masuk ke dalam rongga dengan cara terhisap.
Pada beberapa porifera, lapisan paling luar ini berbentuk runcing seperti duri. Hal tersebut merupakan bentuk perlindungan diri dari predator yang membahayakannya.
Mesohil
Lapisan tubuh porifera berikutnya adalah mesohil. Lapisan ini berada di antara pinakosit dan koanosit. Kemudian lapisan ini banyak didominasi sel amoebosit yang berperan seperti pembuluh darah pada kulit.
Sel mesohil mempunyai bentuk seperti amoeba. Mempunyai kaki semu sehingga dapat bergerak bebas kemanapun. Tugas sel ini adalah untuk mengedarkan makanan serta oksigen ke seluruh bodi.
Selain itu, mempunyai tanggung jawab dalam sistem pembuangan. Pada porifera, sel amoebosit bertugas membentuk sel reproduksi. Kemudian akan disesuaikan berdasarkan kondisi lingkungan.Â
Baca Juga: Fungsi Vas Deferens dan Penyakit yang Bisa Menyerang Reproduksi Pria
Koanosit
Koanosit merupakan lapisan endodermis atau paling dalam pada tubuh porifera. Kemudian koanosit terdiri dari sel dengan bentuk lonjong. Fungsi dan tugasnya mengatur arus air yang masuk ke bodi porifera.
Posisi sel melintang antara lapisan mesohil dan spongosol. Air laut yang telah disaring menjadi sumber makanan. Pada dasarnya masih terdapat lapisan tubuh porifera berupa kerangka semu. Sebagaimana telah kita ketahui jika hewan invertebrata ini tak mempunyai tulang belakang.
Namun kerangka semu pada porifera terdapat pada silika dan zat kalsium untuk menopang tubuhnya. Kedua zat tersebut sering ada pada kerangka tubuh setiap porifera.
Ciri-Ciri Porifera
Porifera mempunyai ciri diploblastik atau tersusun dari dua lapisan embrional, yakni berupa ektoderm dan mesoderm. Hewan ini relatif menempel pada substrat karena tidak mempunyai saraf dan otot. Meskipun demikian, porifera masih dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Pernapasan secara difusi oleh setiap sel. Kemudian porifera melakukan proses pencernaan di sel leher. Hasilnya diedarkan oleh sel amoebosit. Bentuk tubuh semi radial, sehingga bervariasi seperti piala, terompet, dan jamban.
Kemudian struktur dan lapisan tubuh porifera terdiri rongga tubuh (spongosol). Lalu ostia atau lubang masuknya air. Sementara lubang keluarnya air namanya oskulum.
Dinding tubuh terdiri dari dua lapisan sel. Lapisan luar sebagai pelindung, lalu lapisan dalam untuk menghisap dan mencerna makanan.
Selain itu, terdapat lapisan tubuh porifera non seluler seperti arkeosit, amoebosit, dan skleroblast yang merupakan protein bergelatin. Untuk menyokong tubuh porifera terdapat spikula berbentuk kalsium, kalsium karbonat, dan serabut spongin.
Sistem Reproduksi Porifera
Sistem reproduksi porifera mereka lakukan dengan dua cara. Pertama sistem reproduksi aseksual dengan membentuk gemmule dan tunas. Pada porifera air tawar, gemmule saat menjelang musim dingin dalam tubuhnya.
Kemudian dengan pembentukan gamet merupakan sistem reproduksi seksual. Embrio tersebut akan tumbuh menjadi larva amfiblastula, lalu keluar dari mesohil. Keluar melalui oskulum, menempel di substrat, dan berubah menjadi porifera dewasa.
Lapisan tubuh pada hewan yang satu ini sangat simpel. Pasalnya, belum dapat teridentifikasi secara penuh berbagai sel yang ada. Akan tetapi, telah mempunyai fungsi yang cukup bervariasi dan berbeda.
Porifera mendapatkan makanan dengan cara menarik air melalui pori-pori di seluruh dinding tubuh ke dalam rongga pusat. Lapisan tubuh porifera mempunyai rongga dan cincin tentakel yang mengelilingi flagel. Setelah terserap cincin tentakel sel kerah, lalu makanan tercerna dalam vakuola. (R10/HR Online)