Aset Bitcoin ETF tengah menjadi perbincangan para penambang mata uang digital kripto satu ini.
Pasalnya berkat adanya wacana aset ETF, harga Bitcoin melonjak tinggi.
Bahkan kenaikan Bitcoin termasuk paling tinggi selama enam bulan belakangan.
Selain adanya Bitcoin ETF, terdapat faktor lainnya yang mempengaruhi harganya kian tinggi.
Hal ini cukup mengejutkan mengingat harga Bitcoin tengah menurun terkait penolakan tegas dari pemerintah China.
Namun belum banyak kalangan penambang mengetahui tentang aset Bitcoin ETF tersebut.
Mengenal Aset Bitcoin ETF
Pada dasarnya aset Bitcoin ETF merupakan instrumen investasi yang mirip dengan jenis saham,
Instrumen tersebut akan bergerak menyesuaikan kisaran harga Bitcoin itu sendiri.
Ini menjadikan investor cara sepenuhnya yang mereka atur guna memasuki market Bitcoin tanpa harus menangani Bitcoin.
Sehingga Bitcoin ETF mempunyai potensi guna menghilangkan permasalahan terkait keamanan serta instabilitas market Bitcoin.
Dengan demikian para investor tetap bisa mengenal dalam dunia Bitcoin serta berada di tatanan familiar dan mempunyai regulasi.
Seperti yang sudah tersebutkan sebelumnya, ETF sendiri merupakan jenis instrumen investasi tergolong pasif.
Masing-masing ETF terikat dengan sebuah indeks dan kinerjanya melacak indeks yang menjadi dasar.
Dalam kasus mata uang kripto atau Bitcoin ETF, indeks bisa terdiri dari portofolio kripto campuran.
Indeks lainnya bisa juga yang memiliki keterkaitan dengan kisaran harga Bitcoin itu sendiri.
Perbedaan mendasar antara mempunyai Bitcoin ETF dengan Bitcoin yaitu tidak ada kekhawatiran tentang keamanan penyimpanan asetnya.
Sebab ETF menambah lapisan insulasi serta keamanan sebab uang investor terikat dengan harga bukan pada aset digitalnya.
Jadi intinya tak ada exchange yang bisa orang lain hack dan tak ada wallet yang dapat mereka terobos.
Sehingga pilihan Bitcoin ETF menawarkan cara lebih aman serta stabil untuk investor merasakan keuntungan market Bitcoin.
Bahkan keuntungan bisa mereka rasakan tanpa terjun menuju dunia Bitcoin yang terbilang liar.
Sekarang Bitcoin masih harus menghadapi bermacam kendala yang berasal dari SEC.
Selama tahun 2018 lalu SEC sudah kerap kali menghalangi bermacam pengajuan jenis ETF untuk masuk pasar kripto.
Tepat bulan Agustus 2018 lalu, SEC sudah menolak hingga dua pengajuan aset Bitcoin ETF.
Rencana ETF BTC Jadi Faktor Harganya Naik
Untuk pertama kali dalam enam bulan belakangan, harga Bitcoin berhasil menyentuh angka US$ 60 ribu tepat Jumat kemarin.
Kenaikan tersebut mendekati level paling tinggi sepanjang masa keberadaan Bitcoin.
Mata uang kripto satu ini terangkat ekspektasi regulator di kawasan Amerika Serikat mengizinkan aset Bitcoin ETF.
Di mana ETF atau Exchange Traded Fund untuk Bitcoin akan hadir berbasis kontrak jenis berjangka.
Kalau ekspektasi itu terwujud, otomatis bentuk investasi di aset digital akan kian beragam.
Nilai salah satu uang kripto di pangsa pasar paling besar dunia ini naik menjadi sebesar US$ 62.869,05.
Harga itu menjadi yang paling tinggi sejak pertengahan April lalu dan terakhir naik sebesar 1,9% ke US$ 61.346.
Nilai Bitcoin sudah meningkat sebesar 50% lebih sejak tanggal 20 September lalu dan mulai mendekat dengan rekor tertingginya.
SEC atau regulator pasar modal yang ada di AS nantinya mengizinkan ETF berjangka untuk bitcoin Amerika minggu depan.
Langkah ini nantinya membuka jalan baru untuk investor mendapat eksposur menuju aset yang sedang berkembang.
Salah satu pendiri bitcoin IRA mengatakan ETF kripto tak bisa terhindarkan.
Produk seperti itu pada akhirnya membuahkan hasil karena terdapat permintaan untuk hal tersebut.
Tampak jelas kalau regulator segera memberikan persetujuan untuk beberapa versi aset kripto ETF.
Pergerakan bitcoin pada hari Jumat lalu juga berkat unggahan Twitter kantor pendidikan para investor SEC.
Cuitan itu mendesak investor mempertimbangkan resiko serta manfaat berinvestasi dalam dana aset Bitcoin ETF.
Presiden Rusia Bahas Bitcoin Sebabkan Nilainya Semakin Tinggi
Selain rencana aset Bitcoin ETF terdapat faktor lainnya yang membuat harga bitcoin melambung tinggi.
Penyebab lainnya yaitu Vladimir Putin yakni presiden Rusia yang secara tiba-tiba berbicara tentang kripto.
Pembicaraan tersebut bukan menolak keras atau melarang penggunaan bitcoin untuk warga negaranya.
Malah presiden Rusia tersebut memperlihatkan sikap toleransinya terhadap para pengguna kripto.
Dalam sebuah wawancara, Putin merasa kalau Bitcoin dan aset lain bisa berguna sebagai salah satu alat pembayaran.
Toleransi sang presiden untuk kripto kabarnya datang saat Rusia mencari alternatif pembayaran untuk mata uang dolar AS.
Walaupun presiden mengijinkan kripto sebagai alat pembayaran, tampaknya ia belum terlalu yakin mengenai penggunaannya untuk perdagangan minyak.
Menanggapi hal tersebut, Oscar Darmawan selaku CEO Indodax tetap merasa senang.
Pasalnya kabar bahagia ini menambah jajaran kepala negara yang mengizinkan penggunaan kripto.
Tentu kabar itu juga menjadi angina segar khususnya para pendukung aset kripto di mancanegara.
Dengan sistem teknologi blockchain, transaksi bisa terlihat secara transparan serta jelas.
Berkat kabar berita tersebut, harga Bitcoin pada Jumat kemarin sempat hampir menyentuh angka US$ 60.000.
Angka itu merupakan harga all time high yang sempat bitcoin capai beberapa bulan sebelumnya.
CEO Indodax juga mengira masih terdapat potensi agar bitcoin dapat melebihi harga all time high.
Apabila perbandingan harga dengan tahun 2020 lalu, bitcoin memang terus naik bahkan sudah berkali lipat pada saat ini.
Bagi sang CEO, momen ini merupakan waktu tepat bagi orang yang belum investasi untuk mulai berinvestasi Bitcoin.
Selain itu cryptocurrency juga potensial mempunyai momen naik kembali setelah upgrade aset Bitcoin ETF.
Harganya Sedang Naik, Bitcoin Bisa Sebabkan Kehancuran Keuangan?
Meskipun kabar aset Bitcoin ETF membuat harganya naik, ternyata masih ada peringatan bahaya mengenai aset tersebut.
Peringatan mengenai bahaya bitcoin maupun cryptocurrency mencuat kembali dari Deputi BoE yaitu Jon Cunliffe
Deputi Bank of England itu mengingatkan mata uang kripto dapat memicu terjadinya krisis keuangan secara global.
Namun kalau penerapan peraturan secara ketat mereka berlakukan, maka kejadian itu bisa terhindarkan.
Tak bisa kita pungkiri kalau mata uang kripto sudah menjadi begitu populer.
Terbukti kian banyak investor melakukan investasi kripto seiring harganya terus melonjak.
Tetapi dalam pidatonya, Jon menyamakan tingkat pertumbuhan aset kripto dari US$ 16 miliar pada lima tahun lalu.
Di mana pertumbuhan menjadi US$ 2,3 triliun bersama pasar subprime mortgage sebesar US$ 1,2 triliun di tahun 2008 silam.
Sementara itu pasar subprime mortgage adalah katalisator untuk krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008 sampai 2009 silam.
Jon mengatakan teknologi kripto menawarkan prospek untuk perbaikan radikal di sisi keuangan.
Tetapi kini menjadi perhatian yang cukup serius mengenai stabilitas bidang keuangan.
Aset kripto sendiri sudah tumbuh sebesar 200% di tahun 2021 dari hanya di kisaran US$ 800 miliar.
Mereka sudah tumbuh dari sebesar US$ 16 miliar pada 5 tahun yang lalu.
Cunliffe mengakui pihak regulator dan pemerintah harus berhati-hati tak bereaksi berlebihan sebagai bahaya hanya karena aset berbeda.
Meskipun begitu adanya aset Bitcoin ETF investor harapkan membawa dampak positif.