Berita Pangandaran (Harapanrakyat.com),- Jalan menuju situs budaya KH Abdul Hamid, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran belum tersentuh program pembangunan pemerintah. Sehingga mobil belum bisa melintasi jalan tersebut.
Abdul Somad, warga Desa Bojongkondang mengatakan masyarakat sangat memerlukan akses jalan ini. Namun hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah setempat.
“Para pengunjung yang akan menuju kawasan situs itu terpaksa memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Mereka harus berjalan kaki sekitar 2 kilo meter,” katanya.
Somad menyebut sepeda motor masih bisa sampai ke situs budaya KH Abdul Hamid di Pangandaran ini. Namun karena jalan dari tanah, saat musim hujan kondisinya akan becek. Sehingga sepeda motor pun sulit melintas.
Baca Juga: Antisipasi Longsor, Tebing di Jalan Raya Emplak Pangandaran Dipasang Bronjong
“Jalan menuju situs itu masih tanah merah dan belum ada pengerasan. Jika musim hujan kendaraan apapun sulit untuk bisa melintas,” katanya.
Warga sangat berharap pemerintah memperhatikan kondisi situs bersejarah ini dan membangun akses jalan. Ia pun meminta kepada Pemdes Bojongkondang pun turut berupaya membangun akses menuju situs budaya tersebut.
“Selama ini pemerintah desa sepertinya masa bodoh dengan situs ini. Padahal situs ini sangat bersejarah bagi umat isalam dan bangsa ini. Tempat ini juga sempat jadi lokasi berkumpulnya para tentara hisbuloh yang ikut berperan dalam memerdekakan Indonesia,” pungkasnya.
Sementara, Sekdes Bokongkondang Eman Sulaeman mengatakan, sampai saat ini pihak desa belum bisa menganggarkan untuk pembangunan jalan tersebut. Mengingat lokasi Situs itu berada pada kawasan Perum Perhutani. Sedangkan pihak Perum Perhutani belum memberikan izin.
“Sampai saat ini kita belum mendapatkan izin untuk membuka dan membangun jalan menuju kawasan situs budaya KH Abdul Hamid ini,” katanya.
Namun ketika pihak terkait mengizinkan membangun jalan menuju situs budaya di Pangandaran ini, pihak desa segera berkoordinasi. Terutama dengan tokoh masyarakat untuk membahas pembangunan jalan itu.
“Kami pun sebetulnya ingin kawasan itu menjadi wisata religi. Semoga bisa terealisasi,,” pungkasnya. (Enceng/R9/HR-Online/Editor-Dadang)