Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),– Seorang seniman sekaligus pemerhati kebudayaan asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat H Taufik Faturohman menggagas Lomba Ngurek Lubang atau dikenal juga dengan nama Sidat.
Ngurek merupakan istilah Sunda untuk kegiatan memancing lubang atau sidat dengan tangan kosong. Sementara jika menggunakan alat bantu pun hanya dengan alat pancing sederhana.
Lomba Ngurek tersebut digelar di kolam ikan yang berada di dekat kediaman H Taufik Faturohman di Desa Pagersari, Kecamatan Pager Ageung, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (16/1/2022).
Baca Juga: Polisi Gadungan Tipu Wanita Tasikmalaya Hingga Ratusan Juta Rupiah
Awalnya Lomba Ngurek diadakan hanya di tingkat lokal Tasikmalaya. Namun saat ini lomba unik tersebut sudah digelar di tingkat Jawa Barat. Bahkan memperebutkan piala Gubernur Jabar.
Tak tanggung-tanggung, lomba Ngurek Lubang kali ini panitia menyediakan hadiah sepeda motor.
Motor tersebut diperuntukkan bagi peserta yang berhasil mendapatkan Lubang dengan bobot paling tinggi. Panitia sendiri menyediakan 80 kilogram Lubang dengan besar dan bobot bervariasi.
Lomba Ngurek untuk Melestarikan Lubang atau Sidat di Tasikmalaya
Salah seorang peserta Ngurek, Asop mengaku ikut Lomba Ngurek lantaran hobi mancing ikan termasuk Lubang atau Sidat.
“Selain itu juga ikut peduli terhadap kelestarian Lubang atau Sidat. Nantinya kalau masih kecil akan dipelihara di kolam halaman rumah,” katanya, Minggu (16/1/2022).
Asop menuturkan, Ngurek sudah menjadi hobinya sejak lama. Ia mengaku sangat suka ikan. Namun, jika memiliki modal Asop ingin mengembangkan usaha pemancingan ikan.
“Kalau sedang Ngurek yang paling enak itu tarikannya saat dimakan umpannya oleh Sidat,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus penggagas Lomba Ngurek Lubang di Tasikmalaya, H Taufik Faturohman mengatakan, minat peserta sangat tinggi pada lomba yang digelar untuk ketiga kalinya tersebut.
“Tapi kami dari pihak panitia membatasi karena untuk kenyamanan para peserta. Jadi dibatasi hanya 67 orang. Walaupun pendaftar melalui medsos mencapai ratusan orang,” katanya.
Menurut H Faturohman, peserta tidak hanya datang dari Jawa Barat, namun juga dari berbagai kota di Indonesia. Seperti Jambi, Padang, dan Bangka Belitung.
H Faturohman menuturkan, Lomba Ngurek Lubang tersebut bertujuan melestarikan Lubang atau Sidat yang sulit ditemukan saat ini.
“Saat ini adanya di sungai-sungai, tapi makin langka juga karena perubahan ekosistem. Sementara Ngurek merupakan tradisi khas Sunda yang sudah mulai ditinggalkan. Padahal sudah menjadi kebiasaan orang tua zaman dahulu,” katanya.
Menurutnya, Lubang memiliki protein tinggi. Bahkan negara Jepang sengaja mengekspor Lubang dari Indonesia.
“Nah makanya mengapa di kita tidak dilestarikan? Karena itu diharapkan dengan Lomba Ngurek ini peserta atau warga merasa tergugah untuk membudidayakan Lubang, karena harganya cukup mahal,” pungkasnya. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)