Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- KPM (Keluarga Penerima Manfaat) program BPNT di Desa Cibeber, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, kecewa.
Hal tersebut lantaran barang sembako yang mereka terima kualitasnya buruk.
Hal itu seperti diakui Siti Rukoyah, salah satu KPM BNPT di Desa Cibeber.
“Sata kecewa, lantaran salah satu komoditi buah pir yang ia terima busuk,” ujar Siti Rukoyah Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Paket Sembako Tunai BPNT Rp 200 Ribu Disoal DPRD Kota Tasikmalaya
Ia pun mengaku kurang puas dengan penyaluran bantuan BPNT di Tasikmalaya awal tahun 2022 ini.
Berdasarkan informasi yang ia tahu, uang Rp 600 ribu yang para KPM terima bebas dibelanjakan dimana saja.
Namun pada kenyataannya, usai mendapatkan uang Rp 600 ribu dari kantor POS, pihak Desa mengarahkan KPM agar membeli sembako yang sudah disediakan Desa.
“Jadi baru pegang uang sebentar langsung habis dibelanjakan sembako yang disediakan di Desa,” katanya.
Dari uang Rp 600 ribu itu, Siti Rukoyah mendapatkan sembako berupa beras, kacang, telur dan buah pir.
“Hanya saja buah pirnya busuk, bukan hanya milik saya, tapi yang lain juga sama,” ungkapnya.
KPM BPNT di Tasikmalaya Keluhkan Harga Lebih Mahal
Menurutnya, selain kualitasnya jelek, harga sembako yang tersedia di Desa juga sangat mahal.
Terkait carut marutnya penyaluran BPNT, Sekda Tasikmalaya Muhammad Zen angkat bicara.
Pihaknya mengaku sudah mengundang Camat dan Sekmat se Kabupaten Tasik, untuk membahas kaitan penyaluran BPNT.
Menurutnya, ada langkah-langkah dari teman-teman di lapangan, bahwa uang BPNT itu masih dibelanjakan di E warong, itu sah-sah saja.
“Saya rasa selama tidak menyalahi aturan dan prosedur sah-sah saja, dibelikan E warong yah mangga. Jadi mohon semua pihak harus memaklumi, harus memahami dinamika yang ada, saya rasa untuk kedepan bulan April kesana sudah aman artinya sudah clear,” ucapnya.
Lanjutnya, kalaupun tersebar kabar adanya penggiringan KPM BPNT di Tasikmalaya agar belanja ke E-Warong, Sekda tidak berani menyebutkan itu.
“Itu hanya bentuk kearifan lokal yang berjalan di lapangan, saya tidak berani menyebutkan penggiringan, karena itu hanya komunikasi yang sudah terbangun sebelumnya,” pungkasnya. (Apip/R8/HR Online/Editor Jujang)