Cincin planet Saturnus diprediksi akan pecah dan hilang tidak lama lagi. Dari mana datangnya prediksi menyedihkan tersebut?
Di Tata Surya kita ini terdapat delapan planet utama. Mereka semua memiliki ciri khas sendiri yang membuatnya spesial.
Salah satu planet dengan ciri khas unik adalah Saturnus. Ia memiliki sebuah cincin yang melingkari planetnya.
Cincin tersebut sudah terbentuk selama jutaan tahun lalu. Lantas, bagaimana jika cincin tersebut menghilang?
Baca Juga: Ciri Planet Saturnus, Satu-Satunya Planet Bercincin di Tata Surya
Perkiraan Runtuhnya Cincin Planet Saturnus
Ilmuwan memperkirakan bahwa cincin raksasa yang mengelilingi planet Saturnus akan pecah dan hilang dalam ratusan juta tahun ke depan. Meski terlihat lama, namun dalam dunia astronomi waktu tersebut termasuk sebentar.
Melansir dari The Sun, proses kehancuran cincin Saturnus para astronom ungkapkan kepada majalah The Atlantic.
Astronom mengungkap bahwa cincin Saturnus dalam keadaan terganggu. Cincin tersebut akan tertarik ke planet Saturnus oleh gravitasi dan pada akhirnya menguap.
Pada akhirnya, sekitar 10 juta ton materi cincin akan jatuh ke permukaan Saturnus. Proses runtuhnya cincin tersebut terkenal sebagai “ring rain“.
Menurut NASA dalam misi Cassini mereka, cincin milik Saturnus ini masuk ke dalam golongan “muda secara kosmik”. Menurut perkiraan, waktu munculnya cincin hanya sekitar 10 juta tahun lalu.
Jika perkiraan tersebut benar, maka cincin Saturnus terbentuk ketika dinosaurus masih ada di Bumi.
Baca Juga: Metana di Bulan Saturnus Bisa Menjadi Tanda Adanya Sebuah Kehidupan
Akan Runtuh Sekitar 300 Juta Tahun Lagi
Melihat dari laju penurunan saat ini, ilmuwan memperkirakan seluruh sistem cincin menghilang sekitar 300 juta tahun dari sekarang. Akan tetapi, NASA mengkonfirmasi bahwa kemungkinan akan ada kurang dari 100 juta tahun untuk cincin ‘hidup’.
Waktu tersebut memang terdengar sangat lama. Sebab, di Bumi sendiri 300 juta tahun berarti ratusan generasi manusia.
Namun, di dalam dunia astronomi berbeda. Waktu 300 juta tahun termasuk sangat sebentar. Itulah kenapa para ilmuwan cukup khawatir akan runtuhnya cincin Planet Saturnus.
Sementara itu, hilangnya cincin Saturnus melalui hujan cincin ini sudah pernah ilmuwan prediksi melalui foto pertama dari Voyager pada tahun 1980-an. Beberapa tahun terakhir misi Cassini mengkonfirmasi kebenaran hujan cincin tersebut.
Di sisi lain, para ilmuwan sebenarnya juga belum mengetahui penyebab pasti dari keberadaan cincin Saturnus ini. Terdapat beberapa laporan mengenai teori cincin Saturnus.
Teori pertama menyebut bahwa kemungkinan cincin terbentuk dari reruntuhan satelit alam Saturnus. Sedangkan teori kedua menyebut bahwa cincin merupakan sisa materi nebula yang membentuk Saturnus.
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, cincin Saturnus pertama kali terlihat oleh Christian Huygens yang merupakan matematikawan dan fisikawan asal Belanda pada tahun 1659.
Baca Juga: Musim Panas di Saturnus Memicu Perubahan Citra Warna
Pada tahun 1666, arsitek dan ahli kimia asal Inggris, Robert Hooke berhasil membuat lukisan Saturnus lengkap dengan cincinnya.
Runtuhnya cincin Planet Saturnus ini tentunya membuat para ilmuwan sedih. Meski begitu, ilmuwan dari Japanese Aerospace Exploration Agency mengungkapkan bahwa mereka tetap merasa senang dan beruntung sudah dapat melihat cincin milik Saturnus saat ini. (R10/HR-Online)