Contoh sentimen pasar tidak selalu berdasarkan fundamental saja. Oleh karena itu, investor perlu paham betul mengenai sentimen pasar ini.
Market sentiment atau sentimen pasar adalah sikap investor mengenai keamanan pasar keuangan tertentu. Sentimen sendiri merupakan sebuah perasaan atau psikolog.
Rasa sentimen tersebut kemudian datang akibat adanya pergerakan dan aktivitas harga dalam suatu pasar.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Indopremier Sekuritas yang Terus Menghijau
Mengungkap Contoh Sentimen Pasar
Secara umum, terdapat dua istilah populer yang cukup sering digunakan untuk menggambarkan sentimen sebuah pasar. Istilah tersebut adalah bullish dan bearish.
Bullish merupakan istilah yang menggambarkan positif dan optimis, artinya ada harapan harga akan naik. Sedangkan bearish menggambarkan negatif dan pesimis.
Bagi investor, memahami dengan baik sentimen pasar akan memberikan sejumlah keuntungan. Dengan berhasil mengenali dan mengevaluasi sentien sebelum berinvestasi, maka investor kemungkinan dapat mengevaluasi peluang berdasarkan manfaat fundamentalnya.
Tidak hanya itu, memahami sentimen pasar juga dapat membuat kita bisa mengidentifikasi tahap siklus sentimen yang akan terjadi di pasar yang akan kita masuki.
Saham sebagai salah satu instrumen investasi yang cukup populer juga terpengaruh banyak sentimen. Sentimen pasar saham seperti kebijakan pemerintah, inflasi, dan lain sebagainya.
Contoh mudahnya adalah saham sektor CPO yang tengah dihantui sentimen kenaikan harga sawit dunia dan kebijakan larangan ekspor pemerintah.
Hal itu tentunya bisa menjadi sentimen positif maupun negatif untuk saham milik perusahaan sektor CPO tersebut.
Baca Juga: Pajak Atas Transaksi Saham Naik, 6 Sekuritas Ini Tidak Akan Naikkan Fee
Indikator Mengukur Market Sentiment
Agar dapat mengetahui ukuran contoh sentimen pasar, maka investor juga bisa mengukurnya dengan beberapa indikator. Berikut ini indikatornya.
1. VIX atau Index Ketakutan
Indikator satu ini berkaitan dengan opsi harga. Trader akan menambahkan moving average ke VIX untuk membantu menentukan harga saham tersebut relatif tinggi atau rendah.
2. High-Low Index
Selanjutnya ada High-Low Index ini yang akan memberikan perbandingan jumlah saham. Indikator ini akan membandingkan saham yang akan mencapai angka paling tinggi dalam waktu sekitar 52 minggu. Berbanding dengan jumlah saham membuat posisi terendah selama 52 minggu.
3. Bullish Percent Index
BPI atau Bullish Percent Index ini akan membantu dalam mengukur jumlah saham dengan menggunakan pola bullish yang berdasarkan grafik titik dan angkanya. Pasar netral memiliki persentase bullish sebesar 50%.
Ketika BPI membaca persentase bullish 80%, maka sentimen pasar optimis. Sedangkan jika ukurannya 20% ke bawah, maka sentimen pasar akan negatif dan menunjukkan adanya oversold market.
Baca Juga: Indikator untuk Swing Trading Saham Strategi Tepat Bagi Para Trader
4. Moving Average
Para investor biasanya juga menggunakan 50-day simple moving average (SMA) dan 200 day SMA untuk menentukan harga pasar. Ketika 50 day SMA sudah di atas 200 day MA, maka kondisi pasar merupakan I
Hal itu menunjukkan bahwa momentum telah bergeser ke sisi atas dan menciptakan sentimen bullish.
Penting untuk para investor memahami arti dan contoh sentimen pasar untuk kelancaran berinvestasi ke depannya karena dapat menghindari kerugian berkelanjutan. (R10/HR-Online)