Investasi ekonomi kreatif berbasis lingkungan dan investasi pariwisata menjadi sasaran investor Australia. Dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Parekraf, telah menargetkan penarikan investasi hingga Rp 4,3 Triliun atau seharga US$300 juta dari Australia.
Sasaran Negeri Kanguru ini berupa investasi berbasis lingkungan atau hijau. Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf menjelaskan bahwa investor Australia telah mengincar investasi pada ekosistem pergerakan listrik.
Bahkan Sandiaga Uno kembali menyebutkan, Negeri Kanguru ini akan mengombinasikan nikel dari Indonesia dan lithium dari Australia.
Baca Juga: Risiko Investasi Cryptocurrency yang Wajib Investor Pahami
Peluang Investasi Ekonomi Kreatif Menurut Parekraf
Menteri Parekraf Sandiaga Uno menilai, investasi hijau ini memberikan dampak yang baik. Bahkan merangsang pembiayaan hijau dalam industri finansial nasional.
Untuk informasi lanjut, pembiayaan hijau yang dimaksud mulai di gadang-gadang oleh Otoritas Jasa keuangan atau OJK sejak tahun 2018.
Dalam sebuah konferensi pers Senin (11/4) Sandiaga Uno mengatakan bahwa hal ini sangat terbuka peluangnya. Karena mampu mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk mengambil kesempatan tersebut.
Tentunya bukan hanya untuk berinvestasi, melainkan menciptakan lapangan kerja yang lebih berkualitas lagi.
Meskipun begitu, hingga saat ini pembiayaan hijau tidak begitu populer di Industri finansial. Sandi berpendapat, penyebab utamanya berupa jenis pembiayaan yang bukan berasal dari industri.
Ia melanjutkan bahwa, “Government lead memang memiliki permasalahan dengan adanya birokrasi. Kalau industry lead, saya pribadi bisa memberikan solusi dengan jumlah funding yang available untuk pembiayaan hijau tersebut.”
Baca Juga: Contoh Investasi Surat Berharga Termasuk Pengertian dan Jenisnya
Target Untuk Menarik Potensi Wisata dari Australia
Sisi lain Investasi ekonomi kreatif, ia juga berpendapat terkait mekanisme transisi energi menjadi hal utama dan penting saat ini. Terlebih mampu mengurangi emisi dan transportasi yang memiliki kontribusi nyata hingga 80 persen dari total polusi udara.
Target selanjutnya adalah mendatangkan 1,4 juta wisatawan dari Australia ke Indonesia. Melanjutkan ide tersebut, perlu adanya kolaborasi besar untuk dapat mencapai target secara maksimal.
Meski memang sejauh ini terdapat tiga rute penerbangan dari Australia ke Bali. Seperti Sydney, Melbourne, dan Perth.
Bicara frekuensi penerbangan dari Melbourne dan Sydney bisa tiga kali dalam seminggu. Sisanya, dari Pert dengan frekuensi 7 kali dalam seminggu sejak 8 April 2022.
Dari hal ini saja, Sandiaga telah mencatat mayoritas penerbangan Australia ke Indonesia terkhusus Bali telah terjual penuh sejak 10 April 2022. Meski demikian, hal tersebut belum sepenuhnya dapat memenuhi secara keseluruhan permintaan wisata dari Australia tersebut ke Indonesia.
Baca Juga: Investasi Deposito Syariah, Pengertian dan Keuntungan dari Simulasinya
Awalnya Sandiaga melihat peluang besar dalam hal ini. Sehingga berupaya mendorong para stakeholder parekraf untuk memikirkan cara efektif dan tak biasa yang mampu menarik potensi besar wisatawan Australia.
Tujuannya demi membangkitkan serta memulihkan perekonomian Indonesia melalui destinasi favorit. Semua upaya mendorong suksesnya investasi ekonomi kreatif berbasis lingkungan. (R10/HR-Online)