Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Sejumlah pengusaha dan sopir angkutan dalam kota (Angkot) di Terminal Kota Banjar, Jawa Barat, mulai melakukan penyesuaian tarif baru bagi para penumpang angkutan.
Penyesuaian tarif baru tersebut menyusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah pada Sabtu 3 September 2022.
Salah seorang sopir angkutan Ahmad (45), mengatakan, saat ini para sopir angkutan jurusan dalam kota mulai menyesuaikan dengan tarif baru. Hal itu imbas naiknya harga BBM yang sudah berlaku sejak satu hari yang lalu.
Rencananya tarif baru untuk angkutan penumpang dalam kota tersebut akan mulai berlaku pada Senin (5/9/2022) besok. Baik untuk penumpang umum, pedagang maupun pelajar atau siswa.
“Sekarang masih penyesuaian karena penumpang juga kan belum semua tahu kalau harga BBM naik. Besok rencananya kami mulai berlakukan tarif baru,” kata Ahmad kepada HR Online, Minggu (4/9/2022).
Baca Juga: Beli Pertalite, Warga Kota Banjar Rela Antre di SPBU
Lanjutnya menyebutkan, kenaikan tarif baru tersebut untuk menghindari kerugian. Dampak naiknya harga BBM tersebut dirasa sangat memberatkan para awak angkutan.
Tarif Angkot di Kota Banjar Naik Rp 1.000 sampai Rp 3.000
Bisanya, kata Ahmad, tarif lama untuk penumpang dalam kota trayek Banjar Langensari yaitu Rp 12.000, pedagang Rp 10.000 dan pelajar Rp 5.000.
Namun dengan naiknya harga BBM tersebut para angkutan akan menaikan tarif baru sekitar Rp 1.000 sampai Rp 3.000 untuk semua kategori penumpang.
“Penyesuaian sekarang paling untuk penumpang umum, kalau untuk pelajar mulai besok pagi. Naiknya sekitar Rp 1.000 sampai Rp 3.000,” kata Ahmad yang juga Sopir angkot 06 Banjar-Langensari.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebetulnya para awak angkutan merasa keberatan dengan naiknya harga BBM tersebut. Hal itu karena akan membebani para penumpang dan pengusaha angkutan.
Terlebih lagi, kondisi penumpang angkutan saat ini tidak stabil. Ia pun meminta ada kompensasi dari pemerintah atas naiknya harga BBM tersebut.
“Belum. Belum ada pendataan (kompensasi) tapi katanya ada buat ojek online, pelaku angkutan sama nelayan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Ojek Online GI Ojol Kota Banjar, Aras, menyayangkan naiknya harga BBM yang dilakukan secara mendadak tanpa ada pemberitahuan tersebut.
Meski kenaikan harga BBM tersebut hanya Rp 2.400 per liter namun menurutnya cukup memberatkan bagi pelaku usaha jasa ojek online dan konsumen. Belum lagi jika kenaikan harga BBM nantinya diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Sementara kami masih menggunakan tarif lama, tapi biasanya BBM naik tarif naik, potongan pendapatan juga naik. Kami hanya pasrah dan berusaha. Syukur kalau ada bantuan dari pemerintah,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)