Memahami apa itu domain adalah langkah pertama jika kalian mau belajar soal bisnis digital.
Baik itu ketika ingin membawa bisnis offline ke media pemasaran online, ataupun waktu mau membuat bisnis online khusus dengan menyediakan layanan atau produk digital.
Keduanya sama-sama membutuhkan website sebagai media pemasaran utama. Dan setiap website membutuhkan domain sebagai alamat situs mereka.
Lalu apa yang dimaksud domain itu sendiri? Mari cari tahu jawabannya dalam artikel hari ini.
Lalu Apa itu Domain?
Jika ingin diibaratkan secara sederhana, website adalah toko atau kios tempat kita menjual barang.
Dengan begitu, domain adalah alamat dari toko tersebut agar pelanggan bisa datang tanpa tersesat.
Itulah mengapa domain juga sering dikaitkan dengan IP Address alias alamat IP.
Dalam dunia internet, alamat IP adalah identitas dan alamat dari pengguna internet agar bisa ditemukan oleh pengguna lain.
Namun alamat IP ini terdiri dari kombinasi angka yang sulit diingat. Oleh karena itulah dibuat pengembangan teknologi dimana alamat IP bisa diubah menjadi sebuah nama dengan sebutan domain.
Cara Kerja Domain
Setiap kali kita mengetik sebuah alamat domain, maka browser akan mencari alamat IP dengan nama domain tersebut di pusat server.
Setelah ketemu siapa pemilik alamatnya, maka kita akan diarahkan ke situs pemilik IP address dan seluruh kontennya akan muncul.
Tentunya kita tidak bisa melihat proses ini, sebab semuanya terjadi secara digital dalam hitungan detik.
Jenis-jenis Domain yang Bisa Digunakan untuk Website
Ketika bicara soal domain, yang ada dalam pikiran kita pasti tulisan seperti namawebsite.com.
Memang tulisan tersebut adalah salah satu contoh bentuk domain paling umum digunakan oleh pengguna internet di dunia.
Meskipun begitu, sebenarnya ada banyak jenis domain lainnya yang bisa digunakan untuk sebuah website, misalnya:
Subdomain
Jika menggunakan pengibaratan lagi, subdomain adalah anak perusahaan dari domain. Artinya kita perlu punya domain utama dulu bila ingin menggunakan subdomain untuk sebuah website.
Sebagai contoh, kita ingin membuat website khusus jualan tanpa mengubah nama domain.
Jadi ketika menggunakan subdomain, nama website jualan tersebut akan menjadi jualan.namawebsite.com.
Penggunaan subdomain adalah untuk membuat subtema atau subkonten dari situs tertentu agar lebih mudah dipisahkan dan dinavigasikan oleh pengguna tanpa harus membuat satu situs baru.
Addon Domain
Addon domain juga punya kegunaan serupa seperti subdomain.
Ibaratnya kalian punya etalase untuk menjual makanan ringan dan etalase untuk menjual mainan dalam satu kios yang sama.
Artinya, nama addon domain tidak harus mengikuti nama domain utama.
Kalian bisa saja membuat domain utama bernama Tokomakanan.com dan addon domain bernama Tokomainan.com yang disimpan di satu alamat.
Sama seperti subdomain, fungsi dari addon domain ini adalah untuk memisahkan konten maupun fitur dari kedua website tanpa harus berlangganan satu domain yang baru.
Parked Domain
Yang terakhir ada parked domain atau sering disebut domain kosong.
Untuk yang satu ini, kita bisa ibaratkan sebagai sebuah kios yang sudah disewa, sudah diberi nama, tapi belum ada isinya sama sekali.
Banyak orang membeli parked domain karena mereka punya nama unik untuk brand masing-masing tapi belum punya modal, waktu, maupun tenaga untuk membangun website-nya dari awal.
Jadi ketika orang lain cek domain dengan nama yang sama, akan muncul tulisan “tidak tersedia” karena sudah diamankan oleh pemilik ide pertama.
Selain itu, tidak sedikit parked domain yang sengaja dibeli namun tidak ingin digunakan untuk apapun.
Mereka hanya membeli nama domain ini karena namanya banyak dicari dan harga bisa melonjak dalam beberapa tahun.
Jenis-jenis Domain Berdasarkan Ekstensinya
Selain berdasarkan kegunaannya, domain juga bisa dikategorikan berdasarkan ekstensinya.
Ekstensi sendiri contohnya seperti .com, .id, .org, dan masih banyak lagi.
Nah, berikut ini adalah jenis-jenis domain berdasarkan ekstensinya yang bisa kalian pilih.
Top Level Domain
Top Level Domain alias TLD adalah jenis domain dengan pengguna paling banyak di seluruh ekosistem internet.
Selain itu, domain jenis ini digunakan oleh semua kalangan dan untuk semua kebutuhan.
Mulai dari website perusahaan milik konglomerat, website portofolio milik freelancer, hingga website jualan milik UMKM.
Ada beberapa jenis Top Level Domain yang bisa kita gunakan, di antaranya:
- .Com
- .Org
- .Net
- .Info
Ketika dunia internet pertama kali berkembang, keempat ekstensi ini punya kegunaan masing-masing.
Misalnya .Org digunakan untuk kebutuhan organisasi, .Info untuk situs pribadi, dan .Net untuk situs informasi internet.
Kita akan bahas lebih lengkap semua ekstensi dan fungsinya nanti.
Namun sekarang semuanya bisa digunakan oleh semua orang tanpa batasan konten tertentu.
Country Code Top Level Domain
Sesuai dengan namanya, Country Code Top Level Domain atau ccTLD adalah jenis domain top level namun dengan tanda dari negara asalnya.
Contoh ccTLD yang paling sering kita temui adalah domain .Id , .Uk, .Us, dan masing banyak lagi.
Ketiga ekstensi domain di atas menunjukkan dari mana asal negara pengembang situs mereka, yaitu Indonesia, Inggris (United Kingdom), dan Amerika Serikat (United States).
Setiap negara punya Country Code Top Level Domain mereka masing-masing. Meskipun begitu, ekstensi ini tidak membatasi negara mana saja yang bisa mengakses konten dalam website mereka.
Sebagai contoh situs cloud storage MEGA menggunakan alamat Mega.nz karena mereka berasal dari New Zealand.
Tapi layanan penyimpanan virtual dari perusahaan ini tetap bisa digunakan oleh pengguna internet di seluruh dunia.
Premium Top Level Domain
Premium Top Level Domain adalah salah satu jenis domain dengan harga paling tinggi.
Domain ini sama-sama menggunakan ekstensi seperti pada Top Level Domain, misalnya .Com, .Net, dan lain-lain.
Namun, nama alamatnya sangat unik dan banyak dicari, sehingga seringkali dilelang karena menjadi incaran perusahaan besar.
Kebanyakan parked domain yang sudah kita bahas tadi merupakan Premium Top Level Domain.
Ada dua cara bagaimana orang bisa tertarik menggunakan domain ini.
Cara pertama, seorang pemilik bisnis tidak bisa menemukan nama alamat domain yang ia inginkan karena sudah didaftarkan oleh orang lain.
Jadi ia menawar domain dengan nama tersebut sesuai harga yang diberikan oleh pemilik pertama.
Cara kedua adalah seorang calon pemilik situs mencari kumpulan Premium TLD di situs lelang seperti Exabytes.
Kemudian ia mengembangkan brand bisnis atau website mereka sesuai domain yang mereka beli.
Generic Top Level Domain
Nah untuk pemilik website biasa, biasanya digunakan generic Top Level Domain dengan harga berlangganan normal.
Generic Top Level Domain terdiri dari banyak ekstensi, misalnya:
- .Com, untuk situs dengan konten universal
- .Net, untuk situs dengan konten informasi internet
- .News, untuk situs berita
- .Store, untuk situs jual-beli online
- .Org, untuk situs khusus yang dikelola oleh organisasi
- .Name, untuk situs pribadi
- .Biz, untuk kebutuhan bisnis
- .Info, untuk situs tutorial dan informasi umum
Tapi seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, menggunakan ekstensi tertentu bukan berarti situs tersebut hanya boleh kita isi dengan konten sesuai fungsi ekstensinya saja.
Second Level Domain
Jenis domain berdasarkan ekstensi yang berikutnya adalah Second Level Domain. Kita bisa melihat contohnya di situs berakhiran .Co.Id, Co.Uk, dan masih banyak lagi.
Ada banyak fungsi domain jenis ini. Salah satunya adalah untuk menjelaskan dari mana, siapa pemiliknya, serta apa fungsi dari situs tersebut.
Sebagai contoh, situs .Gov.id dan .Gov.us menandakan situs tersebut dikelola oleh pemerintah.
Sedangkan situs .Co.id dan .Co.uk menandakan situs tersebut berasal dari Indonesia dan Inggris.
Mendaftarkan Second Level Domain sendiri tidak bisa asal-asalan.
Sebab kita harus bisa membuktikan bahwa kita benar-benar warga negara tersebut dan bisa memberi bukti tentang fungsional situs tersebut.
Contohnya dalam mendaftar situs .Co.id, kita harus melampirkan dokumen resmi berupa KTP, dokumen perusahaan, dan lain-lain.
Atau jika ingin mendaftrkan situs dengan nama Ac.Id sebagai situs resmi lembaga pendidikan, maka kita harus melampirkan dokumen pendiri atau ketua lembaga tersebut serta dokumen resmi legalitas kelembagaannya.
Jadi sekarang kita sudah paham apa itu domain, bagaimana cara kerjanya secara singkat, serta ekstensi mana yang perlu dipilih.
Langkah selanjutnya adalah cek ketersediaan domain di Exabytes dan langsung berlangganan agar situs bisa segera dikembangkan.