Jumat, Mei 9, 2025
BerandaBerita TerbaruGerakan Separatis di Tatar Sunda, Adu Domba Politik Sekutu di Jawa Barat

Gerakan Separatis di Tatar Sunda, Adu Domba Politik Sekutu di Jawa Barat

Gerakan separatis pernah merongrong wilayah Tatar Sunda pada tahun 1947. Daerah yang merupakan wilayah Jawa Barat saat ini, ternyata dulu pernah jadi pusat golongan subversif yang menentang pemerintahan Sukarno-Hatta di Jakarta.

Setelah ditelusuri sejarahnya lebih jauh lagi, ternyata hal ini disebabkan oleh inisiasi Sekutu yang memboncengi Belanda di belakangnya. Mereka menghasut rakyat Jawa Barat agar tidak bersedia gabung dengan pemerintahan Sukarno-Hatta.

Baca Juga: Pemberontakan Cikande Udik, Petani Banten Merebut Tanah dari Belanda

Padahal saat itu Indonesia sudah merdeka. Namun Belanda ternyata berhasil mengadu domba rakyat Jawa Barat dengan pemerintah pusat Republik Indonesia. Sejak saat itulah masyarakat Priangan tertuduh menjadi penggerak golongan separatis.

Gerakan Separatis di Tatar Sunda, Muncul Akibat Penghianat Bangsa

Kegagalan perjanjian Renville yang diadakan pada tanggal 8 Desember 1947 merupakan cikal bakal kelahiran gerakan separatisme tersebut. Konon Belanda mengingkari janji dalam kesepakatan Renville dengan pemimpin Republik.

Pelanggaran Belanda ini adalah menguasai Jawa Barat sebagai wilayah Belanda kembali tanpa persetujuan dari pihak Republik. Belanda semena-mena datang kembali ke Bandung dan wilayah Priangan Timur. Mereka telah menganggap daerah ini sebagai wilayah kekuasan yang hilang namun kembali.

Ketika mereka berada di sana banyak orang-orang pribumi terpengaruh. Ternyata Belanda telah berhasil mempengaruhi lebih awal tokoh-tokoh lokal yang berpengaruh di Tatar Sunda. Salah satunya seorang Menak terkenal bernama Soeria Kartalegawa.

Soeria Kartalegawa selain seorang Menak ia juga merupakan mantan pejabat kolonial yang loyal. Saking setia pada sumpah dan janji jabatannya menyandang tugas Belanda, sampai-sampai Soeria tidak ingin merdeka sebagaimana telah diproklamirkan oleh Sukarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Soeria lebih baik mendirikan negara sendiri dan memerangi kaum Republik yang berusaha melawannya.

Menurut George Mc. Turnan Kahin dalam buku berjudul ”Nasionalisme & Revolusi Indonesia” (2013), Soeria bahkan menyuruh rakyat Jawa Barat mendukung kembali Belanda melalui negara bentukannya bernama Negara Pasundan.

Kolonel Santoso, Tokoh Penting di Balik Kekacauan

Ketika Soeria Kartalegawa membentuk Negara Pasundan, banyak rakyat Jawa Barat yang ikut bergabung dengan negara illegal tersebut. Mereka ternyata dikompori oleh seorang mantan KNIL (Koninklijke Nederlandsch Indische Leger) berpangkat Kolonel bernama Santoso.

Santoso membuat pengaruh yang luas dalam keterlibatannya mempropagandakan Negara Pasundan di daerah Bandung dan sekitar Priangan Timur. Ia juga telah membual dengan janji-janji apabila ikut bergabung dengan Negara Pasundan maka akan kaya karena dapat imbalan banyak dari pemerintah kolonial.

Selain sahabatan dengan Soeria Kartalegawa, Kolonel Santoso juga ternyata merupakan seorang kaki tangan Van Mook. Jenderal Belanda yang terkenal suka ingkar janji dan seorang pengkhianat intelektual.

Van Mook sangat menyukai kerja Santoso. Ia menilai Santoso sukses mempengaruhi rakyat Jawa Barat agar bergabung dengan Negara Pasundan. 

Belanda juga akan menjanjikan kedudukan yang enak apabila Santoso dan Soeria Kartalegawa berhasil mendirikan Negara Pasundan.

Baca Juga: Gerakan Nyi Aciah, Pemberontakan Rakyat Sumedang Dipimpin Wanita Pemberani

Namun tugas paling penting saat ini adalah menghindarkan rakyat Jawa Barat dari pengaruh Sukarno-Hatta dan kaum republiken. Jangan sampai mereka terbawa arus itu, sebab apabila rakyat Jawa Barat ikut Sukarno-Hatta, maka Belanda akan mundur dan kehilangan harapan menguasai Bandung kembali.

Pemerintah kolonial Belanda memilih Jawa Barat sebagai bagian kekuasaan karena wilayah ini terkenal dengan kesuburannya. Bandung dan dataran tinggi di sekitarnya juga merupakan wilayah penghasil komoditas rempah yang mahal di pasaran dunia.

Gerakan Separatis di Tatar Sunda Membentuk Recomba

Seiring dengan keberhasilan Soeria Kartalegawa dan Kolonel Santoso membangun Negara Pasundan, pemerintah kolonial Belanda dalam bayang-bayang Sekutu kemudian membentuk Recomba.

Recomba merupakan Komisaris Urusan Administrasi Pemerintah Hindia Belanda. Tugasnya mewadahi aspirasi para tokoh-tokoh lokal tentang bagaimana langkah-langkah menguasai Jawa Barat secara efektif.

Namun tugas utama Recomba juga tercatat sebagai badan Belanda yang bekerja mempengaruhi rakyat Jawa Barat supaya tidak percaya dengan pemerintah Republik Indonesia Sukarno-Hatta.

Baca Juga: Pemberontakan Ciomas 1886, Gerakan Petani Bogor Tolak Pajak Kolonial

Mereka menyebar fitnah, tuduhan keji, dan narasi bahaya tentang Sukarno-Hatta dalam kehidupan sosial masyarakat Sunda.

Salah satunya menyudutkan Sukarno-Hatta sebagai pemimpin yang tak adil. Mereka tidak bisa memberikan kesenangan seperti Belanda. Dengan nada meremehkan Belanda menyepakati Sukarno-Hatta sebagai kolaborator Jepang yang mengemis kemerdekaan.

Selain merekrut Kolonel Santoso dan Soeria Kartalegawa sebagai bagian dari Recomba, Komisaris Urusan Administrasi Belanda ini juga mencatut beberapa nama pribumi di Jawa Barat sebagai pegawainya.

Hal ini dilakukan untuk memenangkan massa dan membuat rakyat Negara Pasundan yakin kalau Belanda ternyata tidak main-main. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Gubernur Jabar Beri Hadiah Seekor Kuda kepada Siswa di Barak Pembinaan Kodim 0610 Sumedang, Ini Alasannya!

Gubernur Jabar Beri Hadiah Seekor Kuda kepada Siswa di Barak Pembinaan Kodim 0610 Sumedang, Ini Alasannya!

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan memberikan seekor kuda kepada salah seorang siswa yang tengah menjalani pembinaan di barak militer Kodim 0610 Sumedang...
Program Pembinaan Karakter di Sumedang Beri Solusi bagi Remaja Bermasalah

Program Pembinaan Karakter di Sumedang Beri Solusi bagi Remaja Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, mengunjungi kegiatan program pembinaan karakter dan wawasan kebangsaan untuk anak remaja. Program tersebut berpusat di Kodim 0610 Sumedang,...
Penghancuran Tugu Batas Desa di Tasikmalaya Ini Jadi Sorotan, Pemdes Sukaraharja Sebut Tanpa Ada Musyawarah

Penghancuran Tugu Batas Desa di Tasikmalaya Ini Jadi Sorotan, Pemdes Sukaraharja Sebut Tanpa Ada Musyawarah

harapanrakyat.com,- Pemdes Sukaraharja, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya menyayangkan penghancuran tugu batas dengan Desa Jatihurip yang diduga oleh pengembang PT UMI. Bahkan sebelum penghancuran tersebut...
Laga Kualifikasi Piala Dunia

Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia, Media Asing Sentil Timnas Indonesia Mengandalkan Naturalisasi

Timnas Indonesia mendapat kritikan pedas dari media asing karena gencarnya naturalisasi belakangan ini untuk bisa membela Tim Merah Putih. Sindiran tersebut mencuat menjelang laga...
KPAID Jabar Soroti Kasus Asusila Anak di Bawah Umur oleh Pria di Ciamis

KPAID Jabar Soroti Kasus Asusila Anak di Bawah Umur oleh Pria di Ciamis: Konsen Pemulihan Kondisi Korban

harapanrakyat.com,- Ketua Forum Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Jawa Barat, Anto Rianto, mengaku prihatin dengan peristiwa yang terjadi yaitu kasus tindakan asusila terhadap...
Motif Dendam ke Kades, Preman Kampung di Garut Malah Bacok Ustad yang Lagi Sholat, Polisi Ancam Tersangka 10 Tahun Penjara

Motif Dendam ke Kades, Preman Kampung di Garut Malah Bacok Ustad yang Lagi Sholat, Polisi Ancam Tersangka 10 Tahun Penjara

harapanrakyat.com,- Preman kampung yang membacok ustadz dan merusak rumah Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Singajaya, Garut akhirnya menjadi tersangka. Ternyata pelaku mengaku aksinya itu...