Jam atom luar angkasa perlu Anda mengerti. Dalam mempelajari jam atom di luar angkasa, maka Anda akan mengungkap misteri yang ada. Mempelajari materi yang ada di ruang angkasa ini mungkin cukup penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Menurut jurnal Nature Astronomy yang baru terbit, mempelajari jam atom di atas pesawat ruang angkasa yang berada di dalam orbit Merkurius mungkin mampu mengungkap sifat materi gelap.
Pastinya mengungkap sifat materi gelap akan menjadi suatu kemajuan besar di dunia astronomi.
Baca Juga: Teleskop Radio Square Kilometer Array Terbesar Dibangun!
Mempelajari Jam Atom Luar Angkasa
Salah satu materi yang membangun alam semesta ini adalah atom. Perlu Anda tahu, bahwa ada jam atom yang keberadaannya cukup dekat dengan Bumi.
Para ilmuwan mempelajari jam atom tersebut menggunakan bantuan pesawat ruang angkasa. Jam atom berada di dalam orbit Merkurius.
Sehingga, jam atom ini berada cukup dekat dengan Matahari. Dalam jurnal Nature Astronomy terbaru, para ilmuwan mengungkap bahwa jam atom bisa membantu dalam memahami sifat materi gelap.
Baca Juga: SpaceX Falcon 9 Intelsat G31/G32 Meluncur 12 November 2022
Mengungkap Materi Gelap
Beberapa mungkin belum familiar dengan istilah materi gelap. Pada dasarnya, materi gelap membentuk lebih dari 80 persen massa yang ada di dalam semesta.
Selama ini, materi gelap belum pernah berhasil terdeteksi dari Bumi, bahkan setelah berkali-kali percobaan selama beberapa dekade.
Namun, komponen kunci dari pencarian ini adalah asumsi mengenai densitas lokal materi gelap yang kemudian menentukan jumlah partikel materi gelap yang melewati detektor waktu tertentu, dan juga karena sensitivitas eksperimental.
Dalam beberapa model, materi gelap memiliki kepadatan lebih tinggi dan terkonsentrasi di beberapa wilayah.
Salah satu kelas pencaharian eksperimental yang sangat penting menggunakan atom atau nukleus. Atom tersebut sangat peka terhadap sinyal dari materi gelap.
Tim peneliti internasional dari Kavli Institute for the Physics and Mathematics of Universe mengklaim bahwa di antara orbit Merkurius dan Matahari memiliki kepadatan materi gelap yang mungkin sangat besar.
Sinyal tersebut berasal dari jam atom luar angkasa yang beroperasi dengan hati-hati dalam mengukur frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi keadaan berbeda pada atom.
Baca Juga: Satelit Nano Pertama Indonesia Meluncur ke ISS dengan SpaceX
Teknologi Pengujian Teori
Kepadatan materi gelap di tata surya hanya terbatasi oleh informasi mengenai orbit planet. Di sekitar wilayah antara Matahari dan Merkurius, hampir tidak ada kendala.
Alhasil, pengukuran dengan pesawat luar angkasa dengan cepat dapat mengungkap batasan dari materi gelap paling depan di dunia, tentu dalam model ini.
Mereka menggunakan teknologi terbaru untuk menguji teori tersebut. Project Researcher, Joshua Eby dari University of California menyebut bahwa Parker Solar Probe dari NASA kini tengah beroperasi di dalam orbit Merkurius.
Parker Solar Probe ini telah beroperasi sejak tahun 2018 lalu dengan bantuan pelindung dan telah melakukan perjalanan lebih dekat dengan Matahari dan menjadi jam atom luar angkasa untuk mencari materi gelap di sana. (R10/HR-Online)