Selasa, Mei 20, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Maestro Affandi Keliling Eropa karena Lukisan

Kisah Maestro Affandi Keliling Eropa karena Lukisan

Pada tahun 1950 jagad seni Indonesia digegerkan oleh kehadiran pelukis otodidak yang karyanya melanglang buana. Pelukis otodidak ini terkenal di kalangan penikmat seni di seluruh dunia terutama di Eropa. Ia adalah Maestro Affandi Koesoema yang keliling Eropa karena lukisannya.

Ya, lukisan karya Affandi membuat dirinya bisa menginjakkan kaki ke berbagai negara di Asia dan Eropa.

Pria kelahiran 18 Mei 1910 ini pernah mengelilingi Eropa untuk melukis beberapa objek yang disukai. Selain melukis, kedatangan Affandi di Eropa juga hadir sebagai seniman yang sedang menggelar pameran.

Affandi membawa sejumlah lukisan yang dipamerkan di beberapa negara Eropa dan banyak bertukar pikiran dengan seniman-seniman hebat di sana melalui karya rupanya.

Sebelum Affandi terkenal sebagai pelukis hebat, seniman hobi nyangklong ini berprofesi sebagai pekerja visual. Ia menjadi pelukis di kantor reklame yang ada di Bandung dan Jakarta.

Sebagaimana hobi yang dijalani tanpa beban, pekerjaan membuat reklame bagi Affandi pun bukanlah hal yang berat. Ia suka bekerja beriringan dengan hobinya sebagai pelukis sama-sama terasah.

Baca Juga: Kisah Pelukis Affandi, Selamat dari Maut karena Daun Pisang

Semenjak bekerja di kantor reklame itu Affandi mulai belajar merambah berbagai gaya melukis. Hingga suatu ketika ia berkenalan dengan gaya lukisan ekspresionisme.

Aliran ini kurang lebih menggambarkan lukisan tentang realita kehidupan (kenyataan) manusia sebagai makhluk sosial.

Affandi mulai mengkolaborasikan berbagai teknik melukisnya hingga menciptakan hasil lukisan abstrak yang luar biasa. Dari situ ia terkenal sebagai Maestro seni lukis abstrak beraliran ekspresionism.

Kisah si Pelukis Otodidak Maestro Affandi Keliling Eropa

Menurut buku Ensiklopedia Indonesia bertajuk, “Affatomi- Afghanistan” (1950), kisah awal Maestro Affandi bisa keliling di Eropa karena popularitas karyanya yang sudah merambah seni rupa modern di Barat.

Ya lukisan karya Affandi sudah masuk ke penikmat seni Eropa dan mendapatkan respon yang luar biasa baik dari mereka.

Para penikmat seni di Eropa suka goresan abstrak ekspresionisme Affandi yang khas. Visual canvas yang terasa hidup dan bisa menginspirasi setiap orang yang melihatnya.

Affandi menjadi populer karena karyanya “hidup”, tema-tema lukisannya tak lepas dari persoalan-persoalan sosial pasca Perang Dunia II. Oleh karena itu, Affandi dipanggil untuk datang menghadiri pameran dan sharing pengetahuan tentang seni rupa bersama para seniman terkenal di Eropa.

Mendengar kabar ini Affandi gembira tak menyangka. Ia kemudian mengajak keluarganya ikut bersama safari seni rupa Affandi ke Eropa.

Kala itu anak perempuan Affandi bernama Kartika Affandi ikut dalam rangkaian acara tersebut. Mereka sama-sama datang ke Eropa setelah sebelumnya singgah di India.

Di tanah para Dewa (India), Affandi menggelar pameran kecil dan sharing ilmu pengetahuan seni rupa bersama para perupa di sana.

Baca Juga: Maestro Seni Abstrak, Sejarah Affandi Pelukis yang tak Membutuhkan Kuas

Begitu pun dengan Maestro Affandi yang selalu haus akan pengetahuan baru untuk berkarya, ia mengajak teman seniman India datang ke tempat indah dan melukis bersama-sama agar saling mengisi ilmu di antara satu dengan lainnya.

Setelah kunjungan ke India selesai, Affandi bersama keluarga bergegas melanjutkan perjalanannya ke Eropa.

Perupa yang pandai berbahasa Inggris dan Belanda tersebut kemudian landing di London. Ia mengadakan beberapa pameran seni rupa lukisan koleksinya sendiri yang terdiri dari lukisan berjudul, Potret Ibuku dan Tiga Darsa Telandjang.

Setelah berminggu-minggu di tanah kelahiran The Beatles, Affandi melanjutkan perjalanannya ke Paris, di sinilah ia merasa terkesan karena banyak sekali peninggalan seniman hebat yang jadi inspirasinya sebagian besar ada di Prancis.

Selain Pelukis Affandi juga Pematung Otodidak

Perjalanan ke Eropa tidak hanya menamakan Affandi sebagai pelukis abstrak melainkan juga seorang pematung yang otodidak. Affandi terampil membuat patung berbahan dasar tanah liat.

Ia pernah menciptakan patung potret wajahnya sendiri dari tanah liat. Namun sayang saat ini sebagian besar karya patung milik Affandi rapuh dan hancur termakan usia.

Sebagaimana melukis di atas kanvas, Maestro Affandi selalu mengedepankan ekspresionisme sebagai aliran berkeseniannya.

Hal ini tercermin pula pada proses pembuatan patung yang Affandi lakukan ketika itu. Ia membuat wajah sendiri menjadi patung dari tanah liat begitu kontras dengan potret masa tua yang penuh dengan perjuangan.

Bagi Affandi lukisan dan patung merupakan media visual yang mengekspresikan kehidupan. Maka dari itu sesungguhnya dua aliran seni rupa tersebut begitu penting bagi para pecinta seni modern di seluruh dunia.

Affandi percaya hanya dari lukisan dan patung orang akan cepat mengetahui banyak arti dari sebuah kehidupan. Dua aliran seni rupa tersebut layaknya foto yang bisa mendokumentasikan waktu.

Konon Maestro Affandi pernah meyakini kesenian patung lebih meninggalkan jejak ekspresi manusia yang kuat ketimbang lukisan.

Dengan kata lain bagi siapapun yang melihat patung karyanya tidak perlu berpikir keras untuk mengetahui tanda, makna, dan simbol dalam patung tersebut.

Baca Juga: Idrus, MC Kondang Diskotik Tahun 1970 yang Rajin Sembahyang

Sebab patung adalah gambaran paling jelas untuk mengekspresikan gagasan yang selama ini terpendam dalam pikiran si seniman.

Mengalir Darah Seni dari Sang Ayah

Hadiah bisa keliling Eropa bersama keluarga tak membuat maestro Affandi lupa pada jasa sang ayah yang telah membesarkan namanya jadi seniman terkenal.

Affandi memiliki darah keturunan seniman dari sang ayah. Saat itu ayah Affandi memiliki keterampilan yang hebat saat melukis di atas kanvas, ia tak pernah menggunakan kuas untuk menggoreskan garis di sana, dan ini turun pada sosok Affandi.

Setelah Affandi berguru pada sang ayah, ia memilih melanjutkan hobi sekaligus kepercayaan batin sebagai pelukis hebat di masa mendatang bersama PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) pada tahun 1938.

Pada masa ini Affandi mulai berkenalan dengan seniman berbagai aliran. Seperti di perpustakaan liar, Affandi menyedot satu persatu ilmu teman-temannya dalam berkarya.

Tak lama setelah itu Affandi yang meyakini seni rupa bisa jadi ladang kehidupannya kelak menggelar pameran tunggal pertamanya pada tahun 1940 di Jakarta.

Pengunjungnya banyak termasuk teman-teman senior di PERSAGI. Hal ini terbilang hebat sebab saat itu jangankan menghadiri pameran, mengadakan perkumpulan beberapa orang saja kena tegur aparat kolonial karena saat itu rakyat Indonesia sedang dalam suasana Perang Dunia II.

Affandi hebat karena ayahnya. Ia ingat betul bagaimana sang ayah berpesan sebelum wafat, kurang lebih “ikuti kata hati saat melukis dan tak perlu bergantung pada alat apapun kecuali tangan”.

Oleh sebab itu Affandi tumbuh menjadi seniman yang terampil melukis tanpa bantuan kuas sebagaimana kehebatan ayahnya kala melukis waktu ia kecil dulu. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Teror Ulat Bulu Ukuran Besar Serang Tanaman dan Rumah Warga Sumedang, Jumlahnya Ribuan Bikin Merinding

Teror Ulat Bulu Ukuran Besar Serang Tanaman dan Rumah Warga Sumedang, Jumlahnya Ribuan Bikin Merinding

harapanrakyat.com,- Teror ulat bulu di Desa Dusun Pasirhurip, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat membuat warga cemas. Apalagi ukuran serangga tersebut rata-rata...
Ratusan Jabatan Kosong di Pemkab Ciamis, Bagaimana Ketentuan Rotasi dan Promosi Jabatan

Ratusan Jabatan Kosong di Pemkab Ciamis, Bagaimana Ketentuan Rotasi dan Promosi Jabatan?

harapanrakyat.com,- Rotasi atau mutasi dan promosi jabatan di lingkungan pemerintah sudah menjadi hal yang biasa. Namun ada ketentuan untuk melakukan pengangkatan, pemindahan, dan penggantian...
Diduga Oleng, Sebuah Mobil di Kota Banjar Terjun ke Saluran Irigasi, Satu Orang Terluka

Diduga Oleng, Sebuah Mobil di Kota Banjar Terjun ke Saluran Irigasi, Satu Orang Terluka

harapanrakyat.com,- Sebuah kendaraan roda 4 Jenis Toyota Calya dengan nomor polisi Z 1628 TL yang dikemudikan oleh Tarsono (69) warga Cisaga, Kabupaten Ciamis mengalami...
Banjir dan Longsor di Sukahening Tasikmalaya, Puluhan Rumah Terendam dan 2 Rusak Parah

Banjir dan Longsor di Sukahening Tasikmalaya, Puluhan Rumah Terendam dan 2 Rusak Parah

harapanrakyat.com,- Bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah Kampung Calincing, Desa Calingcing, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (19/5/2025) malam. Banjir dan longsor...
Pasca Pembongkaran, Pemkab Pangandaran Fokus Relokasi Pedagang Pasar Wisata, Ini Lokasinya

Pasca Pembongkaran, Pemkab Pangandaran Fokus Relokasi Pedagang Pasar Wisata, Ini Lokasinya

harapanrakyat.com,- Pembongkaran kios di Pasar Wisata Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, hampir rampung. Pasca pembongkaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran akan fokus soal relokasi pedagang Pasar...
Pembahasan RPJMD 2025-2029, Pemkot Banjar Berencana Revitalisasi Alun-alun dan Bangun Kawasan Rest Area

Pembahasan RPJMD 2025-2029, Pemkot Banjar Berencana Revitalisasi Alun-alun dan Bangun Kawasan Rest Area

harapanrakyat.com,- Dalam pembahasan RPJMD 2025-2029, Pemkot Banjar, Jawa Barat berencana akan merevitalisasi Alun-alun dan Masjid Agung Kota Banjar. Tak hanya itu, pemerintah juga merencanakan...