Minggu, Juni 4, 2023
BerandaBerita TerbaruProfil BJ Habibie dan Alasannya Melepas Timor Leste

Profil BJ Habibie dan Alasannya Melepas Timor Leste

Profil BJ Habibie adalah presiden Republik Indonesia dari golongan teknokrat. Ia merupakan Insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1954.

Namun kuliahnya di ITB tak sampai selesai, lalu pada tahun 1955-1965 ia terbang melanjutkan studi ke jurusan teknik pesawat di RWTH Aachen Jerman Barat.

Di Jerman nama Habibie tetap bersinar. Ia terkenal sebagai Mahasiswa yang cerdas dan cekatan. Khususnya dalam ilmu teknik penerbangan, Habibie mahir mengkolaborasikan rumus-rumus ilmu pasti yang membuatnya bisa bikin pesawat terbang sendiri.

Tak lama setelah namanya terkenal di Jerman pemerintah Orde Baru menyuruh BJ Habibie pulang ke tanah air.

Pemerintah akan memberikan tugas untuk pembangunan Indonesia. Karena Habibie juga seorang Nasionalis, tak lama setelah berita itu sampai di meja kerjanya ia langsung memboyong keluarga besarnya pulang ke Jakarta.

Baca Juga: Le Mayeur de Merpres, Saat Pelukis Belgia Tergila-gila pada Wanita Bali

Habibie terbawa arus politik Indonesia yang sedang chaos. Suharto yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun lengser. Ia kemudian menunjuk Habibie untuk meneruskan kepemimpinannya.

Alhasil Habibie hadir menjadi jembatan reformasi, terutama membebaskan bangsa Indonesia dari rezim militer Orde Baru.

Dalam pemerintahannya Habibie terkenal sebagai Presiden RI yang paling sederhana. Kendati demikian pemikiran-pemikirannya berat. Habibie juga piawai memutuskan segala persoalan politik dengan tepat.

Di sepanjang sejarah Indonesia Habibie adalah sosok Presiden RI yang melepaskan Timor Timur dari NKRI. Saat ini wilayah bagian Indonesia timur tersebut menjadi negara baru bernama Timor Leste.

Profil BJ Habibie Berasal dari Keluarga Islam yang Taat

Menurut Hendrowinoto dalam buku berjudul, “Ibu Indonesia dalam Kenangan” (2004), BJ Habibie berasal dari keluarga yang Islam yang taat.

Pria kelahiran Pare Pare pada tanggal 25 Juni 1936 tersebut bahkan pernah menggantikan jadi imam saat ayahnya wafat pada saat sholat berjamaah Maghrib di rumah.

Ayah Habibie bernama Alwi Abdul Jalil Habibie, pria kelahiran Gorontalo yang tajir. Belakangan berasal dari keluarga bangsawan kerajaan di Gorontalo. Sedangkan ibunya berasal dari keluarga bangsawan Jawa di Yogyakarta bernama, R. A. Tuti Marini Puspowardojo.

Sejak kecil Habibie sudah biasa terdidik oleh pola asuh keluarga pluralis. Dua budaya yang saling berbeda dari sosok ayah dan ibu membuat ia terbiasa dengan keberagaman. Dari keberagaman itulah BJ Habibie terbentuk jadi profil pribadi yang disiplin, cerdas, dan bertanggung jawab.

Selain itu ia juga terdidik dari tradisi seorang Muslim yang taat. Keluarga kecil Alwi Abdulah Jalil Habibie membiasakan semua anak-anaknya agar rajin shalat dan mengaji. Ayah Habibie tersebut ingin semua anak-anaknya punya prinsip ke-Islaman yang kuat.

Baca Juga: Achmad Wiranatakusumah, Pendiri Batalyon Siluman Merah

Seorang Teknokrat Pertama yang Jadi Presiden RI

Ketika Habibie pulang sekolah dari Jerman, pemerintah mempercayainya sebagai presiden pengganti Suharto. Baru dalam catatan sejarah Indonesia punya presiden dari golongan Teknokrat.

Ilmuwan teknologi transportasi ahli pesawat terbang lulusan perguruan tinggi bergengsi di Eropa.

Bangsa Indonesia menyebut Habibie sebagai penolong rakyat. Pasalnya Presiden RI fasih bahasa Jerman ini telah menjembatani rakyat sipil keluar dari rezim otoriter-militeristik khas fasis zaman Orde Baru.

Melepas Timor Leste

Habibie sebagai intelektual tidak sejalan dengan pemikiran rezim Orde Baru. Ia presiden dari golongan sipil yang cinta damai. Habibie percaya perbedaan pendapat akan selesai tanpa harus mengintimidasi rakyat menggunakan senjata.

Pemikiran humanis-futuristik inilah yang kemudian membawa Habibie menjadi Presiden Indonesia satu-satunya yang melepaskan Timor Timur jadi negara sendiri.

Menurut pria kolektor mobil Mercedes Benz tersebut, dengan bebasnya Timor Timur sebagai negara sendiri membuat dampak positif untuk perekonomian di Indonesia.

Artinya tidak usah khawatir dengan pemisahan diri Timor dari bagian Indonesia Timur. Daripada banyak korban berjatuhan akibat konfrontasi militer dari zaman Sukarno-Suharto, cara yang lebih baik adalah melepaskan Timor Timur menjadi negara baru.

Baca Juga: Mengenang Sipon dan Widji Thukul, Suami Istri Pembela Buruh

Profil BJ Habibie juga dikenal sebagai satu-satunya Presiden yang optimis Indonesia bisa menjadi negara penghasil industri teknologi. Menurutnya Indonesia jangan hanya bisa menjual barang mentah (SDA) tetapi harus mampu menjual barang berbasis teknologi.

Insinyur yang Berpengalaman

Pernyataan-pernyataan Habibie tentang konsep industri teknologi futuristik berasal dari pengalamannya yang luas dalam bidang keteknokratan. Ia adalah insinyur berpengalaman di Eropa. Sebelum ke Indonesia Habibie sudah bekerja di Jerman.

Habibie pernah bekerja sebagai insinyur di Lembaga Konstruksi Ringan-Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule pada tahun 1973. Selain itu, ia juga pernah bekerja di Messerschmitt Bolkow Blohm (Perusahaan Penerbangan di Hamburg).

Karena pengalaman itulah Habibie bisa membuat pesawat di Indonesia. Ia berhasil menciptakan pesawat model N-250 Gatotkaca dan menarik perhatian banyak orang termasuk Presiden Suharto.

Karier Habibie semakin melesat setelah ia menjabat jadi Menteri Negara Riset dan Teknologi  dari tahun 1978-1998. Ketika Habibie memimpin badan tersebut orientasi kerja para peneliti punya visi dan misi “mengejar ketertinggalan dalam teknologi”.

Oleh sebab itu seluruh kebijakan dan putusan BJ Habibie selalu berkaitan dengan upaya memajukan industri teknologi. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Cek berita dan artikel HarapanRakyat.com yang lain di Google News