Bayi meninggal usai minum jamu, seorang ibu menceritakan kisah sedih yang dialaminya setelah kehilangan bayi yang berusia 54 hari. Kisah tersebut dibagikan melalui media sosial Facebook dan viral pada Rabu (18/01/2023).
Kisah ini awalnya dibagikan oleh salah satu akun Facebook bernama Aya Cans. Dalam postingan, terlihat foto bayi terbungkus bedong dan berbagai kabel alat bantu pernapasan yang mengelilingi bayi tersebut.
Dalam unggahan tersebut, sang ibu menceritakan anaknya yang masih berusia 54 hari harus meninggal setelah diberi ramuan tradisional yaitu daun kecipir dan kencur yang diperas.
“Ini anak saya umur 54 hari harus meninggal karena diberi minuman jamu tradisional, diberi daun kecipir dan perasan kencur,” tulis keterangan foto tersebut.
Keluarga sang ibu bersikeras agar bayi diberi jamu tradisional, namun setelah diberi minum kondisi bayi semakin memburuk. Bayi tersebut mengalami sesak napas dan infeksi paru-paru setelah melalui pemeriksaan dokter.
“Anak saya sesak napas dan infeksi paru-paru. Saya ingin membawanya ke dokter tetapi semua keluarga tidak mengizinkan, katanya lebih baik menggunakan obat tradisional, tetapi saya bersikeras membawanya ke rumah sakit,” tulisnya.
Baca Juga: Viral Video Pekerja Indonesia vs TKA China Bentrok, 2 Orang Dikabarkan Tewas
Akibatnya bayi tersebut harus meninggal dunia karena terlambat dibawa ke dokter. “Saat di rumah sakit, saya marah karena terlambat membawanya, dokter sudah melakukan segala kemungkinan, tapi terlambat,” pungkas akun tersebut.
Bayi Meninggal Usai Minum Jamu, Dokter Spesialis Anak Buka Suara
Mengomentari hal tersebut, Dokter Spesialis anak, Angga Wirahmadi turut buka suara terkait viralnya bayi usia 54 hari yang meninggal usai minum ramuan tradisional. Angga mengatakan pemberian jamu pada bayi tidak dianjurkan.
Anak baru diperbolehkan mendapat jamu atau jamu pada usia 1 tahun. Namun pemberian juga harus dibatasi.
“Umur 1 tahun bisa minum jamu. Itupun tidak boleh minum terlalu banyak karena pencernaan bayi masih dalam proses pertumbuhan” kata Angga, mengutip dari beberapa sumber, Kamis (19/01/2023).
Sedangkan pada usia kurang dari 6 bulan, zat atau cairan lain selain air susu ibu (ASI), bayi tidak dapat mencerna dengan baik. “Bahkan hal itu bisa menimbulkan bahaya,” tambah Angga.
Asupan berupa madu, jamu, air kelapa atau cairan lain selain ASI, lanjut Angga, bisa menyebabkan keracunan pada bayi. Pasalnya, bayi belum bisa mencerna cairan tersebut.
“Keracunan biasanya diawali dengan masalah pencernaan seperti muntah, kembung, diare, dan lainnya,” kata Angga menjelaskan. (Revi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)