Rabu, Mei 28, 2025
BerandaBerita TerbaruRazia PSK di Batavia Tahun 1936, Menteng Jadi Pusatnya

Razia PSK di Batavia Tahun 1936, Menteng Jadi Pusatnya

Razia PSK (Pekerja Seks Komersial) pada tahun 1936 merupakan pertama kalinya terjadi di Hindia Belanda. Titik razia PSK bermula di Batavia atau pusat ibukota Indonesia saat ini yaitu Jakarta.

Pada zaman itu PSK banyak berkeliaran di jalan-jalan elit Jakarta, salah satunya di jalan Menteng –tempat orang-orang elit Eropa bermukim di Batavia. Daerah tersebut seolah jadi pusat nongkrong para PSK, lebih tepatnya wilayah mangkal mencari pelanggan si hidung belang.

Namun sebagian pendapat mempercayai keberadaan PSK di Menteng bertujuan untuk memperoleh pelanggan yang lebih berduit. Mereka menyasar lelaki-lelaki Eropa tetapi ada juga orang Tionghoa dan elit pribumi.

Seiring berjalannya waktu, pelanggan PSK di daerah Menteng terus berdatangan. Akibatnya jumlah PSK terus meningkat, hal ini menyebabkan resiko tertular penyakit kelamin semakin tinggi.

Baca Juga: Nu Bisa Basa Walanda Sok Hese Sakarat, Doktrin Kiai Cicalengka Usir Kolonial

Sebagian penduduk Menteng mengkhawatirkan penularan penyakit seksual akan terus menyebar hingga mengakibatkan kekacauan sosial. Oleh sebab itu mereka mengadu pada pemerintah kolonial agar masalah ini segera teratasi. Maka dari itu pemerintah kolonial mengadakan razia PSK.

Sejarah Razia PSK di Batavia, Berawal dari 13 Perempuan Nakal

Menurut surat kabar Kengpo yang terbit pada tanggal 6 Juni 1936 bertajuk, “Boeat Djaga Kesopanan”, sejarah razia PSK di Batavia berawal dari adanya 13 perempuan nakal yang berkeliaran tengah malam di daerah Menteng.

Mereka adalah pekerja seks komersial yang berasal dari luar Batavia. Datang ke pusat kota kolonial untuk mengadu nasib –mencari sesuap nasi dengan menjual diri sendiri.

Memang ini miris tetapi lama kelamaan para wanita ini memicu tumbuhnya penyakit kelamin yang berbahaya.

Akibatnya salah seorang yang mewakili penduduk Menteng melaporkan keresahannya terhadap PSK. Hal ini membuat pemerintah kolonial bergerak. Mereka mengerahkan veldpolitie untuk menangkapi wanita-wanita nakal itu di berbagai sudut daerah Menteng.

Para wanita tersebut pun ditangkap. Jumlahnya ada 13, mereka meringkuk dalam mobil truk dan tertunduk seperti bersedih menahan malu. Rata-rata umur para wanita itu masih muda, bahkan ada yang masih berusia 14 tahun.

Sebagian PSK yang lebih senior menjalani profesi ini menawarkan diri secara bebas pada petugas razia. Namun jika mereka tertarik si perempuan itu minta dibebaskan dari jeratan razia. Bagi petugas yang hasratnya tak tertahan, tawar menawar ini diladeni.

Oleh sebab itu ketika kasus ini terbongkar, pemerintah kolonial memperketat petugas zenden politie supaya lebih berintegritas dan profesional saat menjalankan misinya.

Baca Juga: Tetamoe Malem di Surabaya, Kisah Maling Tak Kasat Mata Tahun 1920-an

Pemerintah Kolonial Membuat Kebijakan “Djaga Kesopanan”

Menurut surat kabar Kengpo (1936) pemerintah kolonial telah meregulasi ulang kebijakan mengenai razia PSK di Batavia dengan membentuk slogan Djaga Kesopanan.

Slogan itu terpasang di berbagai tempat yang rawan jadi area mangkal PSK. Selain dipasangi slogan biasanya petugas Zenden Politie akan berjaga-jaga di sekitar tempat tersebut. Mereka tak segan menangkapi para PSK yang masih bandel –menjajakan diri di tengah keramaian kota Batavia.

Peristiwa ini sebagaimana tergambar dalam kutipan surat kabar Kengpo (1936) berikut di bawah ini:

“Perempoewan moendar-mandir djalan pada waktoe tengah malem dengan maksoed dagangken diri, maka akan ditangkap Zenden Politie”

Para petugas razia PSK selalu berpatroli setiap tengah malam. Mereka mencari wanita-wanita yang masih mencoba ulang mangkal di sepi dinginnya malam kota Batavia. Tak jarang para petugas mengejar PSK sampai ke daerah tempat mereka berasal.

Konon slogan dan kebijakan Djaga Kesopanan merupakan bagian dari aturan penting pemerintah kolonial di Batavia. Sebab pemerintah menaruh harapan optimis pada para petugas yang merazia PSK agar bisa menekan jumlah penyakit kelamin yang berbahaya.

Penduduk Menteng Resah PSK Berkeliaran

Masyarakat Menteng resah dengan adanya PSK bandel yang tetap berkeliaran di daerah tersebut. Para PSK di Batavia ini pintar, supaya tidak terjaring razia Zenden Politie mereka mengubah jam mangkal menjadi lebih awal dari sebelumnya.

Pemandangan PSK yang seksi membuat risih penduduk Menteng saat itu. Apalagi mereka yang telah berkeluarga dan memiliki anak remaja. Tentu risiko tinggi menjaga hasrat agar tidak terjebak pada rayuan si perempuan nakal itu begitu sulit.

Baca Juga: Penangkapan Si Pitung Tahun 1893, Jawara Betawi Kontroversial

Akibat keadaan yang berisiko inilah para penduduk Menteng melapor kembali kepada pemerintah kolonial bahwa para PSK masih tetap bandel. Mereka menjajakan diri dengan mengubah jam mangkal.

Masyarakat Menteng begitu terganggu, situasi ini sebagaimana tergambar dari kutipan suratkabar Kengpo (1936) sebagai berikut: “ini penangkapan pada prampoewan djalang jalan atas pemintahan dari pendodoek di itu bilangan (Menteng) jang berasa dapet ganggoean”.

Dari sejak itulah Menteng terkenal pada zaman kolonial sebagai pusat berkeliarannya PSK. Mereka selalu nongkrong di jalan-jalan Menteng untuk mendapat pelanggan yang berduit. Paling tidak bisa mendapat lelaki Eropa, Tionghoa, atau pribumi tuan tanah. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Polres Tasikmalaya Pastikan Pembuatan SIM Bebas Pungli dan Calo, Jangan Percaya Tawaran Kilat Biaya Mahal

Polres Tasikmalaya Pastikan Pembuatan SIM Bebas Pungli dan Calo, Ingatkan Jangan Percaya Tawaran Kilat Biaya Mahal

harapanrakyat.com,- Polres Tasikmalaya, Polda Jawa Barat, membuat terobosan agar dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) agar bisa terbebas dari pungutan liar (pungli). Terobosan tersebut...
106 CPNS di Kota Banjar Terima SK Jadi Pegawai Negeri, Langsung Dapat Gaji Pertama

106 CPNS di Kota Banjar Terima SK Jadi Pegawai Negeri, Langsung Dapat Gaji Pertama?

harapanrakyat.com,- Sebanyak 106 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2024 di Kota Banjar, Jawa Barat, mendapat SK pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)....
Wisata di Ciamis terbaru 2025 The Mang Sari Garden

Wisata di Ciamis Terbaru 2025! Cuma Rp5 Ribu Bisa Berenang, Mandi Busa, dan Terapi Ikan

harapanrakyat.com,- Ciamis, Jawa Barat, kini punya destinasi wisata terbaru yang seru dengan tiket terjangkau, yaitu The Mang Sari Garden. Tempat wisata ini berlokasi di...
Refleksi 100 Hari Kerja Gubernur Dedi Mulyadi

Refleksi 100 Hari Kerja Gubernur Dedi Mulyadi, Fokus Benahi Jawa Barat

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan refleksi atas capaian 100 hari kerja kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur, Erwan Setiawan. Ia menyampaikan berbagai hal yang...
Bek Persib Bandung

Bikin Bangga, Bek Persib Bandung Ini Terpilih Masuk Tim ASEAN All Stars Lawan MU

Bek Persib Bandung, Kakang Rudianto terpilih masuk skuad ASEAN All Stars. Tim tersebut merupakan kumpulan pemain terbaik se-Asia Tenggara yang akan melawan Manchester United. Tentunya...
Sunan Ibu Sunrise Point, Spot Wisata Murah di Bandung Cocok untuk Pendaki Pemula

Sunan Ibu Sunrise Point, Spot Wisata Murah di Bandung Cocok untuk Pendaki Pemula

harapanrakyat.com,- Anda pendaki pemula yang mau mencoba naik gunung namun masih khawatir dengan ketinggiannya? Anda harus mencoba wisata Sunan Ibu Sunrise Point dengan spot...