Jumat, Mei 2, 2025
BerandaBerita TerbaruKala Iklan Rokok Tahun 1930 Disusupi Agenda Politik Westernisasi Kolonial

Kala Iklan Rokok Tahun 1930 Disusupi Agenda Politik Westernisasi Kolonial

Sejarah iklan rokok tahun 1930 tampaknya menarik perhatian banyak penggila tembakau di Indonesia. Banyak kisah lampau yang tersembunyi dan tidak diketahui masyarakat awam tentang pentingnya rokok bagi pemerintah kolonial zaman dulu.

Salah satu kisah menarik dari lintingan kretek Nusantara antara lain dapat dilihat dari iklan rokok. Melalui promosi pemasaran produk kretek yang kerap terbit dalam surat kabar ternyata ada politik westernisasi pemerintah kolonial.

Pemerintah Belanda ingin menyebarkan paham-paham Barat pada rakyat pribumi melalui iklan rokok. Selain itu dengan iklan rokok yang menarik dan menggelitik ini orang Belanda juga ingin mengadu produk rokok miliknya dengan milik pribumi.

Artinya selain ada kepentingan politik, dalam iklan rokok juga ada kepentingan ekonomi. Memang pada hakikatnya iklan rokok tersebut dibuat untuk kepentingan pemasaran, atau lebih tepatnya menarik perhatian konsumen agar berlangganan. Namun pada kenyataannya tidak hanya itu, fungsi iklan rokok tahun 1930 beragam kepentingan.

Baca Juga: Sejarah Iklan Rokok, Wanita sebagai Daya Tarik Penjualan

Menurut sejarah kretek Nusantara, adanya iklan rokok yang kreatif pada tahun 1930 menandakan dimulainya modernisasi visual dalam proses produksi. Hal ini terlihat dari penggunaan headline, body copy, harga, identitas, dan signature slogan.

Bagi pemilik usaha kretek, iklan rokok merupakan daya tarik yang menduduki posisi penting dalam pemasaran. Artinya semakin kreatif dan unik pabrik rokok membuat iklan, maka semakin laris dan legendaris pula hasil produksinya.

Iklan Rokok Tahun 1930 Mengandung Unsur Westernisasi Kolonial

Menurut Yuhana Setianingrum dalam Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 9, no. (2) 2012 berjudul, “Kreativitas dalam Desain Iklan Rokok di Jawa, 1930-1970”, iklan rokok tahun 1930 mengandung unsur westernisasi kolonial.

Hal ini terlihat dari adanya figur-figur Barat yang menempel jadi karikatur iklan dan bungkus rokok. Para pengusaha kretek asal Belanda sengaja diperintah kolonial untuk mencantumkan figur Barat agar jadi simbol jika orang Belanda mampu menguasai ekonomi rakyat pribumi.

Menariknya tidak hanya dalam kemasan rokok, figur Barat juga sering dijumpai oleh masyarakat pribumi zaman dulu dalam buku bacaan seperti komik. Dalam komik banyak dijumpai tokoh-tokohnya berasal dari orang Eropa, salah satunya ada tokoh Three MusketeersDrie Musketiers.

Namun belakangan baru ditemukan jika tokoh Drie Musketiers –tiga sekawan yang memiliki rupa orang Eropa juga ada dalam kemasan cerutu. Hal ini menandakan jika produk rokok tahun 1930 tak lepas dari kuatnya pengaruh westernisasi kolonial.

Baca Juga: Pasar Betawi Tahun 1922, Sentral Kopi Robusta Palembang Langganan Kolonial

Membangun Simbol-Simbol Modernisasi

Seiring dengan berkembangnya zaman iklan rokok semakin beragam. Misalnya ketika tahun 1950 iklan rokok mengalami banyak kemajuan. Produksi bungkus rokok menampilkan gambar berbentuk foto. Begitu pun dengan iklan rokok, semua mulai menggunakan hasil potret.

Berbeda dengan tahun 1930, iklan rokok pada tahun 1950 dianggap jadi simbol modernisasi periklanan. Terutama dalam bentuk industri rokok, iklan kretek yang menggunakan foto di koran-koran jadul melambangkan eksistensi produksi rokok yang tak pernah padam.

Sama seperti pada tahun 1930 –iklan rokok yang kreatif sebagai perlambang westernisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, maka pada tahun 1950 iklan rokok dengan visualisasi lebih jelas dari hasil potret melambangkan simbol kemajuan zaman.

Pada intinya pabrik atau pengusaha-pengusaha rokok di seluruh Indonesia kala itu ingin menyampaikan kalau industri kretek terus mengimbangi zaman. Produksi kretek terus berjalan dan tidak akan pernah padam.

Pernyataan ini terbukti hingga sekarang, walaupun kemasan rokok menyeramkan, masih banyak konsumen yang tak menghiraukannya.

Baca Juga: Sejarah Kecu, Rampok Sadis di Hutan Purworedjo Tahun 1922

Iklan Rokok Membangun Citra Perempuan Erotis

Setelah tahun 1950 iklan rokok dicerminkan sebagai simbol modernisasi, berbeda halnya ketika iklan rokok diproduksi pada tahun 1970. Menurut Yuhana Setianingrum (2012), iklan rokok pada tahun itu mencerminkan citra perempuan yang erotis.

Iklan rokok tahun 1970 yang mengangkat tema perempuan erotis bertujuan untuk menarik banyak perhatian konsumen.

Saking pentingnya visualisasi iklan ini, rokok kala itu diibaratkan sebagai simbol kejantanan seorang pria, artinya ketika sosok laki-laki merokok maka ia dianggap sudah dewasa dan sudah matang untuk menaklukan hati perempuan.

Iklan rokok dengan model perempuan erotis saat itu dipandang sebagai praktik patriakis yang kental di kalangan laki-laki Indonesia. Hal ini juga tak terlepas dari suasana setelah revolusi, kaum laki-laki lah yang menonjol ketimbang golongan perempuan.

Sampai detik ini teori di atas masih berfungsi, rokok seolah jadi simbol milik laki-laki, maka dari itu jika ada perempuan yang merokok ia akan dianggap menyalahi norma yang berlaku.

Padahal pada hakikatnya rokok tidak baik untuk kesehatan, namun karena norma yang berjalan tidak seimbang maka rokok tetap ada dan laris di pasaran. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Dedi Mulyadi Wawancara Kepsek SMAN 1 Cikarang Utara, Terkuak Latar Belakang Aura Cinta

Dedi Mulyadi Wawancara Kepsek SMAN 1 Cikarang Utara, Terkuak Latar Belakang Aura Cinta

harapanrakyat.com,- Sosok Aura Cinta tengah menjadi perbincangan publik setelah videonya bersama Dedi Mulyadi tersebar luas di media sosial. Gadis ini dikenal kritis dan berani...
Nanang Permana Jadi Keynote Speaker Talkshow Kejamiyyahan PD Pemuda Persis Ciamis

Nanang Permana Jadi Keynote Speaker Talkshow Kejamiyyahan PD Pemuda Persis Ciamis

harapanrakyat.com,- Ketua DPRD Ciamis, Jawa Barat, H. Nanang Permana MH menjadi keynote speaker dalam Talkshow Kejamiyyahan yang dilaksanakan PD Pemuda Persis Kabupaten Ciamis, Kamis...
Korban Keracunan MBG di Rajapolah Tasikmalaya

Siswa Korban Keracunan MBG di Rajapolah Tasikmalaya Terus Bertambah, Satu Orang Dirujuk ke RS

harapanrakyat.com,- Siswa korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat terus bertambah. Hingga Kamis (1/5/2025) malam, jumlah korban mencapai...
perlambatan ekonomi

Atasi Perlambatan Ekonomi, Ace Hasan Ingin Kader Partai Golkar Jawa Barat Siapkan Strategi

harapanrakyat.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzily meminta seluruh kadernya menyiapkan strategi mengatasi perlambatan ekonomi yang terjadi. Baca Juga : Hari...
Equalizer Tape Mobil, Fitur Penting dalam Sistem Audio

Equalizer Tape Mobil, Fitur Penting dalam Sistem Audio

Equalizer tape mobil adalah salah satu bagian mobil yang mempunyai banyak fungsi. Fitur audio mobil tidak optimal apabila tidak ada bagian ini. Bagian equalizer...
Cara Mengaktifkan Action Mode iPhone, Video Lebih Stabil

Cara Mengaktifkan Action Mode iPhone, Video Lebih Stabil

Cara mengaktifkan Action Mode iPhone tak sesulit yang dibayangkan. Hal ini karena pemula juga bisa ikut mencobanya. Namun sebelumnya, ketahui dulu sebenarnya apa mode...