Rabu, Mei 28, 2025
BerandaBerita TerbaruPasar Betawi Tahun 1922, Sentral Kopi Robusta Palembang Langganan Kolonial

Pasar Betawi Tahun 1922, Sentral Kopi Robusta Palembang Langganan Kolonial

Pada tahun 1922 surat kabar terbitan pemerintah kolonial memberitakan tentang pasar Betawi di Batavia sebagai sentral kopi robusta Palembang yang laris.

Kebanyakan pelanggan kopi robusta Palembang adalah orang-orang Belanda. Mereka suka dengan aroma dan rasanya yang legit. Tidak seperti kebanyakan kopi hitam pekat yang pahit, kopi robusta Palembang terkenal manis dan sedikit asam.

Bagi para pencinta kopi di kalangan masyarakat kolonial waktu itu, kopi robusta Palembang adalah salah satu biji hitam yang paling dicari.

Bahkan saking banyak penggemarnya orang-orang Belanda itu melakukan perjalanan ke Palembang untuk membeli biji kopi langsung dari petani.

Hal ini membuat para petani kopi di Palembang kebanjiran pelanggan. Pesanan pun datang dari macam-macam toko kopi di pulau Sumatera dan Jawa.

Baca Juga: Kisah Grup Sandiwara Dardanella Keliling Asia dan Eropa Tahun 1934

Namun untuk mempermuda pencarian kopi para petani di Palembang hanya memasok produknya khusus untuk Jawa berada di pasar Betawi.

Maka dari itu pasar Betawi jadi sentral penjualan kopi robusta Palembang yang terkenal. Ketika pasokan kopi ini lancar orang-orang kolonial penikmat biji hitam tak perlu datang ke Palembang. Mereka bisa mengunjungi pasar Betawi untuk berbelanja kopi robusta Palembang yang asli.

Kopi Robusta Palembang Memiliki Harga yang Mahal di Pasar Betawi Tahun 1922

Menurut surat kabar Sin Po yang terbit Sabtu, 1 Juli 1922 bertajuk, “Kabar Dagang: Pasar Betawi”, kopi robusta asal Palembang punya daya beli yang tinggi terutama pada bulan-bulan tertentu seperti di bulan Juni, Juli, dan Agustus.

Dalam bulan-bulan tersebut harga jual kopi robusta asal Palembang ini sedang membumbung tinggi.

Salah satu penyebab naiknya harga jual kopi ini karena pada bulan itu sedang ada di masa panen yang sempurna. Artinya hanya di tiga bulan dalam setahun biji kopi robusta Palembang memiliki kualitas yang paling baik.

Adapun pernyataan di atas sebagaimana diperoleh dalam kutipan surat kabar Sin Po (1922) berikut ini:

“Kopi robusta Palembang di pasar Betawi sanget rame. Disana sering terdjadi toekar menoekan (levering) yang tinggi setiap boelan Juni, Juli, dengen Agustus. Levering di oeangkan kira-kira perkilo sampe f. 621, harga jang mahal untuk kualitas paling baik”.

Daya jual yang tinggi membuat para pengusaha Eropa tertarik memonopoli bisnis kopi robusta Palembang. Akhirnya lambat laun mereka mencari pengepul kopi tersebut dan membawanya ke gudang-gudang partikelir untuk kemudian dikirim ke beberapa negara pecinta kopi di Barat.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Surabaya Tahun 1937, Wanita Tionghoa Terlindas Truk

Pasar Betawi Punya Ciri Khas: Pusat Jual Kopi Langganan Belanda

Eksistensi kopi robusta Palembang yang dijual di pasar Betawi membuat branding pasar tersebut jadi pusat perdagangan yang punya ciri khas.

Pasalnya banyak orang Eropa yang datang sengaja ke Batavia untuk berkunjung ke pasar Betawi hanya ingin berbelanja kopi robusta Palembang.

Dengan kata lain pasar Betawi mempunyai ciri khas menjadi sentral penjualan kopi robusta Palembang langganan orang-orang Belanda. Pasar Betawi mendadak beken karena banyak suratkabar-suratkabar Belanda yang mengiklankan aktivitasnya yang ramai dikunjungi para peminat kopi.

Karena ramai dikunjungi orang Belanda dari berbagai wilayah Jawa, pasar Betawi kerap dijaga oleh centeng-centeng pribumi yang garang.

Mereka terdiri dari jagoan-jagoan setempat yang biasa menghajar kejahatan. Para centeng itu bertugas mengamankan pasar dari kemungkinan terjadinya sesuatu hal yang tak diinginkan.

Nampaknya tidak hanya mengundang banyak orang-orang Belanda beraktivitas di pasar, kopi robusta Palembang juga secara tidak disadari telah menambahkan lapangan kerja bagi para pengangguran. Menariknya karena kopi inilah para centeng mendapatkan upah yang baik dan halal.

Mengangkut Kopi Robusta Palembang ke Belanda

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, beberapa pengusaha partikelir Belanda membawa hasil kopi robusta Palembang ke negeri induk, mereka menjual kopi kualitas terbaik Nusantara ini ke beberapa negara Eropa selain Belanda.

Para penjual kopi robusta Palembang dari pedagang Belanda diperoleh melalui pengepul. Mereka berasal dari golongan elit pribumi yang bisa mengarahkan petani kopi agar menjualnya dengan harga di bawah rata-rata.

Baca Juga: Gerakan Teosofi Barat di Jawa Abad 19, Didominasi Kalangan Priyayi

Golongan elit pribumi yang jadi pengepul kopi kemudian menyetorkan hasil pembelian biji hitam ini pada pedagang Belanda dengan harga yang sama. Untuk mendapat keuntungannya mereka biasa diberikan oleh si pedagang Belanda 30 persen dari keuntungan seharusnya.

Para pengepul pribumi ini tidak lain halnya seperti makelar. Ia hanya jadi kaki tangan Belanda yang dimanfaatkan untuk menundukan bangsa sendiri. Karena kopi robusta Palembang secara tidak langsung bangsa kita telah diadu domba oleh orang Belanda.

Mereka para pedagang Belanda berhasil menerbangkan kopi-kopi Palembang itu ke beberapa negara besar di Eropa.

Keuntungan penjualan kopi robusta dari Palembang itu tiga kali lipat dari keuntungan si pengepul. Orang-orang pribumi untuk kesekian kalinya berhasil dibodohi oleh pedagang kolonial yang “cerdik”. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Apakah Telur atau Ayam yang Lebih Dulu Simak Jawabannya Menurut Sains

Apakah Telur atau Ayam yang Lebih Dulu? Simak Jawabannya Menurut Sains

Telur atau ayam yang lebih dulu merupakan sebuah pertanyaan kuno yang kerap kita dengar. Lalu, jawabannya apa? Sains tampaknya telah mengartikan pertanyaan tersebut secara...
Menyelami Hikmah Memakmurkan Masjid di Rumah Allah Swt

Menyelami Hikmah Memakmurkan Masjid di Rumah Allah Swt

Di dalam ajaran Islam, tertulis jelas bahwa memakmurkan masjid merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Langkah ini memberikan keutamaan yang akan berguna, baik di dunia...
Yance Sayuri

Selalu Cidera Saat Dipanggil Timnas Indonesia, Yance Sayuri: Bukan Kutukan!

Yance Sayuri patut berbangga hati karena mendapat panggilan sebagai pemain Timnas Indonesia. Namun, di balik rasa bangganya itu ternyata ia dibayang-bayangi kutukan cedera. Pasalnya, setiap...
Penerapan Jam Malam Bagi Peserta Didik, Disdikbud Kota Banjar Dukung untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Penerapan Jam Malam Bagi Peserta Didik, Disdikbud Kota Banjar Dukung untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

harapanrakyat.com,- Kepala Disdikbud Kota Banjar, Jawa Barat, mendukung atas surat edaran Gubernur Jabar terkait penerapan jam malam bagi siswa. SE tersebut untuk mewujudkan generasi...
Honor 200 Pro 5G Hadir dengan Layar AMOLED 6.78 inci untuk Tampilan Memukau

Honor 200 Pro 5G Hadir dengan Layar AMOLED 6.78 inci untuk Tampilan Memukau

Setelah meluncur di Indonesia pada 26 Februari 2025 lalu, Honor 200 Pro 5G menawarkan kombinasi performa, kamera, dan desain yang berhasil mencuri perhatian. Dari...
Ketersediaan Hewan Kurban Mencukupi

Distan Kota Banjar Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Mencukupi, Jumlahnya Mencapai 8.000 Ekor

harapanrakyat.com,- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, Jawa Barat, memastikan ketersediaan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1446 H mencukupi,...