Sabtu, Mei 3, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Industri Batik Pekalongan dan Berkembangnya Syarikat Islam

Sejarah Industri Batik Pekalongan dan Berkembangnya Syarikat Islam

Sejarah industri batik Pekalongan, Jawa Tengah tak bisa dilepaskan dari berkembangnya Syarikat Islam. Tahun 1921-1922 Pekalongan sudah terkenal sebagai kota penghasil batik terbesar di wilayah Hindia Belanda. 

Banyak para pedagang batik di Pekalongan yang kaya raya, mereka jadi pemodal gerakan-gerakan sosial termasuk menjadi penyokong pertama urusan finansial Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII).

Para bos batik di Pekalongan turut aktif dalam politik, bagi mereka perdagangan batik akan maju jika Belanda bisa menghargai pula kemajuan politik bangsa pribumi.

Maka dari itu ada semacam hubungan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya, terutama antara kemajuan pedagang batik dan kemajuan pribumi.

Selama berorganisasi dalam PSII, para saudagar batik di Pekalongan mendukung segala aksi dari kader organisasi tersebut.

Baca Juga: Karesidenan Pekalongan Zaman Revolusi, Pemerintahan Darurat Dipimpin Ulama

Salah satunya mendukung terjadinya gerakan sosial yang membuat pemerintah Belanda di Pekalongan khawatir akan terjadinya pemberontakan massa.

Akibat peristiwa ini terjadi pemerintah Belanda memantau terus pergerakan para saudagar batik di Pekalongan. Pemerintah kolonial terkadang membuat kebijakan untuk melakukan sabotase perdagangan kain motif khas Pekalongan tersebut.

Sejarah Industri Batik Pekalongan Mendukung Perkembangan SI

Pada tahun 1921-1922 Pekalongan dipenuhi oleh para aktivis Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang berasal dari saudagar batik. Mereka mendukung partai tersebut karena salah satu tujuannya yaitu memajukan nasib pedagang batik di seluruh pulau Jawa.

HOS Tjokroaminoto mengajak para saudagar batik untuk berjuang dengan organisasinya. Selain bisa membuat diri sendiri untung tetapi juga dengan bergabungnya pedagang batik di Pekalongan dengan PSII bisa menjadikan orang Jawa maju.

Agitasi SI oleh Tjokro di Pekalongan nampaknya berhasil, tercatat Tjokro mengangkat dua orang pemimpin SI untuk wilayah Pekalongan antara lain bernama, Tuan Kadool (sebagai Ketua –president) dan KH. Afandi (Wakil Ketua –penningmeester).

Setelah dua saudagar batik di Pekalongan itu diangkat menjadi pengurus PSII, banyak para buruh batik yang ikut dalam organisasi tersebut. Mereka bahkan kerap ramai-ramai menghadiri vergadering (pidato agitasi secara terbuka) para pemimpin kader PSII.

Dengan demikian secara tidak langsung industri batik telah melatarbelakangi perkembangan PSII di wilayah Pekalongan.

Juragan-juragan batik yang punya modal secara ikhlas dan luwes memberikan sebagian hartanya untuk membangun PSII supaya menjadi organisasi besar yang bisa menciptakan semangat Nasional.

Baca Juga: Peristiwa Tiga Daerah di Karesidenan Pekalongan, Ada Campur Tangan PKI

PSII Menginspirasi Rakyat Lakukan Gerakan Sosial

Perkembangan pesat PSII di Pekalongan pada tahun 1921-1922 membuat kader dari organisasi tersebut melakukan gerakan sosial.

Mereka secara cepat bisa menyerap semangat Nasional untuk membuat keadaan –kehidupan masyarakat pribumi menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Melalui PSII para kader organisasi tersebut percaya, hal dasar agar Indonesia menjadi negara yang maju antara lain kuasai terlebih dahulu ilmu politiknya.

Maka dari itu pada tahun 1922 kader SI di Pekalongan memberikan secara bebas pendidikan politik pada perkumpulan-perkumpulan pribumi di perkotaan dan kabupaten Pekalongan.

Semangat pergerakan untuk menciptakan masyarakat melek politik zaman itu, PSII lakukan dengan cara mendatangkan tokoh agama Islam. Tak tanggung-tanggung yang datang adalah tokoh yang berpengaruh yaitu, Haji Abdulkarim Amrullah atau terkenal dengan nama Haji Rasul.

Menurut Muarif dalam buku berjudul, “Covering Muhammadiyah: Gerakan Islam Berkemajuan dalam Sorotan Media Massa pada Zaman Kolonial Belanda” (2020), Haji Rasul datang dari Melayu untuk memperkuat kaderisasi PSII di daerah Pekalongan. Kebetulan saat itu ia juga sembari menengok anak dan menantunya yang tinggal di daerah tersebut.

Baca Juga: Sejarah Pecinan di Pekalongan: Area Dagang Tionghoa, Wilayah Kontrol Sosial Belanda

PSII Sukses Menjadi Organisasi Besar di Pekalongan

Pada tahun 1929-an Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) tumbuh pesat di kota Pekalongan. Kaderisasi partai tersebut semakin terstruktur dan memiliki banyak massa yang berasal dari kalangan intelektual Muslim.

Kesuksesan PSII tercermin dari terbentuknya cabang-cabangnya yang ada di beberapa titik di Kota dan Kabupaten Pekalongan. PSII merajai perpolitikan Pekalongan hingga tahun 1940-an, terutama daerah Pekalongan Kota.

Sedangkan menurut sejarawan Pekalongan Arief Dirhamsyah PSII pernah mengadakan kongres di Kota Pekalongan pada bulan September 1927. Dalam agenda kongres tersebut kurang lebih mendiskusikan orientasi partai dalam lingkup Nasional.

PSII telah berkembang menjadi partai besar di Pekalongan. Selain karena ekonomi saudagar batik yang berlimpah, keberhasilan PSII menguasai perpolitikan di Pekalongan juga karena keadaan sosial di kota tersebut yang notabene berasal dari masyarakat Muslim. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Elkan Baggott

Elkan Baggott Kenang Momen Manis Bersama Timnas: Garuda Tetap di Hati

Elkan Baggott, bek dari Blackpool FC, masih mengingat kebersamaannya dengan Timnas Indonesia. Bahkan ia masih mengingat setiap momen manis bersama tim Garuda tersebut. Elkan sempat...
Maling Motor Apes, Kepergok Warga Saat Beraksi di Garut, Berakhir Babak Belur

Maling Motor Apes, Kepergok Warga Saat Beraksi di Garut, Berakhir Babak Belur

harapanrakyat.com,- Apes betul nasib dua orang maling motor berinisial A dan TR. Kedua maling motor tersebut babak belur usai kepergok warga saat melakukan tindakan...
Djajang Nurdjaman

Sosok Djajang Nurdjaman, Mantan Pelatih Sekaligus Direktur Teknik Persib Bandung

Persib Bandung kabarnya telah menunjuk mantan pelatih Djajang Nurdjaman sebagai Direktur Teknik (Dirtek) klub. Kabar tersebut beredar di sosial media X (Twitter) yang memperlihatkan...
Pendidikan ala militer untuk anak nakal di Jabar

Dedi Mulyadi Sebut Pendidikan Ala Militer untuk Anak Nakal di Jabar Bukan Latihan Perang!

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyebut pendidikan ala militer untuk anak nakal bukanlah latihan perang. Pendidikan ala militer yang digagas Dedi Mulyadi...
Rest Area Karangkamulyan Ciamis dengan Wajah Baru Diresmikan Mei

Rest Area Karangkamulyan Ciamis dengan Wajah Baru Diresmikan Mei: Magnet Baru Wisatawan

harapanrakyat.com,- Pasca selesainya pembangunan rest area Karangkamulyan, yang berada di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, kini memiliki wajah baru. Rencananya, peresmian rest...
Deklarasi Pelajar Jabar di Hardiknas 2025

Ini 8 Kebijakan Dedi Mulyadi yang Tercantum Dalam Deklarasi Pelajar Jabar di Hardiknas 2025

harapanrakyat.com,- Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Jawa Barat berlangsung istimewa dan penuh makna. Upacara peringatan Hardiknas di Jabar juga diisi dengan pembacaan...