Sabtu, Mei 3, 2025
BerandaBerita CiamisPuluhan Hektar Sawah Kekeringan, Petani di Pamarican Ciamis Terancam Gagal Panen

Puluhan Hektar Sawah Kekeringan, Petani di Pamarican Ciamis Terancam Gagal Panen

harapanrakyat.com,- Puluhan hektar sawah kekeringan, petani di Desa Sukamukti, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terancam gagal panen.

Tidak adanya sumber air serta saluran irigasi untuk cadangan musim kemarau menjadi penyebab terjadinya ancaman gagal panen pada musim tanam kedua ini.

Ketua Gapoktan Desa Sukamukti Holil Hamid mengatakan, saat ini ada sekitar 20 hektar tanaman padi di sawah milik petani yang terancam gagal panen. Hal itu akibat tidak adanya curah hujan serta sulitnya mendapatkan pasokan air.

“Saat ini sebagian besar area sawah masih diupayakan untuk pengairan melalui pompanisasi. Namun, untuk lokasi yang ada di bagian Barat jalan penghubung Desa Sukamukti dan Desa Sidaharja itu total tidak bisa diairi. Karena jangkauan pompanisasi tidak kuat sampai ke lokasi itu,” tutur Holil kepada harapanrakyat.com, Rabu (21/06/2023).

Menurut Holil, tidak adanya sumber air menjadi penyebab para petani tak bisa melakukan pompanisasi di lokasi yang saat ini terdampak kekeringan.

“Sawah yang kekeringan ini lokasinya memang berada pada dataran kemiringan yang lebih tinggi. Selain itu, sekitar lokasi sawah juga tidak terdapat sumber air yang bisa dialirkan ke area persawahan. Tapi kalau sawah di sebelah Timur alhamdulillah masih bisa tertolong dengan menggunakan pompanisasi,”  jelas Holil.

Baca Juga: Pulang dari Pangandaran, Mobil Bermuatan 4 Orang Terbalik di Ciamis

20 Hektar Sawah Kekeringan di Sukamukti Ciamis

Kepala Balai Penyuluh Pertanian dan Perikanan (BPPP) Kecamatan Pamarican, Ani Alviah membenarkan jika sebagian area persawahan di Desa Sukamukti saat ini tengah dilanda kekeringan, dan terancam gagal panen.

“Dari catatan kami ada sekitar 20 hektaran yang saat ini mengalami kekeringan. Penyebabnya masalah cuaca kemarau. Serta tidak adanya sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk sarana pompanisasi,” katanya.

Menurut Ani, saat ini cuaca menurut BMKG sudah memasuki musim kemarau, sehingga banyak persawahan yang mengalami kekeringan.

Jalan satu satunya untuk menyelamatkan tanaman padi, lanjut Ani, kelompok tani di beberapa desa saat ini sudah banyak yang menerjunkan pompanisasi.

Hal itu karena saat ini cuaca sangat panas, sementara curah hujan sudah jarang terjadi. Adapun hujan turun curahnya kecil dengan durasi hanya beberapa menit saja, sehingga tidak mampu untuk mengairi areal persawahan.

Baca Juga: Harga Jual Porang Anjlok, Petani di Cipaku Ciamis Merugi

Petani Berharap Pompanisasi

Sementara itu, Turyono, salah seorang petani di Desa Sukamukti mengatakan, kondisi kekeringan yang melanda area persawahan sudah sering terjadi setiap tahunnya. Bahkan, petani sepertinya hanya bisa panen satu kali dalam satu tahun.

“Setiap tahun pasti seperti ini. Masih beruntung saya memiliki sumur bor yang bisa saya manfaatkan untuk menyirami tanaman padi. Meski hasil panennya paling hanya sekitar 60 persenan saja. Namun petani lain yang tidak memiliki sumur bor, tanaman padinya pada mati,” katanya.

Taryono berharap, pemerintah bisa mengupayakan pompanisasi untuk area persawahan yang berada di sebelah Barat jalan.

Pasalnya, dalam setiap tahun petani yang menggarap lahan di lokasi tersebut selalu mengalami gagal panen.

Untuk pompanisasi mengambil airnya dari wilayah Desa Sukajadi, karena ada sumber air yang melimpah (rawa). Lalu salurkan lewat selokan ke lokasi persawahan di Desa Sukamukti ini.

“Saya yakin kalau dengan cara pompanisasi seperti itu air pasti bisa mengairi seluruh persawahan di Desa Sukamukti,” katanya.

Menurut Taryono, pompanisasi yang saat ini diturunkan oleh Poktan dianggap tidak akan maksimal. Sebab cenderung hanya mengairi areal persawahan yang ada di wilayah Timur saja.

“Anehnya pompanisasi malah dari Timur. Bagaimana air bisa sampai ke sini, kondisinya kan Timur lebih rendah dari sebelah Barat. Air akan sulit mengalir karena kemiringan. Coba pompanisasi dari arah sini yaitu dari Sukajadi, saya yakin air akan cepat mengalir karena kondisinya turun,” ungkapnya. (Suherman/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Elkan Baggott

Elkan Baggott Kenang Momen Manis Bersama Timnas: Garuda Tetap di Hati

Elkan Baggott, bek dari Blackpool FC, masih mengingat kebersamaannya dengan Timnas Indonesia. Bahkan ia masih mengingat setiap momen manis bersama tim Garuda tersebut. Elkan sempat...
Maling Motor Apes, Kepergok Warga Saat Beraksi di Garut, Berakhir Babak Belur

Maling Motor Apes, Kepergok Warga Saat Beraksi di Garut, Berakhir Babak Belur

harapanrakyat.com,- Apes betul nasib dua orang maling motor berinisial A dan TR. Kedua maling motor tersebut babak belur usai kepergok warga saat melakukan tindakan...
Djajang Nurdjaman

Sosok Djajang Nurdjaman, Mantan Pelatih Sekaligus Direktur Teknik Persib Bandung

Persib Bandung kabarnya telah menunjuk mantan pelatih Djajang Nurdjaman sebagai Direktur Teknik (Dirtek) klub. Kabar tersebut beredar di sosial media X (Twitter) yang memperlihatkan...
Pendidikan ala militer untuk anak nakal di Jabar

Dedi Mulyadi Sebut Pendidikan Ala Militer untuk Anak Nakal di Jabar Bukan Latihan Perang!

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyebut pendidikan ala militer untuk anak nakal bukanlah latihan perang. Pendidikan ala militer yang digagas Dedi Mulyadi...
Rest Area Karangkamulyan Ciamis dengan Wajah Baru Diresmikan Mei

Rest Area Karangkamulyan Ciamis dengan Wajah Baru Diresmikan Mei: Magnet Baru Wisatawan

harapanrakyat.com,- Pasca selesainya pembangunan rest area Karangkamulyan, yang berada di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, kini memiliki wajah baru. Rencananya, peresmian rest...
Deklarasi Pelajar Jabar di Hardiknas 2025

Ini 8 Kebijakan Dedi Mulyadi yang Tercantum Dalam Deklarasi Pelajar Jabar di Hardiknas 2025

harapanrakyat.com,- Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Jawa Barat berlangsung istimewa dan penuh makna. Upacara peringatan Hardiknas di Jabar juga diisi dengan pembacaan...