Jumat, April 18, 2025
BerandaBerita CiamisPuluhan Hektar Sawah Kekeringan, Petani di Pamarican Ciamis Terancam Gagal Panen

Puluhan Hektar Sawah Kekeringan, Petani di Pamarican Ciamis Terancam Gagal Panen

harapanrakyat.com,- Puluhan hektar sawah kekeringan, petani di Desa Sukamukti, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terancam gagal panen.

Tidak adanya sumber air serta saluran irigasi untuk cadangan musim kemarau menjadi penyebab terjadinya ancaman gagal panen pada musim tanam kedua ini.

Ketua Gapoktan Desa Sukamukti Holil Hamid mengatakan, saat ini ada sekitar 20 hektar tanaman padi di sawah milik petani yang terancam gagal panen. Hal itu akibat tidak adanya curah hujan serta sulitnya mendapatkan pasokan air.

“Saat ini sebagian besar area sawah masih diupayakan untuk pengairan melalui pompanisasi. Namun, untuk lokasi yang ada di bagian Barat jalan penghubung Desa Sukamukti dan Desa Sidaharja itu total tidak bisa diairi. Karena jangkauan pompanisasi tidak kuat sampai ke lokasi itu,” tutur Holil kepada harapanrakyat.com, Rabu (21/06/2023).

Menurut Holil, tidak adanya sumber air menjadi penyebab para petani tak bisa melakukan pompanisasi di lokasi yang saat ini terdampak kekeringan.

“Sawah yang kekeringan ini lokasinya memang berada pada dataran kemiringan yang lebih tinggi. Selain itu, sekitar lokasi sawah juga tidak terdapat sumber air yang bisa dialirkan ke area persawahan. Tapi kalau sawah di sebelah Timur alhamdulillah masih bisa tertolong dengan menggunakan pompanisasi,”  jelas Holil.

Baca Juga: Pulang dari Pangandaran, Mobil Bermuatan 4 Orang Terbalik di Ciamis

20 Hektar Sawah Kekeringan di Sukamukti Ciamis

Kepala Balai Penyuluh Pertanian dan Perikanan (BPPP) Kecamatan Pamarican, Ani Alviah membenarkan jika sebagian area persawahan di Desa Sukamukti saat ini tengah dilanda kekeringan, dan terancam gagal panen.

“Dari catatan kami ada sekitar 20 hektaran yang saat ini mengalami kekeringan. Penyebabnya masalah cuaca kemarau. Serta tidak adanya sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk sarana pompanisasi,” katanya.

Menurut Ani, saat ini cuaca menurut BMKG sudah memasuki musim kemarau, sehingga banyak persawahan yang mengalami kekeringan.

Jalan satu satunya untuk menyelamatkan tanaman padi, lanjut Ani, kelompok tani di beberapa desa saat ini sudah banyak yang menerjunkan pompanisasi.

Hal itu karena saat ini cuaca sangat panas, sementara curah hujan sudah jarang terjadi. Adapun hujan turun curahnya kecil dengan durasi hanya beberapa menit saja, sehingga tidak mampu untuk mengairi areal persawahan.

Baca Juga: Harga Jual Porang Anjlok, Petani di Cipaku Ciamis Merugi

Petani Berharap Pompanisasi

Sementara itu, Turyono, salah seorang petani di Desa Sukamukti mengatakan, kondisi kekeringan yang melanda area persawahan sudah sering terjadi setiap tahunnya. Bahkan, petani sepertinya hanya bisa panen satu kali dalam satu tahun.

“Setiap tahun pasti seperti ini. Masih beruntung saya memiliki sumur bor yang bisa saya manfaatkan untuk menyirami tanaman padi. Meski hasil panennya paling hanya sekitar 60 persenan saja. Namun petani lain yang tidak memiliki sumur bor, tanaman padinya pada mati,” katanya.

Taryono berharap, pemerintah bisa mengupayakan pompanisasi untuk area persawahan yang berada di sebelah Barat jalan.

Pasalnya, dalam setiap tahun petani yang menggarap lahan di lokasi tersebut selalu mengalami gagal panen.

Untuk pompanisasi mengambil airnya dari wilayah Desa Sukajadi, karena ada sumber air yang melimpah (rawa). Lalu salurkan lewat selokan ke lokasi persawahan di Desa Sukamukti ini.

“Saya yakin kalau dengan cara pompanisasi seperti itu air pasti bisa mengairi seluruh persawahan di Desa Sukamukti,” katanya.

Menurut Taryono, pompanisasi yang saat ini diturunkan oleh Poktan dianggap tidak akan maksimal. Sebab cenderung hanya mengairi areal persawahan yang ada di wilayah Timur saja.

“Anehnya pompanisasi malah dari Timur. Bagaimana air bisa sampai ke sini, kondisinya kan Timur lebih rendah dari sebelah Barat. Air akan sulit mengalir karena kemiringan. Coba pompanisasi dari arah sini yaitu dari Sukajadi, saya yakin air akan cepat mengalir karena kondisinya turun,” ungkapnya. (Suherman/R3/HR-Online/Editor: Eva)

kepastian hukum dunia usaha

Apindo Harapkan Gubernur Jawa Barat Berikan Kepastian Hukum Dunia Usaha

harapanrakyat.com - Apindo mengharapkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan kepastian hukum dunia usaha. Sebab, Apindo menyayangkan akan tidak konsistennya penerapan regulasi di Jawa...
pkl jalan banda

Ratusan Personel Gabungan Satpol PP Tertibkan PKL di Jalan Banda Bandung

harapanrakyat.com - Personel gabungan Satpol PP Kota Bandung dan Satpol PP Jawa Barat menertibkan sejumlah PKL di kawasan Jalan Banda, termasuk GOR Saparua. Baca Juga...
Wajah baru Melly Goeslaw

Wajah Baru Melly Goeslaw Disorot Netizen, Oplas atau Efek Operasi Bariatrik?

harapanrakyat.com,- Melly Goeslaw, penyanyi senior sekaligus anggota DPR RI, kembali menarik perhatian netizen. Kali ini, bukan karena karya musiknya, tapi karena perubahan drastis pada...
Cafe Kelor Tiga Coffee and Plants Bogor

Kelor Tiga Coffee and Plants Bogor, Hidden Gem Cafe di Rumah Kayu yang Syahdu

harapanrakyat.com,- Kalau Anda sedang mencari tempat ngopi yang nyaman dan tenang di Bogor, Jawa Barat, Anda wajib mampir ke Kelor Tiga Coffee and Plants....
Kearifan Lokal Situs Cagar Budaya Pulomajeti Kota Banjar, Jadi Lokasi Shooting TV Internasional

Kearifan Lokal Situs Cagar Budaya Pulomajeti Kota Banjar, Jadi Lokasi Syuting TV Internasional

harapanrakyat.com,- Situs cagar budaya Pulomajeti yang berada di Kampung Siluman, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, kian dikenal dunia. Situs cagar budaya...
Pemain Timnas Indonesia U-17 Tiba di Tanah Air, Lanjut Persiapan ke Piala Dunia

Pemain Timnas Indonesia U-17 Tiba di Tanah Air, Lanjut Persiapan ke Piala Dunia

Para pemain Timnas Indonesia kembali ke Tanah Air, usai terhenti di perempat final Piala Asia U-17 2025 melawan Korea Utara. Skuad Garuda Muda pun...