harapanrakyat.com,- Kasus pria pembuat konten di menara sutet di Garut, Jawa Barat, berbuntut panjang. Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah fakta.
Area berbahaya sutet tersebut mudah diakses, termasuk anak kecil. Tak ada tanda bahaya, apa lagi pembatas yang terbuat dari kawat berduri, sehingga sangat mudah masyarakat menyentuh menara berbahaya tersebut.
Sebelumnya pembuat konten hangus terbakar di menara sutet di wilayah blok kebun PTPN VIII Papandayan Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut.
Baca Juga: Pria yang Tersengat Listrik Menara Sutet Garut Alami Luka Bakar 90 Persen, Dirujuk ke RSHS
Polisi pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (olah TKP), dan menemukan fakta mencengangkan.
“Sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, menemukan bahwa memang sutet mudah diakses manusia, tak ada tanda bahaya. Misalnya plang pemberitahuan listrik itu tidak ada. Kemudian mudah diakses, artinya tidak ada kawat berduri yang memang untuk pencegahan warga untuk memanjat,” kata Iptu Wawan, Kapolsek Pamulihan, Jumat (7/7/2023) saat dihubungi.
Ia juga menambahkan, pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada seluruh pihak, agar insiden ini tak terulang kembali.
“Kita sudah kordinasi dengan pak camat, akan mengundang seluruh pihak yang ada kaitannya dengan menara sutet ini. Hal itu dilakukan agar insiden tak terulang lagi. Perlu adanya sosialisasi, terutama tanda bahaya, dan pembatas minimal kawat berduri, sehingga menara tersebut tak mudah dipanjat,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan seorang pria bernama Deni (53), warga Kampung Nagara Cinta Desa Cintanagara Kecamatan Cigedug Garut, hangus tersengat listrik saat membuat konten di atas menara sutet.
Pembuat konten di Garut ini mengalami luka bakar 90 persen usai terlempar 10 meter dari ketinggian menara. Kini korban harus dirujuk ke RSHS Bandung, guna mendapatkan perawatan medis. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)