harapanrakyat.com,- Efek kemarau panjang berdampak pada krisis air bersih di Garut, Jawa Barat. Beberapa daerah di Garut sudah mulai merasakan dampak dari musim kemarau ini.
Seperti di Kecamatan Cigedug. Warga harus antre untuk mendapat jatah air bersih bantuan distribusi PDAM.
Namun bantuan distribusi PDAM hanya dirasa cukup untuk 2 hari saja. Sehingga, kedepannya warga akan kesulitan air bersih. Karena sumur rumah dan pengairan sudah mulai kering.
Baca Juga: Puluhan Hektare Padi di Banjarsari Ciamis Terancam Gagal Panen
Selain antre, warga pun wajib membawa jerigen dan ember. Agar stok air bersih selama 2 hari bisa memenuhi kebutuhan air sementara di rumah masing-masing.
Krisis air bersih efek dari kemarau panjang yang melanda warga Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug ini bukan kali pertamanya.
“Tiap musim kemarau pasti sulit air bersih. Sumur di rumah dan masjid sudah kering. Jadi harus stok air pas kaya gini,” kata Ila Syarifah, ketua RW setempat, Sabtu (12/8/2023).
Baca Juga: BPBD Kota Banjar Distribusikan Air Bersih ke Daerah Terdampak Kemarau
Menurutnya, distribusi bantuan air bersih ternyata hanya cukup untuk 2 hari saja. Sehingga, selanjutnya ia dan warga lainnya akan kembali kesulitan mendapat air bersih, jika tak ada pasokan dari pemerintah.
“Cukup cuma dua hari saja. Ya harus gimana lagi,” ujarnya.
Masyarakat terdampak kekeringan efek dari kemarau panjang ini berharap, agar Pemerintah Daerah Garut membuat embung air atau tempat penyimpanan air besar.
“Ya tujuannya untuk kebutuhan saat musim kemarau seperti saat ini. Jika ada embung air, maka kebutuhan dasar air bersih masyarakat sekitar bisa efisien jika musim kemarau,” pungkasnya. (Pikpik/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)