harapanrakyat.com,- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (Distan) Kota Banjar, Jawa Barat, mengajukan pompanisasi ke Pemerintah pusat untuk mengatasi kekeringan dampak musim kemarau.
Kabid Pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Banjar Yeti Sukmayati menyebutkan, secara keseluruhan lahan sawah di Kota Banjar seluas 3.311 hektare.
Luas lahan itu terbagi menjadi dua, yakni sawah irigasi seluas 2.112 hektare dan sawah tadah hujan seluas 1.199 hektare.
Menurutnya, musim kemarau saat ini lebih berdampak pada sawah tadah hujan. Para petani hanya mengandalkan hujan untuk pemenuhan airnya.
Yeti mengatakan, untuk wilayah Kecamatan Langensari ada beberapa sawah tadah hujan yang mengalami kekeringan dampak musim kemarau.
“Yang terdampak sawah tadah hujan, yakni sawah Desa Langensari kurang lebih seluas 7 hektare. Wilayah Rejasari seluas 17 hektare, dan Waringinsari seluas 8 hektare,” kata Yeti Sukmayati, Kamis (10/8/2023).
Sedangkan, untuk wilayah Kecamatan Banjar tingkat kekeringannya masih terbilang rendah.
“Untuk wilayah Kecamatan Purwaharja dan Pataruman itu tidak ada yang mengalami kekeringan hingga fuso,” terangnya.
Upaya yang sudah dilakukan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Banjar adalah dengan pompanisasi. Langkah pompanisasi tersebut menggunakan mesin pompa milik kelompok tani dan perorangan.
“Bagi wilayah yang memiliki sumber air kita sarankan dan upayakan bersama-sama untuk pompanisasi,” ungkapnya.
Baca Juga: Kebakaran Lahan Kembali Terjadi di Kota Banjar
Sementara itu, untuk mengantisipasi kekeringan dampak musim kemarau tahun ini, pihaknya sudah mengajukan sebanyak 42 unit pompa ke Pemerintah pusat.
“Kita sudah mengusulkan bantuan untuk pompa sebanyak 42 unit pada bulan Mei, langsung ke Pemerintah pusat,” imbuhnya.
Selain mengajukan pompa, untuk mengantisipasi kerugian akibat penyakit atau hama pada tanaman padi. Pihaknya juga sudah mengupayakan asuransi pertanian.
“Lahan sawah yang sudah diasuransikan seluas 1.000 hektare. Hal itu untuk meminimalisir kerugian akibat kekeringan, hama, dan penyakit. Sebagian yang terdaftar sudah ada yang diklaimkan asuransinya,” pungkasnya. (Sandi/R9/HR-Online/Editor-Dadang)