Chelsea menjadi klub Liga Inggris yang paling boros berbelanja pemain, di bursa transfer musim panas ini.
Seperti diketahui, bahwa klub-klub Liga Primer Inggris menjadi salah satu klub yang paling aktif berbelanja pemain di bursa transfer musim panas ini.
Tercatat, sejak Todd Boehly menjadi presiden klub Chelsea pada Mei 2022 lalu, klub asal ibu kota London, Inggris tersebut, telah menggelontorkan dana sebesar 1 miliar US Dollar atau setara dengan 15 triliun rupiah.
Chelsea memecahkan rekor Liga Primer Inggris dalam satu tahun terakhir ini. Mereka telah menghabiskan dana sebesar 4,2 triliun rupiah. Dana tersebut hanya untuk belanja dua pemain yakni Ekuardo Moises Caicedo dan Enzo Fernandez.
Chelsea mendatangkan Ekuador Moises Caicedo, dengan mahar senilai hampir 3 triliun rupiah dan 2 triliun rupiah, untuk mendapatkan Enzo Fernandez. Hal tersebut setelah sang pemain berhasil menjuarai Piala Dunia Qatar tahun lalu.
Baca Juga: Jeremy Doku Resmi Gabung Manchester City, Siapa Dia?
Sementara klub Liga Inggris paling boros urutan kedua adalah Arsenal. The Gunners sudah menggelontorkan dana sebesar 242 juta poundsterling.
Dan di urutan ketiga ada Manchester City, yang menghabiskan dana sekitar 210 juta poundsterling atau sekitar 4 triliun rupiah, untuk berbelanja pemain di bursa transfer.
Newcastle United menyusul di urutan keempat, dengan 93 juta poundsterling. Newcastle berbelanja untuk mendapatkan Sandro Tonali dan Harvey Barnes.
Selain klub Liga Inggris yang paling boros tersebut, secara keseluruhan klub-klub Premier League secara keseluruhan telah membelanjakan uang mereka sekitar 45 triliun rupiah.
Ini menjadi rekor beruntun Liga Inggris dari musim kemarin. Sekaligus, mencatatkan liga yang menyumbang 48% transaksi di bursa transfer musim panas ini, untuk liga-liga di Eropa.
Sementara itu, menurut laporan Deloitte, dana yang klub-klub Liga Inggris dapatkan ini, merupakan hasil dari penjualan pemain mereka ke Liga Arab Saudi.
Sebagai informasi, bahwa Liga Arab Saudi menduduki posisi keempat, di antara liga manapun secara global. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)
