Kamis, Mei 1, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Pabrik Kertas Padalarang, Berdiri Zaman Belanda hingga Diambil Alih Indonesia

Sejarah Pabrik Kertas Padalarang, Berdiri Zaman Belanda hingga Diambil Alih Indonesia

harapanrakyat.com,- Sejarah pabrik kertas Padalarang di Kabupaten Bandung Barat, merupakan sejarah perkembangan industri kertas yang menarik untuk diulas.

Pabrik kertas yang berdiri pada masa pendudukan Belanda ini adalah pabrik kertas pertama di Indonesia. Tak hanya itu, pabrik ini juga menjadi pelopor industri kertas yang ada di Hindia Belanda.

Dalam perjalanannya pabrik kertas ini mengalami berbagai macam dinamika dan perkembangan. Dinamika yang terjadi pada pabrik tersebut berkaitan dengan kekuasaan yang terjadi di wilayah Indonesia kala itu.

Ketika Indonesia merdeka, pabrik kertas turut serta menjadi salah satu aset yang dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia.

Melalui tulisan ini akan mengulas lebih jauh tentang awal mula berdirinya Pabrik Kertas Padalarang oleh Belanda hingga menjadi milik Pemerintah Indonesia.

Sejarah Pabrik Kertas Padalarang yang Berdiri Sejak 1922

Pabrik Kertas Padalarang terletak di Jl. Cihaliwung, No. 181, Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Pabrik ini didirikan pada 22 Mei 1922 dengan nama NV Papier Fabriek Padalarang. Perusahaan ini merupakan cabang dari NV Papier Fabriek Nijmegen yang ada di Belanda.

Baca Juga: Sejarah Pemakaman Ereveld Pandu, Pemakanan Belanda dengan Empat Monumen

Mengutip De Preanger-bode edisi 1 Desember 1921, untuk membangun Pabrik Kertas Padalarang banyak insinyur dikirimkan dari Belanda ke Bandung.

Salah satu insinyurnya bernama Ir. M. Spillenaar Bilgen yang merupakan seorang ahli di Papierabriek Gelderland. Ia berangkat dari Belanda menuju Hindia Belanda tanggal 22 Oktober 1921 dengan menggunakan kapal laut Tabanan.

Selama masa pendudukan Belanda memang kebutuhan mereka terhadap kertas cukup tinggi. Oleh karena itu, Belanda mendirikan pabrik kertas di Padalarang.

Sebenarnya ada beberapa alasan lain mengapa Belanda mendirikan pabrik kertas di Padalarang. Seperti tersedianya bahan baku kertas, tenaga kerja, sumber air, hingga sumber listrik yang memadai.

Tak hanya itu, kawasan tersebut juga memiliki lokasi yang strategis bagi Pemerintah Belanda. Mengingat di daerah ini dekat dengan jalan raya dan jalan kereta api yang menghubungkan Bandung dan Batavia.

Jadi Objek Vital Pemerintah Belanda

Dalam catatan sejarah Pabrik Kertas Padalarang, kondisi inilah yang membuat pabrik tersebut sebagai salah satu objek yang vital bagi Pemerintah Belanda.

Kertas yang berasal dari Pabrik Padalarang juga berguna untuk menunjang keperluan dokumen-dokumen resmi di Pemerintah Hindia Belanda.

Alasan inilah yang membuat pembangunan pabrik ini bertujuan untuk memudahkan dalam hal pengiriman ke Batavia yang merupakan pusat pemerintahan kala itu.

Baca Juga: Sejarah Persib Bandung dari Pasca Indonesia Merdeka hingga Dijuluki Maung Bandung

Pada tahun 1939, Pabrik Kertas Padalarang mendirikan cabang di Probolinggo, Jawa Timur. Pabrik yang bernama PT. Kertas Letjes itu merupakan pabrik kertas tertua kedua setelah Padalarang.

Pabrik yang beroperasi sejak tahun 1940 itu memiliki kapasitas hingga 10 ton/hari. Ketika Indonesia merdeka, perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia.

Nasionalisasi yang terjadi pada tahun 1959 itu resmi mengubahnya menjadi perusahaan negara dengan nama PN Kertas Leces.

Diambil Alih Pemerintah Indonesia

Dalam sejarah Pabrik Kertas Padalarang, perkembangan pabrik ini pada masa penjajahan Jepang sangat minim dengan sumber dan informasi.

Namun, terdapat asumsi bahwa perusahaan itu tetap beroperasi. Walaupun memang pada masa-masa pendudukan Jepang itu banyak berdiri industri rumahan untuk memproduksi kertas.

Produksi kertas tidak hanya di Pabrik Kertas Padalarang dan Pabrik Kertas Letjes, melainkan secara sporadis.

Ketika Indonesia merdeka, program nasionalisasi atau ambil alih ini tidak bisa langsung dilakukan. Mengingat waktu itu Indonesia masih sibuk dengan konflik melawan Belanda dan Sekutu.

Baca Juga: Sejarah Persib Bandung dari Pasca Indonesia Merdeka hingga Dijuluki Maung Bandung

Nasionalisasi terhadap Pabrik Kertas Padalarang terjadi sekitar tahun 1958. Upaya nasionalisasi ini sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1951.

Namun, waktu itu Indonesia terdesak akan keterbutuhan terhadap bank sentral sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar.

Nasionalisasi tersebut baru bisa dilakukan secara legal ditandai dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 86/1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda pada 27 Desember 1958.

Menurut undang-undang nasionalisasi ini, perusahaan milik Belanda yang ada di wilayah Republik Indonesia akan ditetapkan dengan PP (Peraturan Pemerintah), dan dikenakan nasionalisasi sehingga menjadi milik Negara Republik Indonesia.

Rentang waktu 1958-1961 itu status Pabrik Kertas Padalarang masuk dalam pengawasan dan tanggung jawab Baperda Jabar.

Setelah itu, pasca penerbitan dari UU No. 19 Tahun 1960 PP No 136 PP No 136 Tahun 1961, status perusahaan berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Kertas Padalarang yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar/Departemen Perindustrian.

Peresmian nama ini secara legal menggantikan nama Pabrik Kertas Padalarang yang awalnya NV Papier Fabriek Padalarang menjadi PN Kertas Padalarang.

Baca Juga: Sejarah Lagu Halo-Halo Bandung, Viral Dijiplak Malaysia Jadi Helo Kuala Lumpur

Perubahan nama ini mau tidak mau harus dilakukan. Mengingat sentimen akan anti terhadap Belanda sangat terasa waktu itu.

Jadi, terdapat sisi lain dari strategi penggantian nama-nama perusahaan Belanda itu menjadi nama yang lebih Indonesia.

Dinamika Pabrik Kertas Padalarang

Ketika perusahaan ini resmi dinasionalisasi, dalam rentang tahun 1960-1995 pernah dilakukan kebijakan untuk memproduksi kertas uang. Tujuannya untuk memenuhi keperluan uang dalam negeri.

Untuk menambah kapasitas produksi, pada tahun 1975 pabrik ini mengadakan penambahan mesin cetak yang bisa memproduksi 3.000 ton per tahun.

Penambahan jenis mesin inipun membuat pabrik tersebut memiliki tiga mesin produksi. Mesin kertas I dan II khusus memproduksi kertas khusus dan tulis cetak.

Sedangkan, penggunaan mesin kertas III untuk memproduksi kertas jenis Sigaret 25 – 60 gram baru mulai pada tahun 1976.

Bertambahnya mesin produksi Pabrik Kertas Padalarang membuat pabrik ini bisa tetap bertahan di tengah persaingan. Pabrik ini mulai menerima pesanan terutama dari Perum Peruri dan aktif dalam kegiatan ekspor.

Mengutip situs resmi PT. Kertas Padalarang, bahwa memasuki tahun 1991 perusahaan ini berganti menjadi Perseroan. Perubahan ini berdasarkan PP RI No. 29 Tahun 1991, Lembaran Negara RI No. 797/KMK.013/1991, dengan nama PT. Kertas Padalarang (Persero).

Pada tahun 2012 Perum Peruri menjadi pemegang saham mayoritas dengan jumlah saham mencapai 83,54 persen. Pada tahun-tahun berikutnya tepatnya pada 2014 mengalami kenaikan kembali yaitu sekitar 92,59 persen.

Kenaikan kepemilikan saham kembali terjadi pada tahun 2019, yaitu sebesar 93,23 persen. Sedangkan pemegang saham lainnya yaitu PT. Pengelolaan Investama Mandiri dengan jumlah saham sekitar 6,77 persen. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Direktur Taman Safari

Panas! Dedi Mulyadi Cecar Direktur Taman Safari terkait Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus OCI

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turun tangan dalam kasus dugaan eksploitasi terhadap mantan pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia. Dedi...
Polisi Ungkap 13 Kasus Narkotika di Sumedang dalam 2 Bulan, Satu ASN Ikut Terlibat

Polisi Ungkap 13 Kasus Narkotika di Sumedang dalam 2 Bulan, Satu ASN Ikut Terlibat

harapanrakyat.com,- Satuan Reserse Narkoba Polres Sumedang, Jawa Barat, berhasil mengungkap 13 kasus narkotika dalam kurun waktu 2 bulan terakhir. Dari 13 kasus tersebut, Polres...
Disnaker Ciamis Gelar Pembekalan Dunia Kerja, Dorong Siswa Mandiri, Kolaboratif, dan Melek Digital

Disnaker Ciamis Gelar Pembekalan Dunia Kerja, Dorong Siswa Mandiri, Kolaboratif, dan Melek Digital

harapanrakyat.com,- Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berkolaborasi dengan Madrasah Aliyah(MA) Ar-Rahman Nasol, melaksanakan kegiatan pembekalan “Persiapan Memasuki Dunia Kerja” kepada murid kelas...
Waspada Demam Berdarah, 302 Kasus Tercatat di Ciamis hingga April 2025

Waspada Demam Berdarah, 302 Kasus Tercatat di Ciamis hingga April 2025

harapanrakyat.com,- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis mencatat sebanyak 302 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi sepanjang Januari hingga April 2025. Dari jumlah tersebut, satu...
Infinix XBook B15 Resmi Rilis, Desain Stylish dan Sertifikasi Militer

Infinix XBook B15 Resmi Rilis, Desain Stylish dan Sertifikasi Militer

Infinix XBook B15 akhirnya resmi rilis. Kehadiran XBook B15 ini menambah pilihan untuk para konsumen. Kabarnya laptop Infinix ini membawa banyak kelebihan dari segi...
Isu Strategis Arah Pembangunan

Isu Strategis Arah Pembangunan Kota Banjar 2025-2029, Apa Saja Poin Pokoknya?

harapanrakyat.com,- Sejumlah poin isu strategis yang akan menjadi arah pembangunan Kota Banjar, Jawa Barat, disampaikan Wali Kota Banjar, Sudarsono saat rapat paripurna DPRD Kota...