harapanrakyat.com,- PC Fatayat NU Kota Banjar, Jawa Barat, akan lebih maksimalkan pengkaderan untuk seluruh kecamatan di Kota Banjar. Fatayat NU menargetkan 1000 kader dalam dua tahun kedepan.
Hal itu dikatakan Ketua Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kota Banjar Avivaty Zahriyah, usai dirinya dilantik pada Sabtu (21/10/2023), di Pendopo Kota Banjar.
Avivaty mengatakan, saat ini kader Fatayat NU di Banjar, hanya ada di dua wilayah kecamatan, yakni Langensari dan Pataruman.
“Lebih mengoptimalkan pengkaderan. Jadi hari ini kita baru ada dua PAC di Kecamatan Langensari dan Pataruman. Ke depan mudah-mudahan bisa menyeluruh dengan Kecamatan Purwaharja dan Banjar,” katanya.
Ia menjelaskan, sampai saat ini total kader baru mencapai 200 orang dengan usia produktif antara 25-45 tahun. Namun, dari 200 orang itu yang aktif hanya sekitar 80 orang.
“Fatayat itu usia produktif antara 25 dan 45 tahun. Selain produktif, bekerja juga menjaga anak, mereka yang teruji tahan banting memang yang berproses mulai dari PMII dan IPPNU,” jelasnya.
Sementara itu, pihaknya menargetkan sebanyak 1000 orang kader untuk waktu dua tahun ke depan, sehingga bisa menyeluruh di semua wilayah kecamatan.
Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas, Fatayat NU Kabupaten Pangandaran Gelar Kemah
“Target kita 1000 untuk dua tahun ke depan dalam pengkaderan, sehingga PAC semuanya lengkap di Kota Banjar,” kata Avivaty.
Harapan Ketua DPW untuk Fatayat NU Kota Banjar
Terpisah, Ketua DPW Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa mengatakan, dengan dilantiknya Ketua PC Fatayat NU Kota Banjar diharapkan dapat mengaktivasi struktur Fatayat NU. Mulai dari PAC, ranting, dan anak ranting.
Sebagai organisasi perempuan, Fatayat NU berkiprah menjadi madrasatul ula bagi generasi bangsa berikutnya.
“Fatayat NU adalah perempuan muda yang memiliki profesi saat karirnya lagi memuncak. Kemudian, produktivitas dalam berkeluarga kita harus menjaganya dengan baik,” terangnya.
Menurut Hirni, Fatayat NU memiliki unsur da’iyah yang rahmatan lil alamin dan dakwah yang berwawasan kebangsaan.
“Fatayat NU saat ini berkiprah bukan sebagai penonton, tapi sebagai penggerak, baik dalam moderasi beragama, menghapuskan stunting, dan hal lainya,” pungkas Hirni. (Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)