harapanrakyat.com – Kota Cirebon tercatat menjadi daerah inflasi tertinggi di Jawa Barat berdasarkan laporan year on year (yoy) pada September 2023 sebesar 3,20 persen. Sedangkan inflasi terendah pada periode yang sama yaitu Kota Bandung sebesar 2,27 persen.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat mencatat, pada September 2023 di Jawa Barat terjadi inflasi yoy sebesar 2,58 persen.
Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Jawa Barat Dudung Supriyadi menjelaskan, inflasi tersebut akibat adanya kenaikan harga seluruh indeks kelompok pengeluaran. Indek kelompok tersebut di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,25 persen.
Baca Juga : Kendalikan Inflasi, Pemkot Bandung Gelar Gerakan Pangan Murah
“Selain itu inflasi kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (1,04 persen). Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,44 persen),” kata Dudung dalam keterangan resminya, Rabu (1/11/2023).
Selain itu, ucap Dudung, kelompok kesehatan sebesar 2,63 persen, kelompok transportasi (1,14 persen), kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,23 persen).
Inflasi yoy juga terjadi pada kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,21 persen, kelompok pendidikan (1,99 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran (3,18 persen). Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,20 persen.
Secara month to month (mtm) September 2023, lanjut Dudung, Jawa Barat mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Inflasi mtm tertinggi terjadi di Kota Depok sebesar 0,15 persen. Sementara inflasi mtm terendah terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,01 persen.
Inflasi dan Nilai Perdagangan Jawa Barat
Meski Jawa Barat mengalami inflasi secara yoy, namun nilai perdagangan luar negeri (ekspor/impor) neraca perdagangan Jawa Barat Agustus 2023 mengalami surplus. Hal tersebut terlihat dari sisi nilai sebesar USD 2,09 miliar.
Nilai itu ditunjang oleh surplus komoditi nonmigas sebesar USD 2,25 miliar. Sedangkan komoditas migas defisit sebesar USD 155,64 juta.
Dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada bulan Agustus 2023 terjadi surplus sebesar 288,28 ribu ton. Penyumbang surplus itu berasal dari komoditas nonmigas sebesar 500,06 ribu ton. Sedangkan komoditas migas defisit sebesar 211,78 ribu ton.
Untuk transaksi perdagangan nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, Jawa Barat mengalami defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dan Taiwan.
Baca Juga : Pemprov Jawa Barat Terus Kendalikan Harga Beras
Pada periode Agustus 2023 defisitnya senilai USD 61,28 juta. Nilai tersebut menurun ketimbang bulan sebelumnya yang defisit hingga sebesar USD 40,07 juta.
Sedangkan perdagangan nonmigas dengan negara utama lainnya menunjukkan surplus. Surplus neraca perdagangan terbesar adalah dengan Amerika Serikat yang mencapai USD 458,45 juta.
Oleh sebab itu, Pemprov Jawa Barat terus berupaya menekan inflasi regional dengan mengendalikan harga-harga barang dan jasa. (Ecep/R13/HR Online)
