Zat pelarut yang aman memiliki peran penting dalam reaksi kimia. Zat pelarut ini berfungsi untuk melarutkan zat lain tanpa mengubah sifat-sifat alaminya. Syarat aman pada pelarut sendiri artinya tidak membahayakan manusia, organisme, maupun lingkungan sekitar.
Pada dasarnya, zat pelarut adalah senyawa yang berguna untuk melarutkan atau mencampurkan bahan lain. Baik itu material gas, padat, maupun cair. Penggunaan zat pelarut menjadi suatu hal yang cukup krusial dalam berbagai kebutuhan.
Baca Juga: Reaksi Pembentukan Garam dalam Ilmu Kimia dan Komponennya
Misalnya saja pelarut dapat memfasilitasi reaksi kimia dengan membantu pemisahan atau interaksi antar zat. Pada sejumlah industri, ekstraksi menggunakan pelarut juga penting untuk memurnikan senyawa-senyawa tertentu dari campuran kompleks.
Zat Pelarut yang Aman, Inilah Beberapa Karakteristiknya
Seperti telah tertera sebelumnya, zat pelarut memiliki peran pokok dalam berbagai industri. Mulai dari farmasi hingga laboratorium kimia. Kendati demikian, keamanan penggunaan zat pelarut tidak boleh diabaikan.
Pasalnya, beberapa pelarut bisa jadi memiliki sifat beracun dan membahayakan keselamatan makhluk hidup. Berikut adalah beberapa faktor yang menjelaskan bagaimana zat pelarut bisa dikatakan aman.
1. Sifat Kimia pada Zat Pelarut
Zat pelarut yang tidak reaktif dan stabil pada suhu maupun tekanan normal cenderung lebih aman. Sifat ini mampu meminimalisir risiko reaksi berlebihan atau perubahan tak terduga yang dapat memicu bahaya.
2. Tingkat Toksisitas
Memperhatikan tingkat toksisitas pada zat pelarut sangatlah penting. Zat pelarut yang memiliki tingkat toksisitas rendah atau bahkan tidak ada sama sekali, terbilang aman. Sehingga cocok untuk penggunaan dalam industri maupun aktivitas di laboratorium.
3. Tidak Mudah Terbakar
Keamanan zat pelarut juga dapat kita lihat dari titik nyala atau kemudahan terbakarnya. Pelarut yang aman harus memiliki titik nyala tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi risiko kebakaran atau ledakan yang membahayakan lingkungan.
4. Tidak Menyebabkan Iritasi
Penting untuk menjadi catatan bahwa zat pelarut yang aman tidak akan menimbulkan efek iritasi. Baik pada kulit, mata, maupun saluran pernapasan. Mereka juga tidak bersifat karsinogenik atau memicu pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh manusia.
5. Bersifat Ramah Lingkungan
Kriteria terakhir dari keamanan pelarut adalah sifat ramah lingkungannya. Zat pelarut yang dapat terurai secara alami atau melalui proses pengolahan limbah lebih baik untuk lingkungan.
Karena itu, pastikan memilih pelarut yang tidak hanya efektif dalam melarutkan bahan. Namun juga menjamin keamanan ekosistem supaya terhindar dari pencemaran.
Jenis-Jenis Pelarut yang Aman
Di dunia ini, salah satu zat pelarut paling netral dan banyak digunakan secara universal adalah air. Air tidak hanya berfungsi dalam melarutkan berbagai zat secara baik. Tetapi juga tidak beracun dan mudah terdegradasi.
Baca Juga: Perbedaan Tabung Reaksi dan Cawan Penguap serta Fungsinya
Sifat alami inilah yang memungkinkannya melarutkan zat-zat polar seperti garam serta senyawa ionik. Penggunaan air sebagai zat pelarut juga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan.
Selain air, terdapat beberapa zat yang terbilang aman dan memenuhi kriteria seperti di atas. Hanya saja, jumlahnya terbilang sangat sedikit. Adapun jenis-jenis zat pelarut yang aman tersebut meliputi:
1. Etanol
Zat etanol atau etil alkohol sejatinya mudah terbakar, namun persentasenya masih relatif aman untuk reaksi kimia. Salah satu keunggulan dari etil alkohol adalah sifat non-karsinogenik. Selain itu, di dalamnya juga tidak memiliki kandungan logam berat.
2. Amina
Sejumlah zat amina bisa menjadi pelarut yang relatif aman dalam reaksi kimia. Hanya saja beberapa jenisnya mungkin cukup berbahaya.
Misalnya jenis anilin yang dapat merusak jaringan hemoglobin. Bahkan mampu memicu timbulnya sel-sel kanker akibat paparan zat berlebih.
3. Alkana Perfluorinasi
Terakhir ada zat alkana perfluorinasi yang terbukti aman untuk manusia maupun lingkungan. Di bidang medis alkana perfluorinasi kerap menjadi larutan pembantu darah untuk menyalurkan oksigen dalam tubuh.
Cara Menyimpan Zat Pelarut yang Benar
Untuk memastikan zat pelarut tetap terjaga dan tidak terkontaminasi, maka perlu melakukan penyimpanan yang tepat. Biasanya, beberapa pelarut memiliki petunjuk penyimpanan tertentu. Apakah perlu tersimpan di wadah lembab atau suhu terkontrol.
Baca Juga: Elektrokimia dan Aplikasinya yang Bermanfaat di Kehidupan
Upayakan menyimpan dalam lemari khusus, supaya tidak bersinggungan langsung dengan bahan lain. Jika perlu, berikan label atau tanda untuk menghindari kesalahan. Hal yang tidak kalah penting adalah cermati jangka waktu penyimpanan.
Jangan menimbun zat pelarut yang aman melebihi jangka waktunya. Karena bisa jadi tingkat keamanan zat menjadi berkurang. Bahkan, bisa saja menimbulkan reaksi tertentu yang justru membahayakan. (R10/HR-Online)