Senin, Mei 5, 2025
BerandaBerita TerbaruMengenang 36 Tahun Meninggalnya Seniman Legendaris Gombloh, Pencipta Lagu Nasional Kebyar-Kebyar

Mengenang 36 Tahun Meninggalnya Seniman Legendaris Gombloh, Pencipta Lagu Nasional Kebyar-Kebyar

Seniman Legendaris Gombloh atau yang memiliki nama asli Soedjarwoto merupakan seorang penyanyi dan penulis lagu kelahiran Jombang. 36 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 9 Januari 1988, ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Gombloh sendiri merupakan penyanyi yang populer era 1980-an. Salah satu lagunya yang terkenal berjudul “Kugadaikan Cintaku” berhasil mengangkat kariernya.

Lagunya yang Gombloh ciptakan hanya dalam hitungan menit itu berhasil membuatnya semakin dikenal banyak orang. Bahkan, karyanya ini disebut-sebut sebagai masterpiece-nya.

Tak hanya itu, Gombloh juga aktif dalam membuat lagu-lagu bertema nasionalisme, seperti salah satu karyanya yang berjudul “Kebyar-Kebyar”. Karyanya ini sering dinyanyikan oleh orang-orang ketika peringatan 17 Agustus.

Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas tentang meninggalnya Gombloh 36 tahun lalu, seniman legendaris pencipta lagu nasional Kebyar-Kebyar.

Baca Juga: Kisah Hidup Nike Ardilla, Penyanyi Kebanggaan Ciamis yang Dijuluki Ratu Rock Indonesia

Meninggalnya Seniman Legendaris Gombloh 36 Tahun Lalu

Pemilik nama asli Soedjarwoto Soemarsono itu lahir tanggal 12 Juli 1948 di Dusun Tawangsari, Jombang, Jawa Timur.

Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya bernama Slamet dan ibunya bernama Patukha.

Nama Gombloh sebenarnya merupakan sebuah julukkan yang berarti Nggomblohi atau berpura-pura bodoh. Meskipun menyandang nama itu, namun karir musiknya termasuk cukup beruntung.

Sejak kecil Gombloh memang banyak menghabiskan waktu untuk bermusik. Ketika SMP ia pernah membentuk band. Kemudian pada tahun 1962 ia pernah membentuk band bernama “The Dangerous”.  Band ini sering membawakan lagu-lagu The Beatles dalam penampilannya.

Kemudian pada tahun 1966, Gombloh pernah membentuk band bernama “The Sherry”. Lalu ia juga pernah membentuk band Lemon Tree’s Anno 69.

Secara pendidikan, meskipun orang tuanya berprofesi sebagai pedagang kecil, namun Gombloh cukup beruntung. Ia pernah mengenyam pendidikan di ITS, walaupun pendidikan ini tak pernah ia selesaikan.

Seniman legendaris Gombloh meninggal dunia pada 9 Januari 1988. Ia meninggal karena menderita sakit paru-paru saat usianya 39 tahun.

Gombloh memang memiliki kebiasaan merokok yang buruk. Tak hanya itu, ia juga sering begadang. Bahkan, beberapa hari sebelum meninggal ia sempat mengalami batuk darah.

Baca Juga: Shena Malsiana Meninggal Dunia, Jebolan X Factor Indonesia

Seniman Legendaris

Gombloh memang terkenal sebagai salah satu seniman legendaris yang memiliki jiwa bebas. Bahkan, salah satu alasan ia keluar dari ITS adalah karena ketatnya aturan.

Selama hidupnya Gombloh telah merilis 10 album bersama The Lenon Tree’s Anno 69, dan 5 album solo.

Beberapa album yang ia terbitkan bersama Tree’s Anno 69 adalah Nadia & Atmospheer, Mawar Desa, Kadar Bangsaku, Kebyar Kebyar, Pesan Buat Negeriku, Sekar Mayang, Terima Kasih Indonesia, Berita Cuaca, Pesan Buat Kaum Belia, dan Kami Anak Negeri.

Selain itu, album yang pernah ia rilis solo karier antara lain Gila, 1/2 Gila, Apel, Semakin Gila, dan Apa Itu Tak Edan.

Karya-karyanya inilah yang membuat nama Gombloh dikenang sebagai salah satu seniman legendaris.

Pada tahun 1996, para seniman dari Surabaya pernah membentuk Solidaritas Seniman Surabaya. Dalam kesempatan itu, mereka membuat patung Gombloh dengan berat 200 kg dari perunggu.

Penghargaan lain yang Gombloh pernah terima adalah penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia dari PAPPRI.

Kehidupan bebas yang ia jalani sebenarnya juga memberikan pengaruh dalam lagu-lagunya yang bertema sosial. Beberapa lagunya yang sarat akan nilai-nilai sosial seperti Poligami-Poligami, Kilang-Kilang, Selamat Pagi Kotaku, hingga Nyanyian Seorang Pencuri.

Untuk membuat lagu, biasanya Gombloh sendirilah yang menulis lagu, kemudian menyanyikannya. Suatu hal yang sebenarnya cukup jarang dalam dunia musik.

Seniman legendaris Gombloh sebagai pribadi yang idealis, namun tetap humoris dan jenaka. Pada masa-masa akhir hidupnya, karir Gombloh sedang mencapai puncak kejayaannya.

Pasalnya, lagu ciptaannya yang berjudul Kugadaikan Cintaku yang rilis pada tahun 1986 berhasil meledak di pasaran.

Lagu yang termasuk dalam Album Gila ini meledak hingga terjual 500 ribu kaset. Namun, dua tahun kemudian Gombloh berpulang untuk selama-lamanya.

Baca Juga: Evie Tamala Rilis Single Baru Bertajuk Menepuk Air di Dulang

Pencipta Lagu Kebyar-Kebyar

Selain menjadi pencipta lagu yang bertema sosial, seniman legendaris Gombloh juga sebenarnya cukup sering menciptakan lagu-lagu bertema nasionalis seperti Dewa Ruci, Gugur Bunga, Pesan buat Negeriku, hingga Kebyar-Kebyar.

Lagunya yang berjudul Kebyar-Kebyar merupakan lagu yang sering dibawakan ketika momen peringatan 17 Agustusan. Selain itu, Band Cokelat juga sering membawakan lagu ini. Hal inilah yang membuat lagu-lagu Gombloh tetap dikenang hingga hari ini.

Mengutip dari “Musisiku”(2007), setiap memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus, lagu itu menggema dari radio, layar televisi. Bahkan dari panggung musik di kampung-kampung yang jauh.

Siapa pun yang menyanyikan lagu itu agaknya sulit untuk tidak menembangkannya dengan penuh semangat.

Dibalik lagunya yang meriah ini terdapat pesan mendalam bagi ibu pertiwi. Gombloh menyelipkan pesan-pesan dan semangat nasionalisme dalam lagunya tersebut.

Tak hanya itu, Gombloh juga memberikan pesan perjuangan bagi bangsa Indonesia tanpa memandang suku, agama dan raa. Lagunya yang populer ini pun menjadi sangat ikonik dan melekat pada sosok Gombloh.

Bahkan, lagu Kebyar-Kebyar ini pernah dinobatkan menjadi salah satu dari “150 Lagu Terbaik Sepanjang Masa” oleh majalah Rolling Stone.

Kisah perjalanan hidup seniman legendaris Gombloh dan karya-karyanya memang melegenda. Bukan cuma itu, ia juga mengajarkan semangat persatuan dan nasionalisme dalam karya-karyanya. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Gegara Tenggak Miras Hingga Mabuk, Pria Asal Garut Nekat Aniaya Teman Sendiri

Gegara Tenggak Miras Hingga Mabuk, Pria Asal Garut Nekat Aniaya Teman Sendiri

harapanrakyat.com,- Pria asal Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, berinisial NIP (41), harus berurusan dengan polisi setelah nekat menganiaya teman sendiri. NIP sempat buron 2 pekan,...
Orang tua takut-takuti anak dengan barak militer di Jabar

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tanggapi Orang Tua yang Takut-takuti Anak dengan Barak Militer

harapanrakyat.com,- Belakangan ini, beredar di media sosial potret sejumlah orang tua memposting kegiatan anaknya sembari menggunakan nama Dedi Mulyadi dan program barak militer sebagai...
Pendidikan siswa di barak militer Jabar

Dedi Mulyadi Tahan Tangis Saat Tunjukkan Momen Pendidikan Siswa di Barak Militer, Warganet Ikut Terharu

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membagikan momen haru saat mendampingi puluhan siswa SMP di Purwakarta menjalani pembinaan di barak militer. Ia tampak menahan...
Truk di Garut hantam rumah dan pohon sampai rungkad

Gegara Pengemudi Ngantuk, Truk di Garut Hantam Benteng Rumah dan Pohon sampai Rungkad

harapanrakyat.com,- Sebuah truk di Garut, Jawa Barat, Minggu (4/5/2025) mengalami kecelakaan tunggal. Truk tersebut menabrak sebuah benteng rumah hingga jebol hingga merobohkan pohon tua....
Ole Romeny

Jelang Laga Timnas Lawan China, Ole Romeny Minta Masyarakat Indonesia Nonton di GBK

Timnas akan berhadapan dengan China dalam laga kesembilan grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny meminta dukungan penuh...
Status Tanggap Darurat Bencana

Pergerakan Tanah Ancam 13 Rumah, Pemda Sumedang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten Sumedang, menetapkan status tanggap darurat bencana selama 7 hari kedepan, dalam penanganan pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Dusun Sukaasih, Desa...