harapanrakyat.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Jawa Barat, Dudy Prayudi meminta penambahan armada pengangkut sampah. Pasalnya, antrian kendaraan di TPA Sarimukti berdampak pada penumpukan sampah di Kota Bandung.
Baca Juga : Kabupaten Bandung Terancam Jadi Lautan Sampah, Pengelola TPA Sarimukti Beberkan Alasan
Menurut Dudy, saat ini kerap terjadi antrian kendaraan pengangkut sampah di TPA Sarimukti, bahkan tidak jarang harus menginap. Akibatnya, berdampak pada pengangkutan hingga menimbulkan penumpukan sampah.
“Dari 255 TPS di Kota Bandung, ada 13 TPS yang perlu pengangkutan secara intensif. Sehingga perlu penambahan 1 sampai 3 kendaraan tronton untuk menyelesaikannya,” ungkapnya di Kota Bandung, Jumat (2/2/2024).
Ia menerangkan, berdasarkan angka ritase sampah Kota Bandung, lanjutnya, angka pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti masih berubah-ubah. Setiap harinya. Kata ia, rata-rata 178 ritase atau sekitar 974 ton yang diangkut. Sementara untuk sisa kuota ritase sampah yakni 3.168 ritase.
Dudy menjelaskan sampah harian di Kota Bandung mencapai 1.300 ton, dengan pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sebanyak 934,5 ton. Sedangkan sisanya yakni 220,98 ton sampah, Pemkot Bandung mengolahnya secara mandiri, dan 144,52 ton dengan pengurangan sampah dari sumbernya.
“Jadi sisanya kita lakukan pengolahan secara mandiri, serta melakukan upaya agar sampah berkurang dari sumbernya,” ujarnya.
Olah Sampah di Sumbernya, Kurangi Ritase Angkut ke TPA Sarimukti
Pihaknya juga mengapresiasi dukungan pengolahan sampah organik di sumbernya yang berjalan maksimal. Hal itu pun berdampak pada pengurangan jumlah ritase angkut sampah ke TPA Sarimukti. Mengingat pengolahan sampah organik ini terlaksana melalui program Kang Pisman, maggotisasi skala RW hingga kelurahan, dan beragam upaya lainnya.
Baca Juga : DLH Jawa Barat Jelaskan Alasan Buangan Sampah Kabupaten Bandung Terhenti Sementara
“Jadi Kawasan Bebas Sampah (KBS) bertambah 95 RW. Sehingga penambahan sampah yang terolah di sumbernya sebanyak 9,5 ton per hari. Jumlah ini sama dengan 40 persen selama situasi darurat sampah,” ucapnya.
Meski pengolahan sampah di sumbernya dapat terlaksana maksimal, namun kata Dudy, pihaknya tetap memerlukan penambahan armada pengangkut sampah. Hal itu untuk mengantisipasi penumpukan sampah di Kota Bandung. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)