Sejarah Hari Kavaleri AD 9 Februari merupakan salah satu sejarah penting dalam perjalanan militer bangsa ini, terutama TNI-AD. Pasalnya, pasukan yang resmi terbentuk pada tahun 1950 ini tidak bisa terpisahkan dari kebutuhan Indonesia terhadap pasukan khusus berlapis baja.
Baca Juga: Jokowi Dukung Modernisasi Alutsista Tanah Air
Oleh karena itu, pasca berbagai konflik selama masa revolusi fisik, secara perlahan Indonesia berbenah dan mulai memperbaiki sektor militer. Sehingga dapat sejajar dengan bangsa-bangsa besar di dunia.
Satuan Kavaleri ini menjadi pelengkap sekaligus pendukung bagi tugas pokok TNI-AD dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia, terutama pada wilayah daratan.
Tak hanya itu, Satuan Kavaleri AD ini juga berperan penting dalam upaya pemberontakan-pemberontakan hingga kudeta yang pernah PKI lakukan pada tahun 1965.
Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas tentang sejarah Hari Kavaleri, lahirnya Satuan Kavaleri TNI-AD hingga berperan penting dalam pemberantasan PKI tahun 1965.
Sejarah Hari Kavaleri AD 9 Februari 1950
Mengutip dari buku berjudul “Kumpulan Buklet Hari Bersejarah II” (1994). Di tubuh Angkatan Darat, Kavaleri adalah salah satu bagian tersendiri dari struktur organisasinya.
Organisasi ini menunjukkan ciri khas dan jenis persenjataan yang dipakai. Kata Kavaleri sendiri berasal dari dua bahasa. Dalam bahasa Latin yaitu “calabus” yang artinya berkuda, dan dari bahasa Perancis yaitu “cacalier” yang artinya orang berkuda.
Di Indonesia sendiri sejarah Kavaleri tidak bisa terpisahkan dari Keputusan Konferensi Meja Bundar, dan bubarnya KNIL beserta satuan-satuannya.
Pasukan KNIL ini kemudian dipindahkan ke dalam kesatuan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
Tak hanya itu, satuan-satuan KNIL yang lainnya seperti panser KNIL yang terdiri dari eskadron pengintai tank, pusat pendidikan berlapis baja. Serta eskadron panser juga ikut dipindahkan.
Ketika adanya tank, maka peralatan militer ini menjad alat yang menentukan arah pergerakan perang. Peralatan tempur berlapis baja tersebut menentukan daya tembak, daya gerak, dan daya tempur dalam pertempuran daratan.
Melalui rentetan peristiwa inilah, tepat pada 9 Februari 1950, Kepala Staf Angkatan Darat memutuskan untuk mengeluarkan perintah pembentukan pasukan berlapis baja.
Keputusan yang keluar pada tanggal 9 Februari itulah yang hari ini menjadi Hari Kavaleri AD, dan menjadi titik awal sejarah bagi persenjataan TNI-AD.
Baca Juga: Posko Pengaduan Netralitas TNI: Masyarakat Diajak Melapor Pelanggaran Pemilu
Ketika awal pembentukannya di TNI-AD, Kavaleri menjadi Korps tersendiri. Kavaleri bertugas untuk melakukan berbagai upaya, kegiatan, dan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan peralatan gerak cepat atau peralatan berlapis baja.
Perkembangan Satuan Kavaleri TNI-AD
Ketika awal pembentukan, Kavaleri memiliki beberapa peralatan seperti panser, tank, stuart, humber, forting, body car, dan lainnya.
Memasuki tahun 1959, Indonesia membeli tambahan peralatan kendaraan tempur dari Inggris. Terdapat beberapa kendaraan tempur yang pemerintah Indonesia beli, seperti panser, saladin, saraceen, dan faret.
Dalam sejarah Hari Kavaleri AD, Indonesia juga pernah melakukan pembelian kendaraan lapis baja dari Prancis, yaitu tank AMX 13. Kemudian dari Rusia yaitu kendaraan tempur BTR BRDM PT 76, KAPPA, dan sebagian amphibi.
Kehadiran persenjataan baru tersebut tentu sangat berpengaruh bagi Kavaleri. Apalagi jika kita lihat Kavaleri memiliki karakteristik yang cenderung berbeda dengan satuan-satuan lainnya.
Dyah Novieta Handayani dalam buku berjudul “Bekerja sebagai TNI AD” (2002). Ukuran dari satuan Kavaleri tidak seperti satuan lain. Misalnya, Infanteri dan Artileri.
Alih-alih menggunakan jumlah personel, ukuran dari satuan Kavaleri adalah berdasarkan jumlah dari kendaraan tempur tank atau panser yang mereka miliki.
Kedua komponen tank dan panser inilah yang merupakan senjata utama dari Kavaleri. Bahkan, ada pasukan khusus yang hanya menggunakan tank saja, atau panser saja, atau gabungan keduanya.
Seorang taruna yang ingin masuk ke satuan ini harus memiliki kemampuan matematika dan fisika yang mumpuni. Tak hanya itu, mereka juga harus mahir dalam mengoperasikan tank atau panser.
Eskadron Kavaleri Berkuda
Meskipun seringkali identik dengan pasukan berlapis baja, nyatanya TNI-AD sendiri memiliki pasukan kavaleri berkuda.
Pasukan ini tergabung dalam Eskadron Kavaleri Berkuda yang dibentuk di Bandung. Pada tahun 1962, Eskandron Kavaleri ini berubah bentuk menjadi Resimen Kavaleri Berkuda (Menkavkud).
Pada tahun 1970, Menkavkud ini berubah menjadi Pasukan Induk Kavaleri Berkuda (Pasinkvakud). Kemudian pada tahun 1985, pasukan ini berubah kembali menjadi Sekolah Kavaleri Berkuda (Sekavkud) yang menjadi bagian dari Pusat Pendidikan Kavaleri.
Terdapat tiga fungsi utama kuda dalam pasukan ini, yaitu kuda tunggang, kuda penarik kereta, dan kuda beban. Kuda-kuda yang dikembangbiakkan di sekolah tersebut adalah jenis kuda-kuda persilangan antara kuda Australia dan Pakistan dengan kuda-kuda lokal.
Kuda-kuda hasil persilangan ini menghasilkan keunggulan tersendiri yang membuat kuda khusus militer ini menjadi kuda yang berbeda dari kuda lainnya.
Peran Penting dalam Pemberantasan PKI
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dan memberikan peran penting Kavaleri adalah ketika terjadi peristiwa kudeta yang melibatkan Partai Komunis Indonesia.
Kala itu, satuan Kavaleri yang pada awalnya diberangkatkan dalam rangka Hari Kavaleri, berubah menjadi tugas operasional penuh untuk mengamankan Jenderal Nasution, dan Markas Kostrad.
Pasukan-pasukan tank dan panser dikerahkan untuk mengajar dan membendung jalan-jalan menuju luar kota. Misalnya seperti wilayah Klender, Bekasi, dan Kota Jakarta. Tempat-tempat tersebut dianggap sebagai persembunyian dari kelompok PKI.
Di daerah Halim Perdana Kusuma dan Cililitan, pasukan bersenjata Indonesia menggunakan formasi dengan mengerahkan satu kompi tank dari rute Pasar Rebo hingga ke lokasi. Satu kompi tank pimpinan Lettu Hani Sarono ini bekerjasama dengan Yonif 328 Kujang.
Tak hanya menggunakan tank, Kavaleri waktu itu juga menggunakan kompi panser melalui rute Klender menuju sasaran. Kompi pimpinan Lettu Kamso yang dibantu RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat).
Kehadiran dua kompi tersebut memberikan perlawanan yang berarti terhadap kelompok komunis yang ada waktu itu. Moral kelompok komunis mulai hancur akibat mendengar deru suara tank dan panser.
Baca Juga: Kehebatan Pasukan Siliwangi Kuasai Garut Pasca Terkontaminasi Negara Pasundan Tahun 1950
Kedua kompi ini pun melakukan gerakan pembersihan. Kompi tank bertugas untuk membendung tempat-tempat yang PKI lakukan. Sedangkan Kompi Panser bertugas untuk melakukan pengejaran dengan kecepatannya. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)