Jumat, Mei 2, 2025
BerandaBerita JabarCandi Jiwa Karawang, Candi Tertua Sejak Abad 6 Masehi

Candi Jiwa Karawang, Candi Tertua Sejak Abad 6 Masehi

Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terdapat sebuah situs bersejarah yang bernama Candi Jiwa. Candi tersebut terletak di dua wilayah, yaitu Desa Segaran dan Desa Telagajaya. Lalu, terbagi dalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya.

Baca Juga: Pantai Tanjung Baru di Karawang, Pesona Bahari yang Elok

Candi Jiwa Karawang dan Sejarahnya

Candi Jiwa, yang juga terkenal sebagai Situs Batujaya 1, menyimpan kisah penting tentang kemajuan peradaban bangsa Indonesia. 

Cagar budaya ini diyakini sebagai candi tertua di Indonesia. Perkiraan waktu pembangunannya antara abad ke-6 dan ke-7 Masehi.

Hal ini menunjukkan bahwa kompleks Candi Batujaya memiliki sejarah panjang dan berkaitan dengan Kerajaan Tarumanegara.

Keberadaan Candi Jiwa menjadi bukti bahwa peradaban Indonesia telah berkembang sejak zaman dahulu. Candi ini menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan agama tanah air. Selain itu, juga menjadi warisan budaya yang perlu kita lestarikan.

Kompleks Candi Batujaya, yang terdapat Candi Jiwa, merupakan sebuah situs bersejarah luar biasa. Dalam kompleks ini, terdapat 46 titik candi tersebar di area yang luas. Masih ada kemungkinan ada candi-candi baru sekitar kompleks. 

Beberapa candi masih terpendam dalam tanah dan menunggu untuk digali.

Meskipun terdapat banyak candi dalam kompleks ini, hanya beberapa yang terkenal dan telah pemerintah pugar. Candi-candi tersebut adalah:

  • Candi Batujaya I atau Candi Jiwa
  • Candi Batujaya V atau Candi Blandongan 
  • Lalu, Candi Serut atau Batujaya VII
  • Candi Batujaya VIII atau Candi Sumur

Sejarah Penamaan Candi Jiwa yang Penuh Misteri

Candi yang juga terkenal sebagai Candi Batujaya I ini memiliki sejarah penamaan cukup mistis. 

Menurut penduduk setempat, dulunya terdapat gundukan tanah yang menutupi candi ini. Ketika kambing-kambing melewati gundukan tersebut, mereka mati tanpa sebab yang jelas. Hal ini membuat masyarakat sekitar percaya bahwa tempat tersebut memiliki “jiwa” yang kuat, sehingga bernama Candi Jiwa.

Baca Juga: Pantai Pelangi Karawang, Dikelilingi Warung-Warung Ikan Bakar

Versi lain menyebutkan bahwa nama “Jiwa” berasal dari kata “Syiwa”, salah satu dewa dalam agama Hindu. 

Pengaruh aksen Sunda diduga mengubah penyebutan “Syiwa” menjadi “Jiwa” seiring waktu. Namun, teori ini meragukan karena beberapa penemuan menunjukkan bahwa candi tersebut lebih identik dengan peninggalan agama Buddha.

Hingga saat ini, asal-usul nama Candi Jiwa Karawang masih menjadi misteri. Terlepas dari sejarahnya, tetap menjadi situs bersejarah yang penting dan menarik untuk dipelajari.

Mahakarya Buddha di Atas Bunga Teratai

Candi yang berbentuk persegi dengan arsitektur unik menyerupai bunga teratai ini diperkirakan merupakan peninggalan agama Buddha.

Bangunan candi ini memiliki tinggi 4,7 meter dan diameter 19 meter. Pada bagian tengahnya terdapat bekas bangunan berbentuk lingkaran sebagai tempat patung Buddha. 

Candi ini tidak memiliki tangga, menunjukkan bahwa dulunya candi ini mungkin memiliki stupa Buddha pada bagian atas.

Berdasarkan penelitian, candi ini dahulu dikelilingi oleh air, layaknya bunga teratai yang mengapung pada permukaan danau. Hal ini diperkuat dengan nama Desa Segaran, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “laut, telaga atau danau”.

Baca Juga: Curug Cigentis Karawang Tawarkan Mata Air Jernih Pegunungan

Candi Jiwa Karawang menjadi bukti mahakarya arsitektur dan spiritualitas Buddha pada masanya. Pemugaran yang terjadi sejak tahun 1997 telah mengembalikan kemegahan candi ini, menjadikannya situs sejarah menarik untuk wisatawan kunjungi. (R10/HR-Online)

Ribuan Belatung Serang Kios di Pasar Cisurupan Garut, Ternyata Ini Penyebabnya

Geger! Ribuan Belatung Serang Kios di Pasar Cisurupan Garut, Ternyata Ini Penyebabnya

harapanrakyat.com,- Ribuan belatung tiba-tiba menyerang sejumlah kios yang ada di pasar tradisional Cisurupan Garut, Jawa Barat, sejak beberapa hari ini. Tentu belatung-belatung ukuran jumbo...
Guru Honorer di Ciamis Rakit Kendaraan Prototipe dengan Konsep Mobil Tamiya Bermesin Motor

Kreatif, Guru Honorer di Ciamis Rakit Kendaraan Prototipe dengan Konsep Mobil Tamiya Bermesin Motor

harapanrakyat.com,- Sungguh kreatif, Gio Subroto Kusuma (29) pemuda asal Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, merakit kendaraan prototipe dengan konsep mobil tamiya...
Peringatan May Day, Disnaker Sebut Situasi di Ciamis Kondusif

Peringatan May Day, Disnaker Sebut Situasi di Ciamis Kondusif

harapanrakyat.com,- Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menyebut jika peringatan May Day atau Hari Buruh Internasional pada Kamis 1 Mei 2025 berjalan...
Dedi Mulyadi Wawancara Kepsek SMAN 1 Cikarang Utara, Terkuak Latar Belakang Aura Cinta

Dedi Mulyadi Wawancara Kepsek SMAN 1 Cikarang Utara, Terkuak Latar Belakang Aura Cinta

harapanrakyat.com,- Sosok Aura Cinta tengah menjadi perbincangan publik setelah videonya bersama Dedi Mulyadi tersebar luas di media sosial. Gadis ini dikenal kritis dan berani...
Nanang Permana Jadi Keynote Speaker Talkshow Kejamiyyahan PD Pemuda Persis Ciamis

Nanang Permana Jadi Keynote Speaker Talkshow Kejamiyyahan PD Pemuda Persis Ciamis

harapanrakyat.com,- Ketua DPRD Ciamis, Jawa Barat, H. Nanang Permana MH menjadi keynote speaker dalam Talkshow Kejamiyyahan yang dilaksanakan PD Pemuda Persis Kabupaten Ciamis, Kamis...
Korban Keracunan MBG di Rajapolah Tasikmalaya

Siswa Korban Keracunan MBG di Rajapolah Tasikmalaya Terus Bertambah, Satu Orang Dirujuk ke RS

harapanrakyat.com,- Siswa korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat terus bertambah. Hingga Kamis (1/5/2025) malam, jumlah korban mencapai...