Haritsah bin Suraqah merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Sahabat Rasulullah SAW ini meninggal dunia sebagai syahid di usianya yang masih belia. Meski masih kecil, namun ada banyak keteladanan yang bisa umat muslim ambil dan jadikan contoh darinya.
Baca Juga: Rafi bin Malik dari Suku Khazraj yang Masuk Islam Pertama Kali
Selain itu, sahabat Rasulullah SAW ini juga kerap membuat orang-orang di sekitarnya merasa bahagia. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri senantiasa tersenyum ketika bersamanya.
Haritsah bin Suraqah Ingin Mati Syahid
Sebenarnya ia adalah umat muslim yang berasal dari kalangan sahabat Anshar. Dalam suatu kisah, ia pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Dari pertemuan tersebut, Rasulullah SAW menanyakan kabarnya. Ia lantas menyebut bahwa keadaannya pada pagi hari ini memperlihatkan bahwa ia benar-benar jadi seorang mukmin.
Rasulullah SAW pun memintanya untuk membuktikan apa yang ia ucapkan. Ia lantas menyebut bahwa jiwanya sudah jemu dengan dunia.
Haritsah bin Suraqah sering bangun untuk ibadah di malam hari dan puasa saat siang harinya. Bahkan ia seperti sedang berhadapan dengan Arsy Allah.
Ia melihat ahli surga saling berkunjung. Begitu pula dengan ahli neraka yang tampak menjerit-jerit. Rasulullah SAW pun tersenyum setelah mendengar perkataannya.
Dari pertemuan tersebut, ia juga ingin Rasulullah SAW mendoakannya agar bisa syahid. Nabi Muhammad SAW lantas mendoakannya.
Syahid di Perang Badar
Ia termasuk salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mengikuti Perang Badar. Sebenarnya Nabi Muhammad SAW tidak mengharuskan kaum muslimin seperti halnya kalangan Anshar untuk ikut bergabung
Akan tetapi, di Perang Badar untuk menghadang kafilah dagang Mekah ini justru diikuti oleh banyak kaum Anshar. Di dalamnya juga ada Haritsah bin Suraqah.
Selama peperangan berlangsung, kaum Muhajirin hanya ingin mengambil ganti harta kekayaan yang mereka tinggalkan di Mekkah dan jadi harta rampasan kaum kafir Quraisy. Akan tetapi, Abu Sufyan bin Harb dan kafilah dagangnya bisa lolos.
Karena hal itu, kaum muslimin langsung berhadapan dengan pasukan kaum kafir Mekah. Kaum kafir ini dipimpin oleh Abu Jahal.
Kaum kafir tersebut memiliki kekuatan yang lebih besar dan pasukan lebih banyak. Kendati demikian, kaum Muhajirin maupun Anshar tidak gentar melawannya.
Saat peperangan berlangsung, Haritsah bin Suraqah sengaja keluar untuk melihatnya. Akan tetapi, ada panah yang mengenai tenggorokannya.
Saat itu ia memang sedang minum. Panah ini yang membuatnya mati terbunuh.
Jadi Penghuni Surga Firdaus
Mengetahui anak kecil tersebut tewas, Anas bin Malik memberitahukannya kepada ibunya. Sang ibu lantas mendatangi Rasulullah SAW dan menanyakan apakah anaknya masuk surga.
Baca Juga: Kisah Abdullah Dzul Bijadain, Sahabat Nabi yang Setia
Nabi Muhammad SAW pun menyebutkan bahwa sahabat kecilnya tersebut ada di surga firdaus. Mendengar penjelasan Rasulullah SAW ini, sang ibu tentu berbahagia.
Walau hatinya sangat sakit karena melihat anaknya meninggal dalam pertempuran, namun ia juga merasa bahwa Haritsah bin Suraqah beruntung bisa mendapatkan surga tertinggi. Ibu yang bernama Ummu Rubayyi’ ini memang memiliki keimanan tinggi sehingga mampu bersikap demikian.
Berkaitan dengan Perang Badar sendiri, kaum muslimin berhasil memenangkannya atas izin dari Allah SWT. Hal ini sangatlah mengejutkan sekaligus jadi bukti kekuasaan Allah SWT sebab persiapannya kurang dan jumlah pasukan juga sedikit.
Keteladanan Haritsah bin Suraqah
Meski usianya masih kecil, namun umat muslim bisa menemukan banyak keteladanan dari sosoknya. Adapun beberapa keteladanan yang bisa jadi contoh bagi umat muslim yakni sebagai berikut.
Ceria dan Berpikiran Positif
Salah satu keteladanan yang bisa kita ketahui dari sosok sahabat kecil Nabi Muhammad SAW ini yakni senantiasa ceria. Haritsah bin Suraqah juga selalu berpikiran positif. Hal inilah yang membuat Nabi Muhammad SAW maupun orang-orang yang ada di sekitarnya merasa bahagia.
Cinta Akhirat
Sahabat Rasulullah SAW ini juga memiliki keteladanan yakni cinta akhirat daripada dunia. Hal ini terlihat dari sikapnya yang rajin ibadah, baik malam maupun siang hari. Bahkan ia ingin mati syahid.
Baca Juga: Khuzaimah Bin Tsabit, Sahabat Nabi Bergelar Dza al-Syahadatain
Dari uraian di atas, bisa kita ketahui bagaimana kisah Haritsah bin Suraqah. Sahabat Nabi Muhammad SAW yang mati syahid di usia belia ini memiliki banyak keteladanan. Umat muslim perlu menjadikannya sebagai contoh atau inspirasi. (R10/HR-Online)