harapanrakyat.com,- Upaya menekan angka stunting di Kabupaten Sumedang, KKN mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), Jawa Barat, menggelar kegiatan pelatihan pembuatan kue kering (kuker) berbahan dasar daun kelor kepada masyarakat di Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Sumedang.
Pelatihan yang berlangsung tanggal 8-10 Juni lalu itu dilatar belakangi dengan permasalahan yang ada di Kabupaten Sumedang. Diketahui Sumedang sebagai kabupaten dengan jumlah stunting tertinggi di Jawa Barat.
Dalam pelatihan ini, mahasiswa KKN LLDIKTI UMTAS juga menyajikan berbagai materi. Mulai dari upaya pencegahan stunting melalui pengolahan daun kelor, packaging sebagai upaya personal branding dan pemasaran. Serta pemberdayaan masyarakat dengan pelatihan pembuatan kuker.
Pemateri dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Pembukaan pelatihan pembuatan kuker ini diawali dengan pemaparan materi tentang daun kelor sebagai bahan yang bermanfaat untuk pencegahan stunting.
Pemateri pertama Fifi Fitriyah Afifah, mahasiswa Prodi S1 Keperawatan, memaparkan mengenai daun kelor sebagai salah satu bahan alternatif dalam upaya pencegahan stunting.
Ia menjelaskan, di Makassar tanaman daun kelor digunakan sebagai obat untuk ibu hamil, upaya pemenuhan gizi yang cukup. Serta sebagai PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada anak.
Kemudian, Salsabila Nurfitri, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Informasi, menyampaikan materi selanjutnya tentang packaging. Pelatihan packaging ini sebagai upaya personal branding dari produk yang nantinya akan dibuat.
Baca Juga: Mahasiswa Muhammadiyah di Kota Banjar Gelar Aksi Kemanusiaan Galang Donasi Palestina
Salsabila menyebutkan, packaging memiliki pengaruh pada branding, serta nilai jual suatu produk. Ketika pengemasan bisa menyesuaikan pasar, maka suatu produk akan memiliki nilai dan dapat bersaing di hati konsumen dan pembeli.
“Oleh karena itu, perlu pengemasan yang menarik dan kedap udara selama penyimpanan,” kata Salsabila.
Selanjutnya, dalam praktek pembuatan kuker berbahan daun kelor ini dipandu oleh beberapa mahasiswa KKN LLDIKTI Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
Mereka adalah Cinta Putri Mutiara Sinuraya, mahasiswa Prodi Teknologi Informasi, Rahma Fadila, mahasiswa Prodi Pendidikan Guru SD, dan Gini Nurwidiyanti, mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling.
Para mahasiswa tersebut menerangkan mengenai tahapan-tahapan dalam proses pembuatan kuker berbahan daun kelor. Mulai dari persiapan bahan dan alat, sampai ke proses akhir pemanggangan hingga kuker tersebut jadi.
Dengan adanya PTMGRMD di Desa Ciptasari diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang angka stunting di Kabupaten Sumedang.
Sehingga Sumedang akan menjadi New Zero Stunting pada tahun ini. Sekaligus menurunkan jumlah angka Miskin Ekstrim dengan meningkatkan ekonomi masyarakat di desa tersebut.
Kades Ciptasari Apresiasi Kegiatan Mahasiswa UMTAS
Baca Juga: Stunting Bikin Anak-Anak di Kota Tasikmalaya Derita Penyakit Jantung Bawaan
Sementara itu, Kepala Desa Ciptasari Iis Leniawati, mengapresiasi mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah mengadakan pelatihan tersebut.
Ia mengatakan, permasalahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang salah satunya angka stunting yang masih tinggi, dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pelatihan ini dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan yang ada.
“Saya berpesan kepada masyarakat Desa Ciptasari, hasil dari pelatihan ini dapat memberikan bekal untuk terus konsisten bersama pemerintah dalam upaya penekanan angka stunting, kemiskinan. Serta meningkatkan kesejarahan masyarakat yang belum merata,” ungkap Iis.
Menurutnya, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah dengan Catur Darma-nya, yaitu Pendidikan, Penelitian, Pengabdian masyarakat. Dan Al-Islam keMuhammadiyahan selalu konsisten dan berupaya berperan aktif dalam berbagai kegiatan bagi masyarakat.
Kegiatan pelatihan juga mendapat apresiasi dari masyarakat, termasuk ibu ibu kader Desa Ciptasari. Mereka antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
“Harapan saya sebagai masyarakat, semoga dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan semangat baru untuk terus berupaya bersama-sama dalam persoalan stunting. Serta memotivasi untuk lebih produktif lagi kedepannya dengan terus konsisten mempraktekkan hasil pelatihan ini nantinya,” kata Resti, salah seorang kader Desa Ciptasari.
Baca Juga: Atasi Potensi Stunting, KWT di Cimahi Inovasi Olah Makanan Berbahan Pakcoy
Kegiatan pelatihan yang digelar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya itu ditutup dengan pemberian bantuan berupa alat dan bahan sebagai bekal masyarakat. Nantinya bantuan ini bisa dimanfaatkan untuk proses pembuatan produk makanan kuker berbahan daun kelor. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)