harapanrakyat.com,- Akademisi dan Pengamat Pemerintahan, Sidik Firmadi, memberikan tanggapan perihal keberadaan air Situ Leutik yang hingga kini belum bermanfaat terhadap area sawah tadah hujan milik petani di wilayah Desa Cibeureum, Kota Banjar, Jawa Barat,
Sidik mengatakan, permasalahan jumlah debit air Situ leutik yang dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan air untuk lahan pertanian itu perlu disikapi secara serius oleh pemerintah Kota Banjar.
Hal itu supaya para petani yang ada di wilayah tersebut dapat terhindar dari dampak kekeringan. Menurutnya, kekeringan sangat berimbas pada menurunnya produksi hasil panen padi terutama saat musim kemarau.
Terlebih keberadaan Situ Leutik sudah cukup lama dan sejauh ini belum memberikan dampak positif bagi pertanian sebagaimana awal perencanaan pembangunan.
“Ini perlu disikapi secara serius oleh pemerintah kota Banjar supaya petani bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian mereka,” kata Sidik kepada harapanrakyat.com, Kamis (6/6/2024).
Baca Juga: Situ Leutik Kota Banjar untuk Embung Sawah Tadah Hujan, Kini Hanya Jadi Mimpi Petani
Lanjutnya menyebut, kesempatan memaksimalkan fungsi Situ Leutik sebagai sumber air bagi pertanian menurutnya terbuka lebar. Apalagi dengan pembangunan bendungan Leuwi Keris yang lokasinya tidak jauh dari wilayah Kota Banjar.
Hanya saja untuk menangkap peluang tersebut perlu upaya kerja keras dan pemerintah Kota Banjar. Pemkot mulai saat ini harus menyusun anggaran untuk membuat atau memperbaiki saluran irigasi sebagai sarana pendukung.
“Kemudian perlu membangun saluran khusus untuk mengalirkan air dari bendung Leuwi Keris menuju Situ Leutik,” kata Sidik.
Menurutnya hal itu sangat penting dan harus dilakukan oleh pemerintah kota Banjar jika memang betul-betul ingin menyejahterakan para petani.
“Terakhir saya berharap kepada pemerintah Kota Banjar untuk mulai melakukan kerja-kerja yang lebih inovatif. Membuat terobosan untuk kesejahteraan masyarakat Kota Banjar,” kata Sidik.
“Jangan hanya melaksanakan rutinitas formal dan dengan alasan anggaran yang terbatas,” ujar Akademisi Universitas Siliwangi Tasikmalaya tersebut menambahkan.
Situ Leutik Belum Bermanfaat untuk Petani Kota Banjar dan Tanggapan DKP3
Sebelumnya, warga Desa Cibeureum, Abdurrahman, meminta pemerintah kota Banjar mengoptimalkan keberadaan Situ Leutik untuk mengairi persawahan tadah hujan di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, Yoyon Cuhyon menanggapi terkait harapan petani di Desa Cibeureum tersebut dan menindaklanjuti hal itu.
Menurutnya uuntuk dapat mengairi area persawahan warga di wilayah tersebut sekarang ini masih perlu dilakukan revitalisasi. Tujuannya untuk ketersediaan air dan distribusi irigasi yang ada di lokasi tersebut.
Baca Juga: Air Situ Leutik Kota Banjar Disebut Tak Cukup untuk Sawah Tadah Hujan, Menunggu Leuwikeris
“Harapan tentu seperti misi awal pembangunan Situ Leutik yaitu untuk mengairi sawah sekitar. Namun sekarang perlu direvitalisasi untuk ketersediaan air dan distribusi irigasinya,” singkat Yoyon. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)