harapanrakyat.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyorot kasus sodomi yang dilakukan oleh oknum guru di Garut, Jawa Barat. Ketua KPAI Daerah Tasikmalaya menyebut, kasus ini tengah ditangani oleh pihaknya dan akan memberikan pendampingan terhadap para korban.
Oknum guru SD di Kecamatan Peundey Garut, Jawa Barat, yang melakukan sodomi terhadap para muridnya, menemui babak baru. KPAI turun tangan menangani para korban dan akan memberikan rehabilitasi agar korban tak menjadi pelaku di kemudian hari.
Ketua KPAI Daerah Tasikmalaya, yang memiliki cakupan wilayah kerja sampai Garut, menyatakan, pihaknya besok Kamis (1/8/2024) akan mendatangi para korban.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara percis, apakah korban sering dilecehkan oknum guru atau hanya baru pertama kali. Selain itu, KPAI akan menanggung seluruh rehabilitasi para korban agar tak trauma berkepanjangan.
Baca Juga: Guru SD Sodomi Murid di Garut, Inisiator Perbub Anti LGBT Sebut Pemda Tak Peka Urus Moral
“Monitor, besok kita akan menemui para korban. Kita menerima informasi dari Pemerintah Desa, termasuk petugas kami yang memang melaporkan. Kami juga sudah komunikasi dengan Polres Garut juga sudah membenarkan, pelaku juga sudah diamankan sehingga kita akan terkonsentrasi kepada pemulihan anak secara menyeluruh,” kata Ato Rinanto, Ketua KPAID Tasikmalaya, Rabu (31/7/2024) saat dihubungi.
Selain mendampingi pemulihan korban, KPAI juga akan mendalami motif pelaku. Apakah pelaku ini merupakan dulunya sebagai korban, atau seperti apa.
“Kita juga wajib mendalami motif pelaku, apakah dia juga pernah jadi korban sebelumnya atau seperti apa. Mencari tahu memberikan edukasi kepada masyarakat apakah ada korban lain, yang kita khawatirkan ketika penanganan ini tidak tuntas maka di kemudian hari korban akan menjadi pelaku,” tambahnya.
Laporan yang diterima KPAI jumlah korban sodomi di Garut, mencapai 8 anak di bawah umur. Namun pihaknya menduga masih ada lagi korban lain, sehingga penanganannya perlu hati-hati dan ekstra sabar.
“Masih 8 korban, tetapi dari tim yang diturunkan diperkirakan korbannya terus bertambah,” katanya.
Kasus Sodomi Guru di Garut, Korban Perlu Pemulihan Secara Utuh
Penanganan dan pemulihan korban perlu dilakukan secara tuntas atas kasus ini, pasalnya dari sekian banyak kasus, korban yang tak tertangani pemulihan secara utuh maka di kemudian hari bisa saja menjadi pelaku.
“Berdasarkan pengalaman kami apabila korban tidak ditangani secara tuntas, maka korban ini 70 persen, korban ini di kemudian hari bisa jadi pelaku. Oleh kita wajib dicermati seksama jika tidak dituntaskan secara rehab maka bahayanya bisa jadi pelaku. Kita wajib mendalami si pelaku juga agar kooperatif,” katanya.
Ato meyebut, orang tua korban harus optimis, korban bisa benar-benar sembuh dari trauma insiden memilukan tersebut. Apalagi dengan cara metode yang dimiliki KPAI dan ketekunan seluruh pihak.
Baca Juga: Cerita Pilu Keluarga Korban Sodomi Oknum Guru di Garut, Anak Sering Mengeluh Sakit
“Bisa sembuh, karena jika diibaratkan ikan didera penyakit maka bukan hanya ikannya saja yang harus diobati, tetapi airnya harus dikuras, aquariumnya harus dibersihkan, sirkulasinya harus dibersihkan, artinya dorongan keluarga itu menjadi penting,” tutupnya. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)