Minggu, Mei 4, 2025
BerandaBerita TerbaruSerangan Udara Pertama TNI-AU terhadap Markas Belanda 1947

Serangan Udara Pertama TNI-AU terhadap Markas Belanda 1947

Serangan udara pertama TNI-AU terhadap markas Belanda tidak pernah dilupakan dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 29 Juli 1947. Karena hal itu, tanggal tersebut jadi Hari Bhakti TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara).

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Larantuka, Asal Usul dan Peninggalannya

Sebagai peristiwa penting sekaligus hari monumental, tentu perlu mengenal sejarahnya secara lebih mendalam. Dengan begitu, bisa mengetahui apa penyebab, dampak dan hal-hal lainnya yang terkait peristiwa tersebut.

Serangan Udara Pertama TNI-AU terhadap Markas Belanda dalam Sejarah Indonesia

Tanggal 29 Juli 1947 silam ada operasi udara pertama yang TNI-AU lakukan terhadap kedudukan Belanda. Hal ini terjadi saat Perang Revolusi Kemerdekaan.

Saat itu TNI-AU masih bernama AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Peristiwa Perang Revolusi Kemerdekaan sendiri membuat sejumlah pahlawan AURI gugur.

Pahlawan tersebut seperti halnya Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Opsir Muda Udara I Adisumarmo dan Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto. Jasa pahlawan tersebut tidak bisa dilupakan begitu saja.

Oleh karena itu, nama ketiganya jadi nama 3 bandara. Bandara tersebut ada di Solo, Malang dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penyebab Serangan Udara 

Rupanya berlangsungnya serangan udara pertama TNI-AU terhadap markas Belanda bukan tanpa alasan. Ada pemicunya sehingga AURI melakukan serangan udara.

Operasi ini terjadi sebagai bentuk serangan balasan dari AURI kepada Belanda. Belanda tanggal 21 Juli 1947 melakukan Agresi Militer I.

Hal ini ada kaitannya dengan Perjanjian Linggarjati pada 15 Oktober 1946. Perjanjian tersebut merugikan pemerintah Indonesia.

Dalam perjanjian memang ada salah satu poin yang menguntungkan Indonesia yakni pengakuan Indonesia atas Sumatera dan Jawa. Kendati demikian, Belanda masih memiliki kekuatan yang besar di daerah Jawa.

Pasukan Belanda pun berusaha menghancurkan kedaulatan Indonesia. Di Agresi Militer I, Belanda berhasil menguasai sebagian besar pos penting yang ada di Sumatera, Madura, hingga Jawa.

Dalam Agresi Militer I ini, Belanda memang tak henti-hentinya menghancurkan pangkalan udara yang ada di Indonesia. Tercatat hanya Lapangan Udara Maguwo di Jogja saja yang selamat.

Kronologi Serangan Udara 

Karena penyebab tersebut, AURI memberikan balasan dengan menyerang markas Belanda yang ada di Semarang, Ambarawa dan Salatiga. Serangan ini melibatkan sejumlah pesawat.

Salah satunya yaitu pesawat pengebom ringan (Guntei). Lalu juga ada dua pesawat Cureng yang tidak lain merupakan pesawat latih dengan sayap ganda bekas penjajahan Jepang.

Baca Juga: Pasukan Siliwangi Menumpas PKI pada Pemberontakan Madiun

Untuk pilotnya, pesawat Guntei diterbangkan oleh Kadet Udara 1 Mulyono. Lalu untuk dua pesawat lainnya melibatkan Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit serta Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani.

Pesawat-pesawat tersebut dipasangi bom. Kemudian terbang meninggalkan Lapangan Udara Maguwo.

Untuk pesawat Guntei terbang ke Semarang dengan penembak Dulrahman. Lalu untuk pesawat Cureng dengan pilot Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit pergi ke Salatiga bersama penembak Sutarjo.

Sedangkan untuk pesawat Cureng satunya lagi bersama penembak Kaput pergi ke Ambarawa. Untuk menghindari serangan dari pesawat pemburu Belanda, kadet-kadet tersebut terbang rendah lantas mendarat dan menyembunyikan pesawatnya.

Walau memiliki banyak keterbatasan, namun serangan udara pertama TNI-AU terhadap markas Belanda berjalan lancar. Aksi ini pun sukses membuat mental Belanda jadi turun.

Dampak Serangan Udara 

Serangan balasan dari AURI menimbulkan dampak yang luar biasa. Salah satu dampaknya yaitu gugurnya tiga pahlawan yang sudah kita sebutkan tadi.

Pahlawan tersebut gugur saat berada di pesawat Dakota VT-CLA AURI. Pesawat ini terbang dari Singapura pada siang hari dengan membawa obat-obatan untuk kepentingan perjuangan.

Meski begitu, pesawat P-40 Kitty Hawk belanda menembakinya. Selain ketiga pahlawan AURI, korbannya juga kru dan sejumlah penumpang.

Hanya satu penumpangnya saja yang selamat dalam peristiwa tersebut. Ia adalah Abdulgani Handonotjokro.

Di sisi lain, serangan udara ini bisa meningkatkan semangat untuk melawan Belanda. Selain itu, perjuangan pahlawan juga perlu dikenang sepanjang masa.

Hal tersebut sebagaimana yang tertuang dalam akun Instagram @spotdirga. Tanpa jasa mereka, Indonesia tidak bisa merdeka seperti sekarang ini.

Baca Juga: Pertempuran Laut Cirebon, Penyerangan Kapal Angkatan Laut

Setelah simak uraian di atas, pasti bisa mengetahui bagaimana serangan udara pertama TNI-AU terhadap markas Belanda yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 silam. Adanya serangan balasan ini menandakan bahwa Indonesia tidak diam saja ketika ditindas oleh negara lainnya. (R10/HR-Online)

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Hujan meteor adalah salah satu fenomena astronomi memukau dan layak menjadi momen istimewa yang dinantikan semua orang. Salah satu fenomena yang bakal hadir sebentar...
Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

harapanrakyat.com,- Ribuan warga kompak mengikuti kegiatan jalan santai Sumedang Sehat. Jalan santai kolaborasi dengan komunitas "Sumedang Walkers" ini, mulai dari kawasan Lapangan Pusat Pemerintahan...
Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Jawa Barat, Citra Pitriyami, memiliki pendekatan tersendiri untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bukan mengirim ke barak militer atau TNI, namun pihaknya...
Duta Besar Belanda

Duta Besar Belanda Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Dukungan untuk Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 tak hanya datang dari masyarakat Indonesia saja, tapi juga dari Duta Besar Belanda, Marc Gerritsen....
Pedagang Pasar Subuh Ciamis Keluhkan Kondisi Jalan dan Trotoar yang Rusak, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

Pedagang Pasar Subuh Ciamis Keluhkan Kondisi Jalan dan Trotoar yang Rusak, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

harapanrakyat.com,- Sejumlah pedagang Pasar Manis Ciamis Blok Pasar Subuh, mengeluh kondisi jalan yang rusak dan berlubang. Kerusakan jalan maupun trotoar di Pasar Manis Ciamis,...
Bupati Sumedang

Dukung Pembinaan Siswa Nakal di Barak Militer, Bupati Sumedang: Solusi Solutif dari Gubernur Jabar

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengarahkan siswa bermasalah atau nakal untuk mendapatkan pembinaan...