harapanrakyat.com,- Pondok Pesantren Banyulana yang berada di Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Ciamis, Jawa Barat ini, sukses dalam budi daya melon premium. Bahkan, sekali panen itu bisa mencapai omset Rp 25 juta.
Melon premium yang ditanam lahan seluas kurang lebih 1 hektare ini, adalah varietas Sweet Net. Rasanya yang manis dan saat dimakan juga enak.
Baca Juga: Potensi Budidaya Tanaman Hidroponik di Kota Banjar, Pasar Luas Cuan Melimpah
Pimpinan Pondok Pesantren Banyulana Ciamis, KH Darif Haidarifan mengatakan, awalnya mulai menanam melon pada tahun 2021. Saat itu ada bantuan dari Bank Indonesia. Malah pertamanya itu, dirinya menanam cabai namun belum berhasil.
“Kenapa menanam cabai? karena waktu itu salah satu komoditas dan diprogramkan untuk mendongkrak inflasi. Tapi sayang belum berhasil,” katanya, Jumat (9/8/2024).
Perjalanan Pesantren Banyulana Ciamis dalam Budi Daya Melon Premium
Kemudian, lanjutnya, ada peluang untuk budi daya buah melon. Maka dari itu, barulah pihaknya mencoba menanam melon. Itu merupakan pertama kali dalam sejarah, walaupun dirinya pernah terpikirkan sebelumnya untuk menanam melon.
“Karena pada saat itu ada salah satu alumni dari Brebes, yang setelah pulang dari pondok, kemudian mencoba menanam melon. Dan ternyata berhasil serta lumayan menjanjikan,” ucapnya.
Darif menyebut, setelah adanya bimbingan dari Bank Indonesia selama satu tahun didampingi terus, akhirnya bisa budi daya melon termasuk jenis premium. Bahkan, secara teknis dalam penanaman buah melon ini, para santri juga sudah menguasai.
Lanjutnya menuturkan, bahwa dari awal pihaknya hanya memiliki satu green house. Namun saat ini sudah berkembang dan memiliki 3 green house.
“Karena buah melon ini trendnya sedang naik. Terutama untuk melon premium ini. Kenapa kita budi daya atau menanam melon premium? karena biaya produksinya lumayan tinggi, tapi harga jualnya juga lumayan tinggi, jadinya seimbang,” tuturnya.
Baca Juga: Budidaya Alpukat Aligator dari Bibit Unggul untuk Hasil Melimpah
Sementara untuk setiap green house, bisa menghasilkan melon bervariatif setiap kali panen, karena setiap green house itu beda-beda ukuran. Seperti di green house pertama, jika masa panen maka bisa menghasilkan kurang lebih mencapai 1 ton.
“Kemudian, green house kedua itu 1,3 ton, dan yang terakhir itu kurang lebih 5-7 kuintal. Karena green house ketiga itu ukurannya relatif kecil,” terangnya.
Pangsa Pasar Buah Melon
Darif mengatakan, untuk pemasaran hasil panen budi daya melon premium di pesantrennya, itu di pasar lokal saja. Karena menurutnya, saat ini momentum bagus di bulan Agustus, sehingga akan lebih menjanjikan kalau di pasarkan di lokal.
“Kalau dulu itu kita punya rekanan atau semacam pihak ketiga untuk ke swalayan. Namun saat ini sudah selesai kontrak, jadi kita saat ini untuk pasar lokal saja,” katanya.
Sedangkan untuk masa produksi buah melon premium, ia menjelaskan, bahwa hampir 3 bulan dari mulai proses penyemaian, tanam hingga panen. Maka dari itu, Darif membuat tiga green house supaya setiap bulan bisa panen.
“Kalau omset sendiri per bulan itu bisa mencapai Rp 25 juta,” jelasnya.
Baca Juga: Budidaya Ubi Cilembu, Peluang Usaha yang Menjanjikan
Selain budi daya melon premium, pihaknya juga menanam komoditas lainnya. Seperti cabai, kacang-kacangan hingga sayuran dan ada juga kolam ikan.
“Untuk yang mengelola dalam tanaman ini semuanya itu adalah para santri, jadi kita berdayakan mereka. Saya hanya mengawasi saja dan juga mengarahkan,” pungkasnya. (Ferry/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)